Dewi 2007, diperoleh bahwa meningkatnya intensitas penggunaan lahan akan menurunkan ukuran tubuh cacing penggali tanah Ponthoscolex corenthrurus.
Peningkatan intensitas pengelolaan lahan menyebabkan biodiversitas makrofauna tanah semakin menurun Sugiyarto 2009, namun hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dewi 2007 di Sumber Jaya, diperoleh diversitas dan kerapatan populasi cacing tanah di agroforestri berbasis kopi lebih banyak dari
pada yang dijumpai di hutan, tetapi ukuran biomasanya lebih kecil dari yang dijumpai di hutan. Biodiversitas cacing di lahan agroforestri kopi meningkat
karena adanya beberapa spesies eksotis seperti P. corethrurus yang mungkin masuk terbawa selama kegiatan, misalnya melalui bibit, pemupukan organik dan
sebagainya. Beberapa spesies native hutan seperti Metaphire javanica yang berukuran besar menghilang.
2.3 Parameter Fisik dan Kimia Tanah
Kualitas tanah dapat dimonitor secara fisika suhu dan kelembaban, kimia pH dan bahan organik dan biologi USDA 1996. Kualitas tanah menunjukkan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah yang berperan dalam menyediakan kondisi untuk pertumbuhan tanaman, aktivitas biologi dan mengatur aliran air
Maftu’ah et al. 2005.
a. Suhu
Suhu tanah dipengaruhi oleh curah hujan, kondisi iklim dan tutupan vegetasi yang ada pada tanah tersebut. Tutupan vegetasi yang rapat akan menghalangi cahaya
matahari secara langsung menembus tanah yang pada akhirnya akan mempengaruhi suhu tanah Hairiah et al. 2004b. Suhu tanah mempengaruhi
distribusi cacing di dalam profil tanah Hanafiah et al. 2005. Suhu sangat mempengaruhi aktifitas pertumbuhan, metabolisme, respirasi
dan reproduksi cacing tanah. Setiap jenis cacing tanah memiliki temperatur yang berbeda untuk kelangsungan hidupnya. Periode pertumbuhan mulai dari
penetasan sampai pada dewasa juga tergantung pada temperatur tanah Edward Lofty 1977. Kisaran suhu optimum cacing L.rubellus 15-18
°
C, L. terrestris ± 10
°
C, sedangkan kondisi yang sesuai untuk aktivitas cacing tanah
Universitas Sumatera Utara
di permukaan tanah pada waktu malam hari ketika suhu tidak melebihi 10,5
°
C Wallwork 1970.
b. Kelembaban
Kelembaban tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan Lubis 1989. Cacing tanah mengandung air 75 – 90 dari berat tubuhnya Minnich 1977,
Lubis 1989, sehingga kelembaban adalah faktor pembatas utama bagi pertumbuhan cacing tanah Handayanto Hairiah 2007. Cacing tanah selalu
hidup dekat dengan sumber makanannya pada kondisi yang lembab Hairiah et al. 2004a. Laju pertumbuhan cacing tanah tertinggi terdapat pada
kelembaban 75 Gunadi et al. 2003. Kebutuhan cacing tanah terhadap kelembaban tanah berbeda pada tiap
spesies. Kelembaban tanah yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah akan mengakibatkan kematian bagi cacing tanah. Pada kelembaban terlalu tinggi,
cacing tanah berwarna pucat dan kemudian mati, sedangkan pada kelembaban terlalu rendah, cacing tanah akan masuk kedalam tanah dan berhenti makan yang
kemudian mati Lubis 1989.
c. pH