Rencana Kawasan Industri GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1.1

Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-9 2 Kegiatan perkantoran yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-50 orang diarahkan pada kawasan perdagangan dan jasa yang sekurang-kurangnya dilayani jalan lokal sekunder. 3 Kegiatan perkantoran yang memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari diatas 50 orang diarahkan pada kawasan perdagangan dan jasa dengan pelayanan jalan sekurang-kurangnya kolektor sekunder.

5. Rencana Kawasan Industri

Kawasan Industri, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan-kegiatan di bidang industri seperti pabrik dan pergudangan. Dalam RTRW Kota Semarang 2010-2030 pengembangan kawasan industri lebih dibatasi, hal ini sesuai dengan visi Kota Semarang yang akan lebih mengedepankan pengembangan sektor tersier perdagangan dan jasa sebagai penopang utama perekonomian kota. Kawasan industri direncanakan di BWK III Kawasan industri dan pergudangan Tanjung Emas, BWK IV Genuk, BWK X Kawasan Industri Tugu dan Mijen. Kegiatan industri diprioritaskan untuk pengembangan industri modern dengan kadar polusi rendah. Rencana sebaran industri Kota Semarang adalah sebagai berikut; a. Kawasan Industri Genuk Kawasan ini direncanakan untuk yang berskala besar, menengah, dan kecil. Areal yang direncanakan adalah seluas ± 1000 ha. Pertimbangan bahwa kawasan ini dapat dikembangkan karena didukung oleh letak yang berdekatan dengan pelabuhan laut, pergudangan dan pusat perdagangan. Selain dilalui jalan raya penghubung Jakarta- Surabaya yang merupakan jalur radial Kota Semarang, kawasan ini juga dekat dengan wilayah tenaga kerja Genuk dan Sayung dan arah angin tidak menuju ke pusat kota. b. Kawasan Industri Tugu Direncanakan sebagai Kawasan Industrial Estate, dengan areal seluas ± 795,09 ha. Penetapan kawasan ini sebagai Industrial Estate didukung oleh kedekatannya dengan wilayah tenaga kerja dan areal promosi PRPP. Selain itu kondisi tanahnya lebih matang daripada Genuk. c. Kawasan Industri Candi Direncanakan sebagai Kawasan Industrial Estate seluas ± 912,04 ha. Penetapan kawasan ini didukung oleh kedekatannya dengan wilayah tenaga kerja dan areal promosi Jawa Tengah, Pelabuhan, dan Jalan arteri termasuk jalan Tol. d. Kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas Direncanakan sebagai Kawasan Industrial Estate beserta pergudangan yang sangat dekat dengan prasarana pelabuhan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-10 e. Kawasan Industri Mijen Direncanakan sebagai satu kesatuan dengan pengembangan Kota Baru Mijen yaitu areal seluas ± 75 ha, jenis industri yang akan dikembangkan adalah industri nonpolutif rendah polusi baik polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah dan industri berteknologi tinggi. Kawasan ini perlu didukung akses langsung ke Pelabuhan Laut Tanjung Emas, sebagai pintu keluar pemasaran produk industri dengan tujuan pasar internasional dan jaringan jalan yang memiliki akses tinggi, yang berfungsi sebagai arteri primer. f. Kawasan Industri Pedurungan Kawasan industri ini tidak dikembangkan menjadi kawasan industri yang besar, hanya memanfaatkan potensi strategis Jalan Majapahit dan aglomerasi dengan sebaran yang ada di Mranggen. Luas kawasan industri di Pedurungan 57,63 Ha. Arahan pemanfaatan ruang kawasan industri adalah : a. Pembangunan Kawasan Industri dilakukan secara terpadu dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan radius jarak dan tingkat pencemaran yang dapat ditimbulkan serta upaya-upaya pencegahan pencemaran terhadap kawasan di sekitarnya; b. Pada pembangunan industri berupa industripergudangan estate, perusahaan pembangunan industri wajib menyiapkan prasarana lingkungan, utilitas umum, bangunan perumahan untuk pekerja dan fasilitas sosial dengan proporsi 40 empat puluh persen dari keseluruhan luas lahan dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah; c. Pembangunan industri harus memperhatikan kebutuhan luas lahan, jenis-jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik yang harus tersedia parkir, ruang terbuka hijau, ruang pedagang kaki lima, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, kemudahan pencapaian dan kelancaran sirkulasi lalu lintas dari dan menuju lokasi; d. Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan industri harus disertai dengan upaya-upaya terpadu dalam mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari penyusunan AMDAL, Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan UKL dan UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan SPPL, penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, dan disertai dengan pengawasan oleh Pemerintah Daerah secara intensif terhadap kegiatan industri yang dilaksanakan. e. Dalam setiap unit kegiatan industri, pengusaha harus menyediakan lahan dikavling industrinya untuk penghijauan sebagai filter udara dan peneduh; f. Lokasi-lokasi industri terpisah individual yang masih berada di luar kawasan industri dan terindikasi atau berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan akan direlokasi secara bertahap ke kawasan-kawasan yang direncanakan sebagai kawasan industri, sedangkan lokasi Industri kecil dan Rumah tangga dapat berada di kawasan perumahan sejauh tidak mengganggu fungsi lingkungan hunian. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-11

6. Rencana Kawasan Olah raga