Tingkat pendidikan orang tua. Jenis pekerjaan orang tua

Menurut pendapat para sosiolog bahwa perbedaan dalam hal orientasi belajar berasal dari pandangan perbedaan kelas sosial. Kelas rendah mengalami kesulitan dalam hal memasuki dunia pendidikan dikarenakan biaya yang tinggi, kelas rendah cenderung untuk secepat mungkin untuk menyelesaikan pendidikannya karena semakin cepat pendidikannya selesai akan mengurangi pengeluaran dalam bidang pendidikan. Hal demikian akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini peneliti mengambil tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua sebagai faktor dari status sosial ekonomi.

1. Tingkat pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua mahasiswa yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya. Pada umumnya tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan atau jabatan seseorang.

2. Jenis pekerjaan orang tua

Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dapat digolongkan menjadi 9 golongan Spillane, 1982:14 dalam Yektiningsih, 2008 yaitu sebagai berikut : Golongan A terdiri dari mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil ABRI, pemilik perusahaantokopabrikperikanan, pemilik buscolt, penggarap tanah pengawas keamanan, petani pemilik tanah, peternak, tuan tanah. Golongan B terdiri dari buruh nelayan, petani kecil, penebang pohon. Golongan C terdiri ABRI Tamtama s.d. Bintara, Guru SD, kepala bagian, kepala kantor pos cabang, manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai badan hukum, pegawai negeri golongan Ia s.d Id, supervisorpengawas. Golongan D terdiri dari meninggal dunia, pensiunan, tak mempunyai pekerjaan tetap. Golongan E terdiri dari Guru SMP s.d. SMA, juru rawat, pekerja sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan II a s.d. d, perwira ABRI Letnan II, Letnan I dan Kapten, wartawan. Golongan F terdiri dari buruh tidak tetap, petani penyewa, tukangpenarik becak. Golongan G terdiri dari ahli hukum, ahli ilmu tanahahli ukur tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosenguru besar, gubernur, insiyur, kepala kantor pos pusat, kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan IIIa ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI mayor s.d. jenderal, walikotabupati. Golongan H terdiri dari pembantu, pedagang keliling, tukang cuci. Golongan I terdiri dari artisseniman, buruh tetap, montir, pandai besiemasperak, penjahit, penjaga, sopir buscolt, tukang kayu, tukang listrik, tukang mesin. Menurut Biro pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis. a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber ukuran dari penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidakbelum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok b. Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidunya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

3. Tingkat pendapatan