BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Medan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi juga berbagai etnis
pendatang seperti India, Tionghoa, dan Arab yang telah bermukim di Indonesia. Kemajemukan budaya yang terlihat di kota Medan, ditandai dengan adanya 13
etnis yang tinggal di kota Medan, yaitu : Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungan, Batak Pak-Pak, Nias, Aceh, Jawa, Minangkabau,
Cina, Arab, dan India Tamil. Kedatangan orang-orang India Tamil dalam jumlah besar dan hingga kini
sekarang menetap dan membentuk komunitas
0F
1
di berbagai wilayah Sumatera Timur dan khususnya Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak
dibukanya Industri perkebunan di Tanah Deli. Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Menurut catatan Lukman Sinar 2001 pada
tahun 1874 dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa Cina sebanyak 4,476 orang, kuli Tamil 459 orang dan orang Jawa 316 orang.
Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya, yang terbanyak adalah kuli Cina 53.806 orang pada tahun 1890 dan
58.516 orang pada tahun 1900; dan kuli Jawa 14.847 orang pada tahun 1890 dan 25.224 orang pada tahun 1900; sementara kuli Tamil bertambah menjadi 2.460
orang pada tahun 1890 dan 3.270 orang pada 1900, inilah perjalan awal masuknya
1
Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat, serta terikat oleh suatu rasa
identitas komunitas Koentjaraningrat, 1986: 148
Universitas Sumatera Utara
suku bangsa Tamil di kota Medan
1F
2
. Pada masa kolonial orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang ada di kota Medan, tetapi
setelah masa kemerdekaan mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terletak di suatu tempat yang
dikenal dengan nama Kampung Madras, tepatnya di sekitar kawasan Jl. Zainul Arifin dulu bernama Jalan Calcutta. Kawasan ini lebih dikenal dengan sebutan
Kampung Keling, lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai Babura
2F
3
. Sejauh ini tidak ada organisasi yang dapat menghimpun warga Tamil yang berada di Kampung Kubur dalam satu kesatuan yang utuh. Mereka pada
umumnya lebih terikat oleh kesatuan berdasarkan kesamaan agama, terutama di kalangan pengikut Hindu, Budha dan Katolik, tetapi walaupun begitu
kenyataannya mereka tetap dapat hidup berdampingan dengan rukun. Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian dalam perkembangan kebudayaan di
Nusantara sejak beberapa abad yang lalu. Banyak keunikan budaya yang dapat dilihat dari komunitas ini, misalnya dari bentuk pakaian, bahasa, makanan khas
terlebih lagi adat-istiadatnya. Saat ini dapat ditemui nuansa khas India di kota Medan, tepatnya di kawasan Jl. Zainul Arifin banyak ditemukan toko-toko
kepunyaan etnis India seperti Toko Bombay yang menjual aneka sari India, Toko Kasturi yang menjual berbagai kebutuhan makanan India, Restoran Cahaya Baru,
De Deli Dar Bar, Restoran Bollywood dan juga toko-toko makanan kecil dan
2
Lihat http:www.google.co.idsearch?q=suku+bangsa+tamil+di+kota+medan+karya+ zulkifli+lubis btnG
3
Lubis Zulkifli, 06 Juni 2009, Komunitas Tamil Dalam Kemajemukan Masyarakat di Sumatera Utara. http:pussisunimed.wordpress.com20100128komunitas-tamil-dalam-kemajemukan-
masyarakat-di-sumatera-utara
Universitas Sumatera Utara
manisan khas India, laundry dan ada juga penjahit orang India, serta yang paling mendominasi yaitu warung kecil penjual martabak India.
Bentuk adat-istiadat komunitas India Tamil yang paling menarik dapat dilihat dari acara pernikahannya. Dimana pesta pernikahan bagi masyarakat India
Tamil merupakan peristiwa yang sangat mulia dan penuh ritual sehingga pesta pernikahan masyarakat India dirayakan selama beberapa hari dimana
menghadirkan kerabat, sahabat, kenalan atau relasi lainnya yang dapat berjumlah sekitar 400 hingga 1000 orang. Dalam pesta pernikahan masyarakat India Tamil
pada umumnya dilakukan acara secara terstruktur, mulai dari pesta pra pernikahan hingga pesta pernikahan.
Mehendi merupakan seni ukiran pada bagian tubuh atau yang biasa disebut tato temporer, yang mana seni ukiran pada tubuh ini merupakan salah satu dari
rangkaian proses pernikahan orang India Tamil yang wajib dilakukan pada saat resepsi acara pernikahan bagi perempuan India Tamil baik yang beragama
Hindu, Budha, Islam ataupun Kristen. Proses melukiskan Mehendi dalam pernikahan masyarakat India Tamil dianggap sebuah tradisi atau adat dalam
pernikahan yang harus dilakukan karena merupakan sebuah tradisi yang diturunkun oleh para leluhur orang India pada zaman dahulu. Proses inilah yang
mereka jadikan sampai saat ini menjadi warisan budaya dari para leluhur yang masih dijaga dan dipertahankan bagi masyarakat India dimanapun berada.
Belakangan ini Mehendi tato temporer asal India ini semakin banyak digemari orang khususnya kaum hawa, bahkan saat ini seni Mehendi telah
menjadi fashion di kalangan kaum hawa. Pemakaian Mehendi tidak hanya dalam tradisi perkawinan budaya India dan Timur Tengah saja, tetapi sekarang banyak
Universitas Sumatera Utara
remaja putri dan wanita dewasa yang menggunakannya yang bukan dari kalangan orang India saja, bahkan ada juga ditemui orang tua yang sudah mengajak
putrinya yang masih balita untuk dilukis menggunakan seni Mehendi ini. Saat ini sangat banyak ditemui hal-hal yang bersifat tradisi menjadi populer di kalangan
masyarakat pada umumnya, contohnya seperti perhiasan yang terbuat dari batu- batuan, pakaian yang terbuat dari biji-bijian dan ada juga perlengkapan wanita
yang terbuat dari akar-akaran seperti tas wanita dan masih banyak lagi. Mehendi merupakan salah satu warisan asli India tetapi mengapa saat ini menjadi trend
bagi perempuan yang bukan asli orang India dapat menggunakannya. Menurut pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Hatib Abdul Kadir, dalam bukunya, Tato 2006 mengatakan kehadiran tato di Indonesia saat ini mencapai tahap yang makin terbuka dan bergerak cepat
sehingga menjadi trend fashion masyarakat perkotaan, meski prakteknya masih dilakukan di tempat tertutup.
U
http:anundramultiplay.comreview 5item4
U
. Mehendi menjadi mode di Barat pada akhir tahun 1990an, dimana mereka
menyebutnya dengan tato henna. Banyak musisi barat dan artis hollywood telah mengadopsi dan mengubah tradisi Mehendi menjadi tato sementara, seperti aktris
Demi Moore adalah salah satu contoh selebritis yang pertama memakai Mehendi kemudian Madonna, Naomi Campball dan disusul juga Drew Barrymore yang
tertarik dengan Mehendi
3 F
4
Mehendi berbeda dengan tato pada umumnya, perbedaan ini terlihat dari jenis bahan yang digunakan dan cara pembuatannya juga perbedaan ini terlihat
jelas dari waktu atau lama tato ini dapat bertahan di tubuh seseorang. Banyak
4 Lihat http:www.google.co.id20061023tato
Universitas Sumatera Utara
orang meminati Mehendi ini, bahkan bagi umat muslim ada juga yang memakai seni Mehendi ini yang mana pada umumnya adalah umat muslim sangat rentan
terhadap tato karena dianggap takut menghalangi ibadah mereka sholat. Berdasarkan uraian tersebut, maka pentinglah kiranya mengkaji bagaimana suatu
tradisi asli India ini dapat bertahan dan berkembang sampai saat ini, yang mana tradisi asli India ini kini telah menjadi trend bagi kaum hawa yang bukan asli
India.
1.2. Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian