Konsep Partisipasi Politik Partisipasi Politik

1.5.4.1. Konsep Partisipasi Politik

Konsep partisipasi politik menjadi penting pada masa demokrasi sekarang. Partisipasi politik dianggap sebagai prasyarat dari bangunan atau bekembangnya demokrasi. Menurut Sherman dan Kolker 1987, partisipasi politik merupakan jalan bagi massa untuk mempengaruhi atau mengontrol pemerintah. Sehingga dalam proses mempengaruhi dan mengontrol pemerintah itu, dapat dalam kelembagaan atau non kelembagaan. Weiner, mengemukakan terdapat lima penyebaba timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses politik, yaitu sebagai berikut: 34 1. Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik 2. Perubahan-perubahan struktur kelas. Masalah siapa yang berhak berpartisipasi dan pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi politik 3. Pengaruh kaum intelektual dan komunikais massa modern. Ide demokratisasi partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru sebelum mereka mengembangkan modernisasi dan industrialisasi yang cukup matang 4. Konflik antar kelompok pemimpin politik. Jika timbul konflik antar elit, maka yang dicari adalah dukungan rakyat. Terjadi perjuangan kelas menantang melawan kaum aristokrat yang menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak pilih rakyat 34 Budi Suryadi, S.Sos., M.Si., Sosiologi Politik, Yogjakarta, IRCiSoD, 2007, hal. 128 Universitas Sumatera Utara 5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisasi akan kesemptan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik. Kategori partisipasi politik menurut Milbrath sebagai berikut: 1. Kegitan gladiator meliput i: a. Memegang jabatan publik atau partai b. Menjadi calon pejabat c. Menghimpun dana politik d. Menjadi anggota aktif suatu partai e. Menyisihkan waktu untuk kampanye politik 2. Kegiatan transisi meliputi: a. Mengikuti rapat atau pawai politik b. Memberi dukungan dana partai atau calon c. Jumpa pejabat publik atau pemimpin politik 3. kegiatan monoton meliput i: a. Memakai simbolidentitaspartaiorganisasi politik b. Mengajak orang untuk memilih c. Menyelenggarakan diskusi politik d. Memberi suara 4. Kegiatan apatismasa bodoh Faktor-faktor yang mempengaruhi pastisipasi politik seseorang adalah: 1. kesadaran politik, yaitu kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara Universitas Sumatera Utara 2. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut terhadap pemimpinnya. Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik yaitu: 35 1. Partisipasi politik aktif jika kesadaran dan keprcayaan politik yang tinggi 2. Patisipasi politik apatis jika kesadaran dan kepercayaan politik yang rendah 3. Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan kepercayaan politiknya tinggi 4. Partisipasi politik militan radikal jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan kepercayaan politiknya rendah.

1.5.4.2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik