Motif- motif ukiran Mehendi Makna-makna ukiran Mehendi

ditengah-tengah masyarakat sama halnya dengan fenomena Mehendi yang saat ini telah menjadi popular ditengah-tengah masyarakat pada umumnya. Ada 4 empat gaya ukiran mehendi yang berbeda, antara lain : 1. Gaya Timur Tengah, pola yang digunakan adalah motif bunga seperti lukisan Arab. 2. Gaya Afrika Utara, pola yang digunakan mengikuti bentuk tangan dan kaki dengan motif bunga. 3. Gaya India dan Pakistan, pola yang digunakan adalah garis-garis. 4. Gaya Indonesia dan Asia Selatan, pola yang digunakan merupakan gabungan dari gaya Timur Tengah dan India. Jenis gaya ukiran Mehendi yang paling terkenal dan lebih banyak digunakan adalah jenis Mehendi dan gaya Arab, India, Pakistan dan Afrika.

3.2.3. Motif- motif ukiran Mehendi

Dewasa ini seni mentatokan henna semakin diminati orang karena keunikan dan beragam motif yang bisa diterapkan, bukan hanya motif-motif klasik saja yang dapat dibuat tetapi semakin berkembangnya zaman semakin berkembangnya juga motif-motif yang dihasilkan. Bukan hanya motif-motif klasik yang memenuhi bagian tangan dan kaki yang hanya berupa ukiran titik-titik tetapi sekarang sudah banyak desain–desain yang lebih baru dan lebih modern. Contoh motif yang ditawarkan sangat beragam dan banyak yang lebih baru dan lebih modern seperti motif bunga, dedaunan, kupu-kupu , motif etnik bahkan ada juga desain Mehendi yang mengukirkan nama-nama pengantin yang disembunyikan dalam ukiran Mehendi serta gambar-gambar tradisional yang Universitas Sumatera Utara popular yang digunakan dalam desain Mehendi seperti gambar burung merak yang merupakan burung nasional India, bunga teratai, dan seekor gajah dengan batang dibangkitkan yang juga dianggap merupakan lambang keberuntungan. Foto 19 Foto 20 Foto 21 Foto 22 Universitas Sumatera Utara Foto 23 Foto 24 Foto 25 Foto 26 Universitas Sumatera Utara Foto 27 Foto 28 Foto 29 Foto 30 Universitas Sumatera Utara Foto 31 Foto 32 Foto 33 Foto 34

3.2.4. Makna-makna ukiran Mehendi

Bagi adat orang India yang berasal dari leluhur Mahendi memiliki arti dimana agar pada saat pernikahan terhindar dari segala pengaruh hal-hal yang jahat yang dapat mempengaruhi pesta pernikahan dan juga karena henna atau bahan untuk membuat tato Mehendi ini dianggap memiliki berkat atau Universitas Sumatera Utara keberuntungan, kebahagiaan dan juga memiliki nilai keindahan. Oleh sebab itu tradisi ini masih dijaga dan dipertahankan hingga saat ini bagi warga keturunan India dimanapun berada. Para pengantin biasanya memiliki pilihan dalam menentukan tato henna atau Mehendi yang akan digunakan pada saat acara resepsi pernikahan nantinya. Apakah mereka akan menerapkan India Mehendi atau Mehendi Arab. India Mehendi ini memiliki pola yang meliputi cukup banyak sebagian besar telapak tangan sedangkan pada pola Mehendi Arab hanya tertarik pada satu sisi tangan. Dalam setiap ukiran, bentuk, ataupun pola dari Mehendi sebenarnya tidak memilik arti khusus hanya bagi orang India desain gelap pada Mehendi memiliki arti sebagi tanda kerberuntungan bagi pasangan perkawinan, karena semakin gelap warna yang dihasilkan dalam ukiran Mehendi pada kulit semakin baik pulalah keberuntungan bagi setiap pasangan pengantin sebab warna gelap pada ukiran Mehendi dapat bertahan lebih lama dikulit sehingga keberuntungan yang dipercaya bagi pasangan pengantin yang memakainya akan semakin lama juga bertahan pada mereka. Berikut desain, motif atau ukiran Mehendi berdasarkan desain gelap dan kurang gelap : Universitas Sumatera Utara Desain gelap : Foto 35 Foto 36 Foto 37 Foto 38 Universitas Sumatera Utara Foto 39 Foto 40 Desain kurang gelap: Foto 41 Foto 42 Universitas Sumatera Utara Foto 43 Foto 44 Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya motif atau ukiran dan desain dari Mehendi yang kurang gelap dan gelap membentuk seperti burung merak, dimana corak ini merupakan burung nasional India dan juga corak atau ukiran seperti seekor gajah dengan batang dibangkitkan yang mana ukiran ini dianggap merupakan lambang keberuntungan karena gajah merupakan salah satu hewan yang dihormati bagi orang India Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERKEMBANGAN MEHENDI SEBAGAI TREN MASA KINI.