Deskripsi Lokasi Hutan sekunder Agroforestri kopi Prosedur Penelitian a. Pengambilan Sampel Cacing Tanah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel cacing tanah untuk populasi cacing tanah dilakukan pada bulan Januari 2013. Tempat pengambilan sampel cacing tanah dan tanah di lahan hutan sekunder dan agroforestri kopi di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo Lampiran 2. Analisis sampel cacing tanah dan aplikasi peranan jenis cacing tanah bioindikator terhadap kesuburan tanah dilakukan pada bulan Februari – Mei 2013 di Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3.2 Deskripsi Lokasi

Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo berada di sekitar 98°25’ Bujur Timur dan 03°12’ Lintang Utara. Luas wilayah kecamatan Naman Teran adalah 87,82 Km 2 atau 4,13 dari total luas Kabupaten Karo. Kecamatan Merdeka terletak di sebelah Timur dan Kecamatan Tiganderket di sebelah Barat. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang, sedangkan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat dan Payung BPS Kabupaten Karo 2012b.

a. Hutan sekunder

Hutan sekunder berada pada koordinat N 03°11’29,8’’ dan E 098°23’16,4” Gambar 2. Hutan sekunder terletak di kaki Gunung Sinabung pada ketinggian 1400 - 1500 mdpl. Terdapat beberapa tumbuhan pohon di lokasi hutan sekunder ini, yaitu anggota famili Lauraceae Neocinnamomum sp. dan Litsea sp., Fagaceae Castanopsis sp. dan Lithocarpus sp., Myrtaceae Eugenia sp., Euphorbiaceae Macaranga tanaria, Anacardiaceae Buchanania sp., Clusiaceae Universitas Sumatera Utara Garcinia sp., Moraceae Ficus sp. dan Rubiaceae Urophyllum sp.. Tanah agak kasar, berwarna hitam pekat dan agak lembab.

b. Agroforestri kopi

Agroforestri kopi berada pada koordinat N 03°11’39,5” dan E 098°23’25,6”, dengan luas lahan 100x100 m 2 Gambar 2. Lokasi agroforestri terletak di bawah hutan sekunder pada ketinggian 1300 - 1400 mdpl. Agroforestri ini ditanam pohon kopi jenis Coffea arabica berumur 10 tahun. Lapisan serasah hanya terdapat di bawah naungan pohon kopi. Tanah berupa tanah kasar, berwarna coklat kehitaman dan agak kering. a b Gambar 2 . Gambaran lokasi penelitian: hutan sekunder a, agroforestri kopi b 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Populasi Cacing Tanah Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive Random Sampling pada hutan sekunder dan agroforestri kopi. Plot dibuat secara acak menggunakan metode kuadrat dan pengambilan sampel cacing tanah dilakukan dengan Metode Sortir Tangan Hand Sorting Bignell et al. 2008.

3.3.2 Peranan Jenis Cacing Tanah Bioindikator

Kajian mengenai peranan jenis cacing tanah bioindikator di lahan hutan sekunder dan agroforestri kopi dilakukan menggunakan jenis cacing tanah yang termasuk kelompok bioindikator, yaitu yang mendapatkan spesiesjenis nilai KR 10 dan FK 25 Suin 1997 dengan 3 perlakuan menggunakan tanah hutan Universitas Sumatera Utara sekunder dan 2 perlakuan menggunakan tanah agroforetstri kopi. Masing-masing perlakuan dengan 5 kali ulangan Tabel 1 . Tabel 1 . Perlakuan peranan jenis cacing tanah bioindikator pada tanah hutan sekunder dan agroforestri kopi Hutan Sekunder Agroforestri Kopi P1 = Tanah + serasah Kontrol K1 = Tanah + serasah Kontrol P2 = Tanah + serasah + cacing tanah A K2 = Tanah + serasah + cacing tanah A P3 = Tanah + serasah + cacing tanah B Cacing tanah A = Pontoscolex corethrurus, cacing tanah B = Pheretima sp.

3.4 Prosedur Penelitian a. Pengambilan Sampel Cacing Tanah

Pengambilan sampel cacing tanah dilakukan pada pukul 06.00 - 09.00 WIB. Pada masing-masing areal dibuat sebanyak 15 plot menggunakan bingkai besi berukuran 25 x 25 cm, dengan jarak antara setiap kuadrat 10 m Huising et al. 2008 Gambar 3. Tanah dari tiap kuadrat diambil menggunakan cangkul hingga kedalaman 20 cm dan dimasukkan ke dalam goni. Selanjutnya tanah langsung disortir untuk mendapatkan cacing tanah. Cacing tanah yang didapat, dikumpulkan dan dibersihkan dengan air serta dihitung jumlahnya, kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel dan diawetkan dengan alkohol 70, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi, dihitung jumlah individu dari masing-masing jenis yang didapat Lampiran 3. Gambar 3 .Peletakan plot pengambilan sampel cacing tanah

b. Identifikasi Spesies Cacing Tanah