4.7.2 Produksi Kokon dan Juvenil Cacing Tanah
Produksi kokon dan juvenil cacing tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan tanah dan jenis cacing tanah. Pontoscolex corethrurus memproduksi
kokon tertinggi pada media tanah hutan P2 di hari ke 50 25,80 butir, sedangkan Pheretima sp. P3 tidak memproduksi kokon sama sekali Gambar 11;
Lampiran 8. Hal ini diduga karena Pheretima sp. mengalami penurunan berat tubuh di setiap harinya, selanjutnya Lee 1985 menyatakan bahwa Pheretima sp.
termasuk kelompok anesik yang memiliki laju reproduksi tergolong lambat.
Gambar 11 . Produksi kokon cacing tanah P. corethrurus pada media tanah hutan
sekunder P2 dan tanah agroforestri kopi K2. Kondisi media yang mendukung bagi pertumbuhan berat tubuh cacing
akan mendukung bagi reproduksi cacing tersebut Bhattacharjee Chaudhuri 2002, perbedaan jenis media serta perbedaan spesies cacing tanah mempengaruhi
produksi kokon Edward Lofty 1977 dan energi yang digunakan cacing tanah untuk reproduksi tergantung pada kualitas pakannya Dominguez et al. 2000.
Menurut Bhattacharjee Chaudari 2002, dibutuhkan energi bagi cacing tanah untuk memproduksi kokon, namun ketika kokon tidak diproduksi lagi maka
energi digunakan untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Rata-rata produksi juvenil P. corethrurus pada media tanah hutan P2 dan
agroforestri kopi K2 diperoleh pada hari 40 dengan nilai tertinggi pada media tanah hutan 2,40 ind Gambar 12; Lampiran 8. Hal ini karena media tanah
P2 K2
Universitas Sumatera Utara
hutan memiliki kandungan organik yang lebih baik dibanding media tanah agroforestri kopi, sehingga mendukung untuk reproduksi cacing tersebut. Jumlah
juvenil yang dihasilkan pada setiap media ditentukan oleh jumlah kokon yang mampu menetas dan kondisi media yang mendukung bagi kehidupan cacing tanah
tersebut. Menurut Bhattacharjee Chaudari 2002 masa inkubasi kokon cacing tanah berbeda berdasar tipe ekologinya, cacing tanah epigeik mempunyai masa
inkubasi 13 - 14 hari, cacing tanah endogeik 15 hari dan cacing tanah anesik memiliki masa yang panjang, yaitu 110 hari.
Gambar 12 . Produksi juvenil cacing tanah P. corethrurus pada media tanah hutan
sekunder P2 dan tanah agroforestri kopi K2. Kokon dan juvenil yang dihasilkan P. corethrurus mengindikasikan bahwa
kondisi media sesuai bagi pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nath 2012 di perkebunan karet Tripura India mengenai pertumbuhan dan reproduksi
P. corethrurus pada berbagai media campuran pasir dan tanah dengan bahan organik berupa daun karet, daun bambu dan kotoran sapi memperoleh kokon dan
juvenil di hari ke 45.
4.8 Faktor Fisik Kimia Media Percobaan 4.8.1 Suhu