BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan akuntansi pemerintahan terkait dengan bentuk konstitusional pemerintahan yang memberikan pemisahan kekuasaan, serta chek
and balances diantara legislatif, eksekutif, serta yudikatif ChanRubin1987. Pejabat pemerintahan seharusnya transparan dalam menyampaikan informasi
yang terkait dengan segala langkah dan tindakannya. Namun demikian secara rasional mereka tidak akan secara suka rela menyampaikan informasi secara
berlebihan melebihi yang diminta atau bila tidak berhubungan dengan kepentingan mereka Chan 2003. Upaya untuk tidak memberikan informasi
secara transparan menimbulkan adanya dugaan penyembunyiaan informasi. Atau bahkan menimbulkan dugaan adanya asimetri informasi, bahkan
kecurangan akuntansi di pemerintahan. Kecurangan akuntansi tidak hanya terjadi di sektor swasta.
Kecurangan akuntansi juga dapat terjadi di pemerintahan. Kecurangan akuntansi ini juga menjadi sumber atau alat pejabat pemerintah melakukan
korupsi. Dari sudut pandang akuntansi, masih jarang kita melihat terobosan ataupun kontribusi nyata dari para akuntan secara tegas melawan fraud. Padahal
akuntan memiliki “hak istimewa” dalam tugas pencegahan dan pemberantasan fraud lewat pemeriksaan laporan keuangan. Ibarat pasukan besar yang akan
Universitas Sumatera Utara
menyerbu suatu lokasi, akuntan layaknya unit khusus yang masuk lebih dulu dibanding pasukan lainnya.
Hal ini tentu membutuhkan akuntan-akuntan yang memiliki kemampuan lebih. Sosok fraud auditor ideal adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi
di bidang akuntansi, didukung kemampuan luas di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, perpajakan, bisnis, tekhnologi informasi dan tentu ilmu hukum. Ia
juga seorang investigator yang handal, yang memiliki pengetahuan dan instuisi di bidang penyidikan. Dalam mengungkapkan fraud yang sangat rumit dalam
sebuah system birokrasi pemerintahan maupun komersial, tidak bisa dikerjakan oleh auditor biasa yang memiliki kemampuan terbatas, lebih dari itu harus
seorang akuntan yang memiliki kompetensi baik dengan pengetahuan dan pengalaman yang luas. Syarat lain yang tidak kalah penting adalah fraud auditor
wajib memiliki sikap independen, motivasi tinggi, brani, dan tahan terhadap godaan uang, maupun godaan lain. Sosok ideal tersebut tentu tidak mudah
didapat. Namun setiap profesi tentu memiliki standar terbaik yang digunakan sebagai acuan kerja dan menjaga etika profesi.
Perubahan yang signifikan menyangkut profesi auditor akhir-akhir ini juga tampak. Perubahan tersebut dipengaruhi regulasi dari luar negeri diantara
amandemen SAS, sedangkan di dalam negeri dipengaruhi antara lain UU Tipikor, UU KPK, UU BPK, UU Keuangan Negara, Keppres pengadaan barang
dan jasa, serta peraturan-peraturan lain yang mewajibkan penerapan transparansi, akuntanbilitas, dan good governance di tiapentitas. Semua regulasi
Universitas Sumatera Utara
di atas secara langsung maupun tidak, menurut persyaratan yang tinggi terhadap sistem kerja auditor.
Berdasarkan pentingnya audit internal pada akuntansi keuangan pemerintahan dalam penanggulangan praktek kecurangan, maka penulis tertarik
untuk memilih judul
“Pentingnya Audit Internal Dalam Mendeteksi Kecurangan pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara “.
1.2. Perumusan Masalah