PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 3 1.3 Tujuan 3 1.4 Hipotesis 4 1.5 Manfaat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cacing Tanah 5 2.1.1 Ekologi cacing Tanah 6 2.2 Hutan dan Agroforestri 8 2.3 Parameter Fisik dan Kimia Tanah 11 2.4 Peranan Cacing Tanah 13

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat 15 3.2 Deskripsi Lokasi 15 3.3 Metode Penelitian 16 3.3.1 Populasi Cacing Tanah 16 3.3.2 Peranan Jenis Cacing Tanah Bioindikator 16 3.4 Prosedur Penelitian 17 3.5 Pengukuran Sifat Fisik dan Kimia Tanah 19 3.6 Analisis Data 19 3.6.1 Populasi Cacing Tanah 19 3.6.2 Peranan Jenis Cacing Tanah Bioindikator 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Cacing Tanah yang Ditemukan 21

4.2 Populasi Cacing Tanah

25

4.3 Kelompok Ekologi Cacing Tanah

27

4.4 Jenis Cacing Tanah Bioindikator

28 4.5 Faktor Fisik Kimia Tanah Hutan Sekunder dan Agroforestri Kopi 29 Universitas Sumatera Utara

4.5 Faktor Fisik Kimia Tanah Hutan Sekunder dan Agroforestri Kopi

29 4.6 Hubungan Cacing Tanah dan Faktor Fisik Kimia Tanah Hutan Sekunder dan Agroforestri Kopi 31 4.7 Respon Pertumbuhan Cacing Tanah pada Media Percobaan 32 4.7.1 Berat dan Panjang Tubuh Cacing Tanah 32 4.7.2 Produksi Kokon dan Juvenil Cacing Tanah 35 4.8 Faktor Fisik Kimia Media Percobaan 36 4.8.1 Suhu 36 4.8.2 Kelembaban 37 4.8.3 pH 38 4.9 Analisis Unsur Hara Tanah Media Percobaan 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

42

5.2 Saran

42 DAFTAR PUSTAKA 43 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL No Judul Halaman 1 Perlakuan peranan jenis cacing tanah bioindikator pada tanah hutan sekunder dan agroforestri kopi 17 2 Parameter sifat fisik kimia tanah 19 3 Jumlah individu genus dan spesies cacing tanah pada dua lokasi penelitian 25 4 Cacing tanah yang ditemukan pada dua lokasi penelitian 25 5 Kepadatan spesies K, kepadatan relatif KR dan frekuensi kehadiran FK cacing tanah yang ditemukan pada dua lokasi penelitian 27 6 Kepadatan spesies K, kepadatan relatif KR dan frekuensi kehadiran FK kelompok ekologi cacing tanah yang ditemukan pada dua lokasi penelitian 28 7 Kepadatan relatif KR, frekuensi kehadiran FK dan jenis bioindikator cacing tanah yang ditemukan pada dua lokasi penelitian 29 8 Faktor fisik kimia tanah pada dua lokasi penelitian 29 9 Korelasi Pearson antara jumlah individu cacing tanah dengan faktor fisik kimia lapangan 31 10 Suhu °C pada berbagai media percobaan sampai hari ke 60 37 11 Kelembaban pada berbagai media percobaan sampai hari ke 60 38 12 pH pada berbagai media percobaan sampai hari ke 60 39 13 Kandungan unsur hara tanah pada berbagai media percobaan 40 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman 1 Morfologi cacing tanah 5 2 Gambaran lokasi penelitian: hutan sekunder a, agroforestri kopi b 16 3 Peletakan plot pengambilan sampel cacing tanah 17 4 Cacing Amynthas sp.: morfologi tubuh a, prostomium tipe epilobus b, klitelum berbentuk annular c 21 5 Cacing Peryonix sp.: morfologi tubuh a, prostomium tipe epilobus b, klitelum berbentuk sadel c 22 6 Cacing Pheretima sp.: morfologi tubuh a, prostomium tipe epilobus b, klitelum berbentuk annular c 23 7 Cacing P. corethrurus: morfologi tubuh a, prostomium tipe prolobus b, klitelum berbentuk sadel c 24 8 Berat tubuh cacing tanah mgind pada media tanah hutan sekunder dengan P. corethrurus P2, Pheretima sp. P3 dan tanah agroforestri kopi dengan P. corethrurus K2 selama 60 hari 32 9 Panjang tubuh cacing tanah mmind pada media tanah hutan sekunder dengan P. corethrurus P2, Pheretima sp P3 dan tanah agroforestri kopi dengan P. corethrurus K2 selama 60 hari 33 10 Regresi linier antara berat mgind dan panjang tubuh cacing tanah mmind, yaitu P2 a, P3 b dan K2 c 34 11 Produksi kokon cacing tanah P. corethrurus pada media tanah hutan sekunder P2 dan tanah agroforestri kopi K2 35 12 Produksi juvenil cacing tanah P. corethrurus pada media tanah hutan sekunder P2 dan tanah agroforestri kopi K2 36 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN No Judul Halaman 1 Diagram alur penelitian 49 2 Peta lokasi penelitian 50 3 Foto kerja 51 4 Analisis unsur hara tanah di lapangan 53 5 Analisis korelasi Pearson cacing tanah dan faktor fisik kimia tanah hutan sekunder dan agroforestri kopi 54 6 Berat dan panjang tubuh cacing tanah 55 7 Analisis regresi linier berat dengan panjang tubuh cacing tanah 56 8 Rata-rata produksi kokon dan juvenil cacing tanah 57 9 Analisi unsur hara tanah media percobaan di laboratorium 58 Universitas Sumatera Utara KAJIAN JENIS CACING TANAH SEBAGAI BIOINDIKATOR DI HUTAN SEKUNDER DAN AGROFORESTRI KOPI DESA KUTAGUGUNG KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO ABSTRAK Penelitian mengenai cacing tanah sebagai bioindikator, populasi cacing tanah, respon pertumbuhan cacing tanah dan peranannya dalam merubah unsur hara tanah telah dilakukan di hutan sekunder dan agroforestri kopi. Penentuan lokasi menggunakan metode purposive random sampling dengan plot kuadrat 25 x 25 cm, 15 plot pada tiap lokasi. Sampel tanah dan cacing tanah dari tiap plot diuji sebagai berikut: P1 = kontrol tanpa perlakuan, P2 = Pontoscolex corethrurus, P3 = Pheretima sp. pada hutan sekunder dan K1 = kontrol tanpa perlakuan, K2 = Pontoscolex corethrurus pada agroforestri kopi. Amynthas sp., Pheretima sp. dan Pontoscolex corethrurus ditemukan pada tiap lokasi, sedangkan Peryonix sp. hanya ditemukan di agroforestri kopi. Kepadatan populasi tertinggi terdapat di agroforestri kopi 283,73 indm 2 . Jenis cacing tanah bioindikator di hutan sekunder, yaitu Pontoscolex corethrurus dengan nilai kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran 60,81 , 60 , secara berurutan dan Pheretima sp. dengan nilai kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran 36,49 , 53 , secara berurutan. Pontoscolex corethrurus juga merupakan jenis cacing tanah bioindikator di agroforestri kopi dengan nilai kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran 91,73 , 100 , secara berurutan. Respon pertumbuhan, produksi kokon dan juvenil tertinggi terdapat pada P2. Pengaruh berat terhadap panjang tubuh tertinggi diperoleh pada K2. Nilai unsur hara tanah terbaik pada P2, P3 dan K2. Kata kunci : Agroforestri kopi, bioindikator, cacing tanah, hutan sekunder. Universitas Sumatera Utara STUDY OF EARTHWORM AS A BIOINDICATOR IN SECONDARY FORESTS AND COFFEE AGROFORESTRY IN KUTAGUGUNG VILLAGE DISTRICT NAMAN TERAN KARO ABSTRACT An experiment has been conducted to determine the types of earthworm as a bioindicator, the population of earthworm, the growth response of earthworm and its role in changing soil nutrient on either secondary forest or coffee agroforestry. The study site was settled through purposive random sampling where square plots 25 x 25 cm were located with 15 replications for each. From all plots, earthworm and soil then sampled and treated as follow: P1 = untreated controlled, P2 = Pontoscolex corethrurus, P3 = Pheretima sp. on secondary forest and K1 = untreated controlled, K2 = Pontoscolex corethrurus on coffee agroforestry. Of all species, Amynthas sp., Pheretima sp. and Pontoscolex corethrurus were present in both locations, while Peryonix sp. was only found in coffee agroforestry. The result indicated that the highest population density was found in coffee agroforestry 283,73 indm 2 . In secondary forest and coffee agroforestry, Pontoscolex corethrurus was determined as a bioindicator earthworm with relative density and occurrent frequency 60,81 , 60 , respectively and Pheretima sp. with relative density and occurrent frequency 36,49 , 53 , respectively. In coffee agroforestry Pontoscolex corethrurus also determined as a bioindicator earthworm with relative density and occurrent frequency 91,73 , 100 , respectively. Growth response that produced cocoon and juvenile was highest on P2. The effect of body weight on length was highest on K2. The best soil nutrient of all media was indicated on P2, P3 and K2. Keywords : Bioindicator, coffee agroforestry, earthworms, secondary forests. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN