meninggal. Berarti sebuah novel pada umumnya memaparkan tentang kehidupan manusia dan segala permasalahannya, lingkungan dan kondisi sosial yang terdapat di sekitar
pengarang.
2.3.2. Setting Dalam Novel The Harsh Cry of The Heron
2.3.2.1.Setting tempat, waktu dan Sosial Setting dan latar yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216.
Unsur-unsur latar dapat dibedakan ke dalam unsur pokok yaitu : 1.
Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat0tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
2. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan
dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.
3. Latar Sosial
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya juga dalam Novel “The Harsh Cry of The Heron” terdapat ruang lingkup tempat dan waktu sebagai wahana para tokohnya mengalami berbagai pengalaman dalam
hidupnya. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam novel “The Harsh Cry of The Heron” ini seluruhnya terjadi di Jepang dan berlangsung pada awal abad 17 sampai akhir abad 18.
Pada awal abad 17-18 akhir, di Jepang sedang terjadi perebutan kekuasaan antar klan atau kaum samurai. Klan terkuat akan berusaha menguasai klan yang lain. Sama halnya
yang dilakukan oleh lida Sadamu yang tega membantai kaum heiden kaum dimana Takeo tinggal sampai masa remajanya. Novel ini secara keseluruhan menggambarkan perjalanan
hidup seorang samurai bernama Takeo dari awal hidupnya terpisah dengan keluarganya, sampai kepada keputusannya meneruskan perjuangan Otori Shigeru dalam menguasai tiga
wilayah besar di Jepang yang dikenal pada saat ini dengan sebutan wilayah Tiga Negara. Meskipun banyak cobaan hidup yang dialami oleh Takeo, seperti pengkhianatan yang
dilakukan oleh orang yang dipercayainya, bahkan istrinya pun ikut memusuhi dan membencinya. Namun setelah beberapa waktu ia bermeditasi di kuil, ia mengalami
pencerahan dan perbedaan pada dirinya. Akhirnya Takeo dapat melalui cobaan hidupnya dengan tenang.
2.3.3. Pendekatan Semiotik, Sosiologi, Historis pada Novel