Perilaku penundaan procrastination penyusunan skripsi pada

tergolong muda tidak lagi menggantungkan dirinya dengan orang tua atau dikatakan lebih mandiri. Pada usia yang tergolong muda tersebut,Mahasiswa sudah bisa mengendalikan diri karena Mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat, orang tua maupun diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Syafriman dalam Kurnia: 2008,yang menyatakan usia yang tergolong muda dalam rentang usia 17- 25 tahun, merupakan usia yang sudah matang dalam menentukan sikap dan perilakunya sebagaimana halnya orang dewasa.

3. Perilaku penundaan procrastination penyusunan skripsi pada

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku penundaan procrastination pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi. Penolakan hipotesis ini didasarkan pada uji hipotesis menunjukkan hasil χ 2 hitung = 7,588 pada pada taraf signifikansi α=0,05 dan df = 5-13-1,tampak bahwa nilai χ 2 tabel =15,507 lebih besar. Besarnya tingkat perbedaan perilaku penundaan procrastination penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin adalah 0,379 dan dikategorikan rendah. Menurut peneliti, tidak ada perbedaan tersebut dikarenakan program-program studi yang diteliti termasuk dalam jurusan yang sama sehingga prosedur penyusunan skripsi tidak jauh berbeda bahkan hampir sama untuk ketiga program studi tersebut. Akan berbeda halnya apabila yang diteliti adalah program studi dari fakultas yang berbeda karena setiap fakultas lebih menunjukkan disiplin ilmu yang berbeda. Faktor lain yang mempengaruhi tidak adanya perbedaan perilaku penundaan procrastination adala tenaga pengajar. Faktor tenaga pengajar yang dimaksud disini adalah dosen pembimbing skripsi. Berkaitan dengan dosen pembimbing, walaupun mahasiswa sudah menyelesaikan skripsinya jauh hari sebelumnya atau menyelesaikan satu bagian skripsi sesuai dengan jadwal yang telah dibuat namun apabila dosen pembimbing tidak bisa melakukan koreksi terhadap skripsi yang telah dibuat mahasiswa karena kesibukan dosen yang bersangkutan maka hal itu juga mempengaruhi perilaku penundaan prorastination penyusunan skrispi oleh mahasiswa diluar kendali mahasiswa tersebut. Rata-rata beban mengajar dosen menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi tentang beban kerja dosen adalah minimal 12 sks dan maksimal 16 sks perminggu, namun banyak dosen yang beban mengajarnya lebih dari 16 sks perminggu. Selain mengajar dosen juga mempunyai pekerjaan lain yang berkaitan dengan tugasnya seperti membuat modul, silabus, dll. Hal ini membuat dosen sulit untuk ditemui karena kesibukan mereka. Walaupun mahasiswa dari suatu prodi rajin untuk mengerjakan skripsinya dan mereka telah memiliki target untuk menyelesaikan skripsinya sesuai