2. Jenis-jenis perilaku penundaan.
Berdasarkan tujuan melakukan perilaku penundaan procrastination, Ferrari 1991 dalam Paramita, 2003 membagi
prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan dysfunctional procrastination.
Functional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan akurat. Bentuk penundaan ini memandang suatu tugas harus dikerjakan secara sempurna walaupun
mereka harus melewati waktu yang optimal yang seharusnya dimulai, sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik. Dysfunctional
procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Bentuk penundaan
ini tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi procrastinator maupun orang lain. Penundaan ini dapat menimbulakan masalah bila
procrastinator tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan menunda tersebut.
3. Perilaku penundaan akademik.
Ferrari, Johnson dan McCown 1995 dalan Yazinta, 2008 secara lebih jelas membedakan pokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu
prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non- akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal
yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sedangkan prokratinasi non-akademik adalah penundaan yang
dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan tugas-tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor.
Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada perilaku penundaan procrastination berdasar pada jenis tugasnya yakni perilaku penundaan
akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik Ferrari, dkk.,1995
dalam Yazinta, 2008. Ellis dan Knaus 1977 dalam Yazinta, 2008 juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70 mahasiswa melakukan
prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam akademik. Salomon Rothblum 1989 dalam Yazinta, 2008 menyatakan
terdapat lima area akademik yang merupakan unsur-unsur prokrastinasi
akademik yaitu:
a. Tugas mengarang: meliputi tugas akademik menulis makalah laporan,
skripsi dan paper b.
Belajar dalam menghadapi ujian: meliputi belajar dalam rangka mempersiapkan kuis, ujian midsemester ataupun ujian akhir
c. Membaca buku penunjang: meliputi tugas mencari dan membaca buku
referensi utama maupun buku referensi pendukung d.
Tugas administratif: meliputi tugas-tugas administratif seperti mengembalikan buku ke perpustakaan, membayar spp, melakukan daftar
ulang heregestrasi, menyalin catatan dan lain-lain
e. Kinerja akademik secara keseluruhan: meliputi usaha dalam
menyelesaikan tugas akademik secara keseluruhan. Salomon Rothblum menemukan dari keenam unsur akademik
tersebut di atas, tugas mengarang merupakan tugas yang sering ditunda penyelesaiannya yaitu sebesar 46, membaca buku referensi 30 dan
27,6 untuk belajar ujian.
4. Karakteristik perilaku penundaan akademik.