Sistem Pemilu Pemilu dan Sistem Pemilu

umum, maka keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan sebagai energi demokrasi itu sendiri. Pemilihan umum dengan makna demokrasinya adalah tempat berkompetisinya partai politik yang secara umum dapat menjadi tempat pembelajaran bagi elit dan komponen bangsa lainnya. Selain itu, pemilihan umum juga terkait dengan peran serta masyarakat dalam memberikan dukungan kepada kandidat dan partai politik yang ada. 39

1.5.5.1. Sistem Pemilu

Di negara-negara yang demokratis pemilihan umum merupakan alat untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta mempengaruhi kebijak- sanaan pemerintah dan sistem politik yang brelaku. Dengan hal itu pula, pemilih- an tetaplah merupakan partisipasi politik rakyat. Penyelenggaraan pemilihan umum Pemilu merupakan unsur yang harus ada dalam pemerintahan demokrasi. Pemilihan umum di negara demokrasi dapat dipandang sebagai awal dari paradigma demokrasi. Di samping unsur pemilihan umum, di negara demokrasi juga harus ada unsur pertanggungjawaban kekuasaan. Secara umum ada dua sistem pelaksanaan pemilihan umum yang dipakai yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Distrik

Sistem ini diselanggarakan berdasarkan lokasi daerah pemilihan, dalam arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah ditentukan. Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu sudah tentu banyaknya jumlah suara yang 39 Ibid., hal.16. Universitas Sumatera Utara terbuang di satu pihak tetapi malah menguntungkan pihak yang renggang penduduknya. Biasanya satu distrik hanya di wakili oleh seorang wakil saja single member consistuency. Keuntungan lain dari pelaksanaan sistem distrik adalah layanan terhadap konstituen, dalam hal ini anggota-anggota lokal berada dalam dewan terutama untuk mewakili distrik yang memilih mereka dan membawa keuntungan untuk serta melayani distrik tersebut. Mayoritas negara-negara berkembang, misalnya layanan lokal sangat diperlukan untuk jalan raya, pemeliharaan kesehatan dan sebagainya. Oleh sebab itu muncul argumentasi yang mengatakan bahwa seorang anggota dewan yang mewakili kepentingan suatu distrik lebih penting daripada seseorang yang kesetiaan utamanya diberikan kepada partainya sendiri.

2. Sistem Proporsional

Sistem ini didasari oleh jumlah penduduk yang akan menjadi peserta pemilu. Misalnya setiap 400.000 penduduk pemilih memperoleh 1 wakil suara berimbang, sedangkan yang dipilih adalah kelompok orang yang diajukan kontestan pemilu. Jumlah kursi yang diperoleh sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh. Wilayah negara dibagi-bagi ke dalam daerah-daerah tetapi batas- batasnya lebih besar daripada batas sistem distrik. Kelebihan suara dari jatah satu kursi bisa dikompensasikan dengan kelebihan daerah lain. Terkadang, dikombinasikan dengan sistem daftar list system, dimana daftar calon disusun berdasarkan peringkat. Universitas Sumatera Utara

1.5.5.2. Pemilihan Kepala Daerah