Fokus Kesejahteraan Sosial RKPD Tahun 2012

Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-19 Laju inflasi Kota Semarang pada tahun 2010 mencapai angka sebesar 7,11. Inflasi Kota Semarang lebih tinggi dibanding dengan laju inflasi nasional yang hanya sebesar 6,96 . Hal ini menggambarkan bahwa pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup tinggi terhadap barang dan jasa. Kenaikan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro nasional yang tidak menentu akibat dari kondisi musim hujan yang berkepanjangan dan bencana alam yang terjadi di berbagai daerah. PDRB per Kapita Peningkatan laju pertumbuhan PDRB diikuti dengan kenaikan pendapatan perkapita, pada tahun 2010 PDRB per kapita Kota Semarang berdasarkan atas harga berlaku 2006- 2010 sebesar Rp. 28.714.898,16 atau mengalami peningkatan sebesar 11,79 dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 25.686.935,17 Sedangkan berdasarkan harga konstan pada tahun 2010 sebesar Rp. 14.070.531,56 mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang hanya sebesar Rp. 13.478.411,08. Hal tersebut menggambarkan bahwa rata-rata pendapatan yang dihasilkan penduduk selama satu tahun mengalami peningkatan. Indeks Gini Indeks gini adalah ukuran ketimpangan ekonomi dalam pendapatan distribusi yang ditentukan dengan koefisien gini rasio antara 0 - 1 0 dan 1, semakin rendah koefisien gini maka pendapatan pada suatu wilayahdaerah semakin merata. Kategori ketimpangan tinggi apabila indeks gini besar dari 0,5 dan kategori rendah dengan indeks gini dibawah 0,5 tinggi 0,5 dan rendah 0,5. Indeks gini rasio Kota Semarang pada tahun 2010 sebesar 0,29 atau sama dengan tahun sebelumnya, hal ini menggambarkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan termasuk dalam kategori rendah.

B. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar sosial masyarakat lainnya. Kondisi pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2010 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut : Pendidikan Pembangunan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator pendidikan antara lain Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Murni APM, Angka Putus Sekolah APS, angka kelulusan serta angka melanjutkan pada masing-masing jenjang pendidikan. Kondisi pembangunan pendidikan sampai dengan tahun 2010 dilihat dari beberapa indikator pendidikan mengalami penurunan. Angka partisipasi sekolah pada semua jenjang pendidikan mengalami penurunan kecuali pendidikan SMPMTsPaket B yang mengalami peningkatan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-20 Namun apabila dilihat dari angka kelulusan dan angka melanjutkan sekolah pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding tahun 2009. Angka kelulusan untuk jenjang pendidikan SDMI sebesar 99,91, atau sama dengan tahun 2009, SMPMTs sebesar 96,28 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 94,01 dan untuk jenjang pendidikan SMASMKMA sebesar 98,01 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 82,90. Sedangkan angka melanjutkan sekolah pada masing- masing jenjang pendidikan juga mengalami peningkatan, pada tahun 2010 angka melanjutkan sekolah untuk SDMI ke SMPMTs sebesar 104,39 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 101,25, dan untuk jenjang pendidikan SMPMTs ke SMASMKMA sebesar 126,36 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 111,12. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Kota Semarang mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut juga diikuti dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik yang ditunjukkan oleh tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi S1D-IV pada tahun 2010 sebesar 71,40 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 70,30. Kesehatan Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari derajat kesehatan masyarakat yang meliputi indikator Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, dan Pravalensi Gizi buruk. Pada pembangunan kesehatan Aspek kesehatan Kota Semarang pada tahun 2010 mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat indikator bidang kesehatan yang menunjukkan menunjukan bahwa Usia Harapan Hidup UHH sebesar 72,15 Tahun, Angka kematian bayi AKB sebesar 16,82 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu AKI 73,8 per 1000, Angka Kematian Balita AKABA 20,31 per 1000 dan angka pravalensi Gizi Buruk sebesar 0,05. Sedangkan untuk incident rate DBD per 100.000 penduduk pada tahun 2009 mencapai angka 262,1 dan meskipun Angka ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 360,8 tetapi masih harus dilakukan upaya-upaya yang lebih gencar untuk lebih bisa menurunkannya. Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sampai dengan tahun 2010 angka kemiskinan di Kota Semarang tercatat sebesar 398.009 jiwa atau sebesar 26,41 dari jumlah penduduk Kota Semarang. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2009 yang sebesar 491.747 jiwa 33,16. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kota Semarang Tahun 2012 II-21 Kepemilikan tanah Berdasarkan sumber dari Kantor Pertanahan Kota Semarang tahun 2010, persentase luas lahan bersertifikat yang tercatat di Kota Semarang mencapai angka rasio 72,8 , sedangkan untuk rasio kepemilikan tanah mencapai 40,30. Dilihat dari jumlah kepemilikan tanah yang mempunyai sertifikat, menggambarkan bahwa sebagian besar kepemilikan hak atas tanah lahan di Kota Semarang belum memperoleh legalitas ataupun masih dikuasai oleh mayarakat yang tinggal di luar Kota Semarang. Kesempatan Kerja Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Jumlah angkatan kerja di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 709.464 orang dengan jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK sebesar 64,75. Sedangkan jumlah pengangguran berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang Tahun 2009 tercatat sebesar 107.333 orang survey pengangguran tahun 2009. Angka Kriminalitas Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas. Sampai dengan tahun 2010 rasio kriminalitas Kota Semarang tercatat sebesar 0,07 atau sama dengan tahun sebelumnya. Angka kriminalitas pada suatu daerah semakin rendah menggambarkan tingginya rasa aman masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Tingkat kriminalitas di Kota Semarang selama lima tahun terakhir termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi dikalangan masyarat yang aman, nyaman dan tentram tidak adanya gejolak di masyarakat.

C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga