Pelukis Mehendi Tradisional Para Pelukis ukiran Mehendi

Pada saat nama pengantin pria diterapkan pada telapak tangan si pengantin wanita dalam pola mehendi bertujuan agar pengantin pria diharapkan untuk menemukan namanya dalam pola atau ukiran mehendi, dan jika ia tidak menemukannya maka calon penganti perempuan akan mengontrol pernikahan mereka nantinya inilah merupakan adat atau tradisi dari pernikahan India. Ada juga paket yang diterapkan oleh para pelukis Mehendi bagi siapa saja yang ingin menggunakan Mehendi ini berdasarkan dengan desainnya, antara lain : 1. Paket Mawar, bentuk ukiran yang diterapkan mulai dari ujung jari hingga atas siku dan pada bagian kaki hingga dibawah lutut. Semua jari tangan serta kaki juga diberikan sentuhan corak inai. Harga yang diterapkan sekitar Rp.85.000 rupiah 2. Paket Melur, bentuk ukiran yang diterapkan adalah separuh tangan dan kaki. Setiap jari juga akan diberikan sentuhan corak inai. Harga yang diterapkan untuk desain ini sekitar Rp.65.000 rupiah 3. Paket Cempaka, bentuk ukiran desain ini sederhana dan ketinggiannya hingga pergelangan tangan saja dan pada bagian kaki hanya diatas kaki saja. Harga yang diterapkan untuk desain ini sekitar Rp. 35.000 rupiah

4.4.1. Pelukis Mehendi Tradisional

Pelukis Mehendi tradisional adalah mereka yang pada zaman dahulu memiliki keterampilan mentatokan Mehendi pada kulit saat akan melangsungkan pesta pernikahan karena tidak ada pernikahan India yang tidak memakai tato Mehendi Universitas Sumatera Utara sebab merasa tidak lengkap atau kurang tanpa adanya Mehendi saat akan menikah dan juga merupakan sebuah tradisi dari para leluhur mereka yang harus dijalankan bagi setiap perempuan India dimanapun berada tidak terkecuali perempuan India di Kampung Kubur. Pada zaman dahulu pengetahuan manusia masih relative kurang sehingga desain, motif atau bentuk ukiran tato Mehendi yang dapat diciptakan hanya sederhana saja, pola atau bentuknya hanya berupa kumpulan dari titik – titik, bahan dan juga cara pembuatannya masih sangat sederhana dan bersifat tradisional yaitu dengan mencari tanaman inai atau pacar kemudian digiling halus lalu diberi bahan tambahan berupa nasi, jeruk nipis, arang dan masih banyak lagi tergantung dari keinginan seorang pelukis tersebut ingin memakai bahan tambahan apa saja sehingga akan menghasilkan desain yang baik dan juga mentatokan Mehendi pada bagian tubuh hanya digunakan saat pesta pernikahan dan perayaan- perayaan hari besar saja bagi orang India. Tetapi seiring perkembangan zaman para pelukis Mehendi tradisional ini semakin tergeser dengan kedatangan para pelukis Mehendi kontemporer yang mana para pelukis Mehendi kontemporer adalah wanita- wanita India yang masih muda dan bahkan saat ini sudah ada laki-laki India yang memiliki bakat dalam membuat ukiran tato Mehendi yang lebih kreatif dan ada juga orang- orang Indonesia yang mulai ikut untuk mencoba menerapkan tato Mehendi sebagai tujuan untuk mencari penghasilkan dari tato Mehendi ini. Seperti menurut pengakuan dari salah satu informan Ragumani, 63 tahun mengatakan : Universitas Sumatera Utara “ Ukiran Mehendi dulu dengan sekarang sangat berbeda jauh, kalau dulu ukirannya sangat sederhana hanya berupa titik-titik dan garis saja tetapi sekarang ukiran Mehendi telah sangat menarik tidak hanya berupa titik dan garis tapi kini sudah dapat berbentuk seperti kupu-kupu, bunga teratai, daun-daunan gajah dan masih banyak lagi. Para pelukis Mehendi zaman sekarang sudah sangat kreatif karena mereka dapat belajar dari buku khusus ukiran Mehendi yang kini sudah ada dan diperjualbelikan di pasaran sehingga mereka dapat menciptakan bentuk- bentuk ukiran Mehendi baru yang lebih kreatif dan lebih sangat menarik berbeda dengan para pelukis Mehendi dulu yang mana pada saat itu belum ada buku khusus ukiran Mehendi yang di perjualbelikan sehingga uikran Mehendi yang dihasilkan hanya berupa titik dan garis, makanya saat ini semakin banyak orang- orang yang tertarik menggunakan Mehendi bukan hanya orang India Tamil saja tetapi di luar India Tamil juga ada yang tertarik untuk memakainya sehingga saat ini jumlah pelukis Mehendi yang tradisional sangat sedikit sekali hanya ada beberapa orang saja yang ada di Kampung Kubur ini mengingat faktor usia juga yang tidak memungkinkan lagi untuk dapat mungukirkan Mehendi tetapi juga karena orang lebih tertarik dengan pelukis Mehendi zaman sekarang karena ukiran yang dihasilkan lebih bagus dan pastinya sangat menarik dibandingkan dengan ukiran Mehendi yang dulu “. Pengakuan dari salah satu “klient” atau pelanggan dari pelukis Mehendi Tradisional Rameni, 35 tahun mengatakan : “ memang betul saat ini orang lebih banyak yang tertarik dengan ukiran Mehendi yang di buat oleh para pelukis Mehendi yang masih muda dibanding dengan dengan pelukis Mehendi yang sudah tua, tetapi menurut saya ada saja orang yang masih suka sama ukiran Mehendi yang dulu yang mana ukirannya hanya sederhana saja tidak seperti yang sekarang polanya sangat rumit dan mungkin pengerjaannya memakan waktu yang lebih lama juga membutuhkan biaya yang lebih besar pula daripada proses pengerjaaan Mehendi yang tradisional”.

4.4.2. Pelukis Mehendi Kontemporer