Pelukis Mehendi Kontemporer Para Pelukis ukiran Mehendi

“ Ukiran Mehendi dulu dengan sekarang sangat berbeda jauh, kalau dulu ukirannya sangat sederhana hanya berupa titik-titik dan garis saja tetapi sekarang ukiran Mehendi telah sangat menarik tidak hanya berupa titik dan garis tapi kini sudah dapat berbentuk seperti kupu-kupu, bunga teratai, daun-daunan gajah dan masih banyak lagi. Para pelukis Mehendi zaman sekarang sudah sangat kreatif karena mereka dapat belajar dari buku khusus ukiran Mehendi yang kini sudah ada dan diperjualbelikan di pasaran sehingga mereka dapat menciptakan bentuk- bentuk ukiran Mehendi baru yang lebih kreatif dan lebih sangat menarik berbeda dengan para pelukis Mehendi dulu yang mana pada saat itu belum ada buku khusus ukiran Mehendi yang di perjualbelikan sehingga uikran Mehendi yang dihasilkan hanya berupa titik dan garis, makanya saat ini semakin banyak orang- orang yang tertarik menggunakan Mehendi bukan hanya orang India Tamil saja tetapi di luar India Tamil juga ada yang tertarik untuk memakainya sehingga saat ini jumlah pelukis Mehendi yang tradisional sangat sedikit sekali hanya ada beberapa orang saja yang ada di Kampung Kubur ini mengingat faktor usia juga yang tidak memungkinkan lagi untuk dapat mungukirkan Mehendi tetapi juga karena orang lebih tertarik dengan pelukis Mehendi zaman sekarang karena ukiran yang dihasilkan lebih bagus dan pastinya sangat menarik dibandingkan dengan ukiran Mehendi yang dulu “. Pengakuan dari salah satu “klient” atau pelanggan dari pelukis Mehendi Tradisional Rameni, 35 tahun mengatakan : “ memang betul saat ini orang lebih banyak yang tertarik dengan ukiran Mehendi yang di buat oleh para pelukis Mehendi yang masih muda dibanding dengan dengan pelukis Mehendi yang sudah tua, tetapi menurut saya ada saja orang yang masih suka sama ukiran Mehendi yang dulu yang mana ukirannya hanya sederhana saja tidak seperti yang sekarang polanya sangat rumit dan mungkin pengerjaannya memakan waktu yang lebih lama juga membutuhkan biaya yang lebih besar pula daripada proses pengerjaaan Mehendi yang tradisional”.

4.4.2. Pelukis Mehendi Kontemporer

Para pelukis Mehendi kontemporer lebih banyak belajar untuk menciptakan tato Mehendi dari buku sebab saat ini telah banyak beredar buku-buku tentang ukiran Mehendi yang dijual di pasaran sehingga mereka lebih cepat belajar. Faktor yang mungkin mempengaruhi tergesernya para pelukis tradisional ini Universitas Sumatera Utara adalah faktor usia karena para pelukis Mehendi tradisional kebanyakan sudah lanjut usia sehingga tidak dapat lagi melanjutkan keterampilannya dan juga faktor kreativitas para pelukis Mehendi kontemporer yang mana mereka ini adalah para pemuda yang hidup di zaman ini sehingga desain yang dihasilkan lebih cantik dan menarik membuat peminat dari tato Mehendi ini telah berpindah kepada para pelukis Mehendi kontemporer sebab hasil dari tato Mehendi yang diciptakan oleh para pelukis Mehendi kontemporer ini sangat menarik dan banyak variasi dari desai ataupun motif yang dihasilkan. Dari itu semakin banyak yang berminat terhadap tato Mehendi tidak hanya dari perempuan India sendiri tetapi perempuan dari luar India juga sangat tertarik dan menyukai bahkan saat ini tato Mehendi ini telah go internasional sebab telah banyak artis-artis hollywood yang telah memakainya sehingga membuat nama tato Mehendi semakin dikenal saja. Sama seperti juga para pelukis Mehendi tradisional yang ada di Kampung Kubur semakin hilang dan tergeser oleh pelukis Mehendi kontemporer sebab para pelukis Mehendi kontemporer tidak menutup kemungkinan atau memberi batasan bagi siapa saja yang berminat ingin memakai tato Mehendi tidak harus perempuan India yang ingin menikah saja dapat memakainya tetapi siapa saja yang berminat dapat menggunakannya bahkan hingga saat ini di kampung Kubur sudah ada terdapat salon khusus Mehendi untuk pembuatan tato Mehendi. seperti menurut salah satu informan Anipa, 30 tahun mengatakan : Universitas Sumatera Utara “ saat ini tidak ada yang tidak mengenal tato Mehendi yaitu sebuah tradisi melukis tangan dan kaki yang dilakukan bangsa Timur Tengah pada zaman dulunya, mungkin tradisi ini menjadi lebih terkenal di Indonesia khususnya di kota Medan ketika orang –orang atau masyarakat pernah melihat lihat dalam satu tontonan film India yang sempat membuat masyarakat Indonesia tergila-gila terhadap Mehendi Atau yang terbaru dari tato Mehendi yang digunakan tokoh Aisyah dalam film Ayat-ayat Cinta yang fenomenal yang mana banyak ditonton oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia sehingga jumlah para penyuka Mehendi semakin bertambah. Seperti halnya budaya India lainnya yang juga menarik hati, keindahan yang dihasilkan tato Mehendi membuat tradisi ini beranjak menjadi trend karena semakin banyak motif atau ukiran Mehendi yang dapat diciptakan saat ini mulai dari motif bunga bahkan sampai hewan seperti merak dan gajah dan masih banyak lagi yang dihasilkan dari para pelukis Mehendi kontemporer saat ini. Tak sedikit tempat yang menjual jasa tato cantik ini seperti di salon sederhana bahkan ada juga jasa yang mau di panggil ke rumah – rumah sehingga kini anda dapat mempercantik tangan anda dengan ragam aneka lukisan Mehendi baik itu di tangan, kaki, ataupun bagian tubuh lainnya bahkan seluruh tubuh juga bisa atau biasa yang dikenal dengan istilah body painting. Menurut pengakuan pelukis Mehendi ini di masyarakat Timur Tengah Mehendi biasanya dikenakan oleh calon pengantin perempuan. Mehendi dibuat dengan menggunakan bahan pewarna dari tumbuhan yang disebut hena, masyarakat kita biasanya menyebut hena dengan pacar kuku, tutur Anipa yang sudah menekuni tato Mehendi selama 4 tahun sampai saat ini. Menurut pengakuannnya bahkan saat ini ada juga para pelanggan yang memintanya untuk menghasilkan ukiran Mehendi agar lebih kelihatan glamour sehingga dia juga menambahkan tambahkan glitter agar kelihatan lebih wah atau mewah dalam ukiran Mehendi yang dihasilkannya. Ada dua jenis hena, India dan Arab. Hena dari Arab lebih cepat luntur dalam 2-3 hari sedangkan hena India bertahan lebih lama sampai 3 minggu. Anipa sendiri mengambil hena langsung dari India. Motif-motif tato yang dipakainya kebanyakan berasal dari motif India. Menurut Anipa dari segi artistik motif India lebih unggul. Desainnya lebih variatif dan memiliki tingkatan seni yang lebih tinggi dibandingkan motif Arab yang lebih kaku. Lekuk-lekuk motif India lebih terlihat jelas misalnya dengan lekuk burung-burungan, bunga-bungaan, gajah dan masih banyak lagi. Menjadi pelukis Mehendi harus memiliki sense of art atau jiwa seni sehingga akan cekatan ketika menggoreskan hena pada kulit dan dapat menciptakan gambar atau ukiran Mehendi yang lebih kreatif lagi”. Pengakuan dari salah satu”klient”atau pelanggan dari pelukis Mehendi Kontemporer Dina, 25 tahun mengatakan : Universitas Sumatera Utara “ Saya sangat tertarik sekali dengan ukiran Mehendi ini ketika saat pertama kali melihatnya dalam sebuah film India yang ditayangkan di TV dan juga ketika seorang teman saya yang telah memakai tato Mehendi di tangannnya, lalu saya bertanya kepada teman saya dimana dia bisa mendapatkan tato seperti itu kemudian dia memberi tahu kepada saya dimana tempat untuk bisa mendapatkan ukiran tato seperti Mehendi ini. Besoknya saya pergi ke daerah yang berrnama Kampung Kubur yang merupakan lokasi dari Kampung Keling yang mana lokasi ini merupakan tempat tinggal bagi warga Tamil yang sudah dikenal sebagai lokasi para pelukis Mehendi. Kemudian saya menjumpai salah seorang dari beberapa pelukis Mehendi yang ada di tempat ini kemudian saya memintanya untuk mengukirklan tato Mehendi pada salah satu bagian dari tubuh yaitu tangan saya. Lalu kemudian perempuan yang menjadi ahli ukir Mehendi itu kemudian memberikan saya rekomendasi gambar-gambar yang dimilikinya, tapi selera India nampaknya cenderung kepada seni yang ramai, dengan macam-macam ukiran, dari mulai gajah hingga burung-burung dan gambar istana serta pasukannya. Tentu saja saya tidak memilih aneka ragam yang terlalu banyak coraknya, saya mencoba satu corak ukiran berbentuk burung-burung. Tak lama kemudian perempuan muda warga Tamil itu mengoleskan sejenis minyak ke tangan saya yang konon katanya berguna untuk membuat warna Mehendi makin bagus dan mencolok. Tak lama sang pelukis Mehendi tersebut mulai berkelana di tangan saya dengan sejumput tinta Mehendi cair yang dibuat dalam plastik berbentuk kerucut. Sangat lincah sekali jemarinya mengukir ukiran yang saya maksud jelas saja menurut pengakuannya dia sudah menjadi perajin Mahendi sejak 6 tahun lalu. Setelah beberapa jam kemudian tato Mehendi telah selesai dikerjakan, saya sangat puas sekali dengan hasilnya kemudian saya mulai menari-narikan jemari saya ketika ia usai melukis. Nampak indah, saya jadi merasa seperti calon pengantin India yang besok akan menggelar pernikahan. Menurut saya untuk sebagian orang India terdahulu pemakaian Mehendi di tangan khusus untuk para mempelai pengantin, tapi pada zaman sekarang ini Mehendi umum digunakan pada acara apa pun dan siapa saja dapat menggunakannya tidak hanya orang India saja tetapi orang yang bukan India seperti saya yang asli warga negara Indonesia bisa menggunakannya. Sepanjang jalan pulang saya terus saja mengamati lukisan Mehendi di tangan saya, dan tiba sampai di rumah saya tak henti-hentinya memamerkan Mehendi baru saya kepada seisi rumah saya”. Dari keterangan yang disebutkan oleh para pelukis Mehendi dan para “klient” dapat dijelaskan bahwa orang India ataupun keturunannya dimanapun berada sampai saat ini masih memegang teguh tradisi budaya dari leluhur mereka. Universitas Sumatera Utara Ini terlihat ketika seseorang perempuan India keturunanan India yang ingin menikah selalu menggunakan Mehendi pada saat acara pernikahan. Dengan melaksanakan suatu tradisi budaya secara terus menerus, hal ini berarti bahwa orang India keturunan India turut melestarikan budaya tersebut. Tradisi Mehendi yang masih dilakukan oleh warga keturunan India di daerah Kampung Kubur ini dapat memperkokoh norma dan nilai budaya yang telah berlaku secara turun- temurun juga dapat memprkuat rasa identitas mereka sebagai waga keturunan India yaitu India Tamil. Seperti yang telah peneliti ungkapkan sebelumnya, bahwa keturunan India di daerah Kampung Kubur ini walaupun telah terbagi ke dalam beberapa jenis agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha tetapi yang namanya sebuah tradisi tetap harus dijaga dan dipertahankan karena tradisi Mehendi ini memiliki arti bagi orang India keturunan India sehingga mereka menghargai adat yang diturunkan dari nenek moyang atau leluhur mereka. Dengan kata lain warga keturunan India yang ada di Kampung Kubur tidak bisa meninggalkan adat atau tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur kepada mereka walaupun mereka sudah tidak tinggal di India yang merupakan tempat asal mula tradisi ini yang masih sangat kental dengan adat dan tradisi yang harus dijalankan, tetapi justru saat ini tradisi Mehendi telah berkembang bukan hanya orang India dan keturunannya saja yang dapat menggunakannya tetapi siapa pun dan dimanapun sudah dapat menggunakannya. Seperti yang terlihat di daerah Kampung Kubur, para keturunan orang India sudah menjadikan tradisi mereka ini sebagai sebuah mata pencaharian yang menghasilkan karena memang banyak orang yang bukan hanya dari keturunan India seperti warga negara Universitas Sumatera Utara Indonesia asli yang tertarik dengan tradisi ini sehingga tidak salah juga mereka memanfaatkannya sebagai lahan untuk memperoleh penghasilan maka tradisi Mehendi ini cepat sekali berkembang karena sangat mudah untuk diterima oleh siapa pun dan dimanapun. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian dalam

perkembangan Kebudayaan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu, terutama di sebagian masyarakat yang ada di pulau Sumatera, interaksi mereka sudah panjang dalam sejarah dengan komunitas masyarakat lokal di nusantara. Pengaruh kebudayaan India sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia dan proses penyerapan ini juga masih berlangsung hingga hari ini. Dapat kita lihat saat ini dimana salah satu dari beberapa kebudayaan mereka sudah dapat dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat lokal di nusantara khususnya di kota Medan yaitu salah satunya kebudayaan Mehendi. Setelah melakukan penelitian maka dapat terlihat bagaimana proses dan perkembangan tradisi Mehendi di kota Medan, khususnya Kampung Kubur . Penelitian ini telah menjawab ketiga pertanyaan penelitian yang digambarkan dalam permasalahan. Pertanyaan pertama, dapat dijawab bahwa peranan Mehendi dalam pernikahan yang merupakan budaya bagi perempuan India adalah perayaan Mehendi merupakan salah satu dari beberapa rangakain proses pernikahan bagi orang India yang wajib dilakukan pada saat resepsi acara pernikahan bagi perempuan India yang beragama Budha, Hindu, Islam ataupun Kristen. Proses melukiskan Mehendi dalam masyarakat India dianggap sebuah tradisi yang diturunkan oleh para leluhur India. Proses inilah yang mereka jadikan sampai saat ini sebagai warisan budaya dari para leluhur yang masih harus dijaga dan dipertahankan bagi masyarakat India dimanapun berada termasuk bagi perempuan India di Kampung Kubur . Bagi adat orang India Universitas Sumatera Utara