BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, penelitian ini
dilakukan di Inspektorat Pemerintahan Provinsi SumateraUtara
3.2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti hanya mengembangkan konsep dan
menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Oleh sebab itu penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu keadaan atau peristiwa
subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya fact finding.
Penelitian Kualitatif menurut Husein Umar 2008:4 yaitu penelitian yang bersifat luwes, baik strategi maupun bentuknya sehingga ciri-cirinya tidak
bersifat definitif. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
subjek atau objek penelitian baik seseorang, lembaga, maupun masyarakat lainnya pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Universitas Sumatera Utara
Populasi adalah wilayah genegeralisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penulis untuk mempelajari yang kemudian di tarik kesimpulan. Sesuai dengan tujuan penelitian, untuk mengetahui
peranan audit internal dalam mendeteksi dan mengungkap terjadinya praktek kecurangan pada Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara dan Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu Utara.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah suatu cara pengungkapan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek penelitian, akan
tetapi hanya sebagian dari populasi saja, yaitu mencakup sample yag diambil dari populasi tersebut Husein Umar, 2005:59 dan 60.
Untuk mendukung penelitian ini, penulis memilih responden yang sesuai dengan identifikasi masalah yang ditetapkan sebelumnya
dan hasil laporan audit. Unit analisis dalam peneltian ini adalah individu, berdasarkan hipotesis yang dikemukakan penulis, dengan
laporan-laporan audit Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dan Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu Utara dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2010 dan juga kuisionar kepada auditor yang berkopenten untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Jenis Data
Dalam penelitian yang akan dilakukan data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Data Primer
Merupakan data yang dikumpulkan atau berhubungan langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data pendukung data primer, data ini diperoleh melalui literature yang dimaksudkan untuk memperoleh
landasan teoritis.
3.4.2. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap aktivitas pemeriksaaan inspektorat provinsi sumatera utara dan
inspektorat kabupaten labuhanbatu utara.data yang dikumpulkan antara lain mengenai informasi umum latar
belakang inspektorat provinsi sumatera utara dan inspektorat kabupaten labuhanbatu utara dan pelaksanaan sitem
pengendalian internal yang dilakukan dalam inspektorat
Universitas Sumatera Utara
provinsi sumatera utara dan inspektorat kabupaten labuhanbatu utara.
2. Kuisioner
Data didapatkan dengan kusioner diberikan langsung pada auditor-auditor yang terkait sebagai sumber data yang
diperlukan, mengenai hal-hal yang berhubugan dengan proses identifikasi dan pengungkapan tindakan kecurangan fraud
oleh departemen audit internal dalam inspektorat provinsi sumatera utara dan inspektorat kabupaten labuhanbatu utara,
dan peranan audit internal dalam system pengendalian internal inspektorat provinsi sumatera utara dan inspektorat kabupaten
labuhanbatu utara. 3.
Penelitian Kepustakaan Lbrary Reserch Studi kepustakaan yaitu untuk memperoleh data skunder yang
bertujuan sebagai pedoman teoritis pada waktu penelitian lapangan untuk mendukung serta menganalisisi data, data ini
diperoleh dari buku-buku. Dengan penelitian kepustakaan ini, penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana perbandingan
anatara toeri dengan praktek yang diterapkan dalam inspektorat provinsi sumatera utara dan inspektorat kabupaten labuhanbatu
utara untuk mendukung pengujian hipotesis yang telah diajukan serta menarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Teknik Analisis
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu data yang telah di peroleh dari inspektorat provinsi
sumatera utara dan inspekorat kabupaten labuhanbatu utara, kemudian dikumpulkan dan diperbandingkan dengan teori-teori
yang ada serta mendeskrifsikan dengan masalah yang di bahas. Setelah itu diadakan penelitian terhadap hasil perbandingan
tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Deskriptif Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Inspektorat
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Visi dan Misi
1. Visi
Visi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara merupakan gambaran masa depan yang diharapkan dan komitmen yang akan memotivasi segenap
anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk kurun waktu 5 tahun kedepan 2009 - 2013, yaitu : “Terwujudnya pengawasan yang
berkualitas sebagai pilar penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik Good Governance”.
Makna dari visi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara tersebut untuk mendukung terwujudnya Visi Provinsi Sumatera Utara yakni “Terwujudnya
Masyarakat Sumatera Utara yang Beriman, Maju, Mandiri, Sejahtera dan Menjunjung Tinggi Supremasi Hukum Berdasarkan Pancasila Dalam
Universitas Sumatera Utara
Kebhinekaan”, dan salah satu misinya “Meningkatkan kualitas aparatur Pemerintahan Daerah menuju kepemerintahan yang baik Good
Govermance”.
2. Misi
Misi Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yaitu : “Meningkatkan mutu pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah”. Makna dari misi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Mengembangkan kemampuan dan kinerja Inspektorat Provinsi selaku
aparat pengawasan fungsional Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kebijkan
pengawasan; menetapkan system perencanaan, evaluasi dan monitoring; pemenuhan kuantitas sumber daya manusia sesuai kualifiksi yang
ditetapkan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan; pemenuhan kebutuhan minimum sarana
pengawasan serta penyempurnaanaktualisasi pedoman, standar, criteria dan petunjuk teknis pengawasan.
2. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan pengusutan dalam upaya
meminimalkan penyimpangan, pelanggaran dan tindak pidana korupsi; meningkatkan efektivitas pembinaan dan konsultasi dalam upaya
meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan aparat pengawasan lainnya dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
meningkatkan penilaian dan evaluasi dalam upaya penilaian keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
program dan kinerja objek pemeriksaan serta meningkatkan efektivitas pemantauan tindak lanjut dalam upaya peningkatan kinerja objek
pemeriksaan.
4.2. Dasar Hukum Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam pasal 217 sampai dengan pasal 223 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam pasal 218 ayat 1 dinyatakan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pengawasan terhadap peraturan daerah
dan peraturan kepala daerah. Pada pasal 222 ayat 1 dinyatakan bahwa pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya pada ayat 2 dinyatakan bahwa
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota dikoordinasikan oleh Gubernur.
Sebagai peraturan organik dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah ditetapkan Peraturan Pemerintahan
Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Dalam pasal 24 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah diatur bahwa :
Universitas Sumatera Utara
1 Pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan
oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
2 Aparat Pengawas Intern Pemerintah terdiri dari Inspektorat Jenderal
Departemen, Unit Pengawas Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat KabupatenKota.
Berdasarkan pasal 26 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap: a
Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah KabupatenKota
b Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, dan
c Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah KabupatenKota
4.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara didasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara, Tugas Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat
Provinsi Sumatera Utara diatur dalam Pasal 21 Ayat 1, 2 dan 3 serta pasal 22 ayat 1, 2 dan 3 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Uraian
Universitas Sumatera Utara
Tugas Inspektorat daerah akan diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur.
Berdasarkan hal tersebut diatas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas membantu Gubrnur dalam melakukan
pengawasan fungsional terhadap kegiatan Perangkat Daerah Provinsi dan pengawasan fungsional terhadap Pemerintah KabupatenKota, sesuai
dengan kewenangan yang dilimpahkan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1.
Menyiapkan bahan dalam perumusan perencanaan dan kebijakan teknis dibidang pengawasan.
2. Melaksanakan pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan, pembinaan aparatur, pembinaan sosial politik, peningkatan kesejahteraan rakyat, pembinaan perekonomian dan
Badan Usaha Milik Daerah. 3.
Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan pengawasan sesuai ketentuan Kepala Daerah.
4.2.2. 66Struktur Organisasi Dan Sumber Daya Manusia
1. Struktur Organisasi
Dalam rangka Penerapan Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah ditetapkan Satuan Organisasi
dan Tata Kerja SOTK Perangkat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dengan Peraturan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Susunan organisasi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara adalah berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara : a.
Inspektur b.
Sekretaris Eselon IIIa, membawahi: 1.
Kepala Sub Bagian Organisasi dan Perencanaan Eselon IVa 2.
Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Eselon IVa 3.
Kepala Sub Bagian Umum Eselon IVa c.
Inspektur Pembantu Wilayah I Eselon IIIa d.
Inspektur Pembantu Wilayah II Eselon IIIa e.
Inspektur Pembantu Wilayah III Eselon IIIa f.
Inspektur Pembantu Wilayah IV Eselon IIIa g.
Inspektur Pembantu Khusus Eselon IIIa h.
Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Sumber Daya Manusia SDM
Sumber daya manusia Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada saat ini berjumlah 132 seratus tiga puluh dua orang, dimana 80 orang diantaranya
menduduki Jabatan Fungsional Auditor sedangkan 52 orang sebagai tenaga administrasi pendukung yang berada dibawah secretariat.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Internal Audit
4.3.1. Kedudukan dan Ruang Lingkup Internal Audit
Kedudukan internal audit haruslah bersifat independen terhadap kegiatan yang diperiksanya. Independensi meliputi status organisasi dan
objektifitas dari pemeriksa intern. Status organisasi disini diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa audit internal yang ada memiliki
keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya.
Keleluasaan ini meliputi ruang lingkup pemeriksaan, pertimbangan yang cukup dan tindakan yang efektif atas temuan dan rekomendasi
pemeriksaan. Objektifitas internal audit menuntut agar memiliki sikap mental yang bebas, jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan
pemeriksaan. Apabila ditinjau adanya tuntutan terhadap kemandirian dari auditor
dalam melaksanakannya, kedudukan internal audit pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sudah memiliki status dan
struktur yang sudah cukup mendukung pelaksanaan fungsi dan peran yang harus dilaksanakan.
Untuk menjamin keluasaan internal audit guna memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawabnya, keleluasaan itu meliputi ruang
Universitas Sumatera Utara
lingkup pemeriksaan, petimbangan yang cukup dan tindakan yang efektif atas temuan dan rekomendasi pemeriksaan.
Kedudukan internal audit dalam struktur Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sudah independen sehingga dalam
melaksanakan tugasnya tidak dalam kedaan tertekan, internal audit mempunyai kedudukan yang langsung berhubungan dengan devisi-
devisi yang akan diperiksa.
Universitas Sumatera Utara
INSPEKTORAT
SEKRETARIAT
Subbag Perencanaan
Subbag
Evaluasi
dan
Pelaporan Subbag
Administrasi
dan
Umum
Inspektur Pembantu
Wilayah I Inspektur
Pembantu Wilayah II
Inspektur
Pembantu
Wilayah III Inspektur
Pembantu
Wilayah IV Inspektur
Pembantu
Khusus
Kelompok Jabatan
Universitas Sumatera Utara
Fungsional
Secara umum internal audit Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sudah memiliki kualifikasi sebagai auditor, salah satu
kendala yang masih ada adalah kebutuhan akan pelatihan audit. Dalam hasil evaluasi secara umum dapat dilihat bahwa internal audit sudah
memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang audit yang dibutuhkan.
4.3.2. Fungsi Internal Audit
Dalam Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, unit internal audit berada dalam divisi pengawasan yang masih dikendalikan
langsung oleh Inspektur. Dengan begitu, semua laporan kerja audit yang ada langsung dibuat dalam bentuk temuan-temuan dan Laporan Hasil
Pemeriksanaan LHP yang langsung diserahkan dan dilaporkan kepada Inspektur.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi internal audit Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara pada dasarnya membantu audit yang dilakukan BPK dan mencari
ketidak lengkapan atau kesalahan dalam pencatatan akuntansi. Fungsi ini berkembang yaitu memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa
keuangan pemerintahan kabupatenkota telah terjaga dengan baik dan di laporkan sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan pemerintahan yang
telah ditetapkan pereturan-peraturannya. Disini internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan
tidak akan terjadi namun ia harus tetap menggunakan kemahiran jabatannya dengan semaksimal mungkin sehingga diharapakan mampu
mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya
kecurangan.
4.4. Deskriptif Hasil Penelitian
4.4.1. Rencana Kerja
Untuk memenuhi tanggung jawab auditnya, internal audit wajib menyusun rencana kerja. Rencana audit merupakan perumusan yang
menjelaskan sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, kegiatan yang harus dilaksanakan, penggunaan kerja, waktu, dana dan perlengkapan
yang diperlukan.
4.4.2. Strategi dan Kebijakan
1. Strategi
Universitas Sumatera Utara
Adapun strategi Inspektorat Pemerintahan Sumatera Utara terhadap Misi yang diemban adalah sebagai berikut:
a. Memantapkan program kerja dan penguasaan regulasi dalam
rangka pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah.
b. Memantapkan kerjasama yang intensif dalam rangka
penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. c.
Memantapkan kelembagaan Inspektorat Provinsi dan meningkatkan kemampuan SDM aparat pengawasan.
2. Kebijakan
Adapun kebijakan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009- 2013 adalah :
Strategi 1 : Memantapkan program kerja dan penguasaan regulasi dalam rangka pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintah daerah, ditempuh melalui kebijakan :
1.1. Meningkatkan keterpaduan dan kualitas pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah. Strategi 2 : Memantapkan kerjasama yang intensif dalam rangka
penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan, ditempuh melalui kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1. Meningkatkan hubungan kerjasama antar lembaga,
pemerintahan, masyarakat dan organisasi non pemerintahan.
Strategi 3 : Memantapkan kelembagaan Inspektorat Provinsi dan meningkatkan kemampuan SDM aparat pengawasan,
ditempuh melalui kebijakan : 3.1.
Meningkatkan kapasitas dan kinerja Inspektorat dan SDM aparat pengawasan
3.2. Meningkatkan kualitas data dan informasi pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4.4.3. Program Audit
Program audit yang dilaksanakan pada Inspektoat Provinsi Sematera utara yang akan dilaksanakan untuk kurun waktu 2009-2013 adalah :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasana Aparatur.
3. Program Peingkatan Disiplin Aparatur.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan. 5.
Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara.
4.4.4. Indikator Kinerja Program
Indicator kinerja program sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Tercapainya kelancaran pelaksanaan tugas secara optimal
2. Terpenuhinya ruang dan kelengkapan sarana penunjang pengawasan
3. Terpeliharanya asset tetap secara optimal
4. Terpenuhinya prasarana tekhnologi informasi stasioner dan mobile
yang mendukug kecepatan kinerja pengawasan 5.
Tersedianya SDM Pengawasan yang telah mengikuti Diklat Penjengjangan, Bmtek dan Pendidikan Lainnya
6. Tersedianya SDM Pengawasan yang telah mengikuti berbagai
pelatihan 7.
Terselenggaranya perencanaan dan pelaporan secara optimal 8.
Tersedianya Renja Tahunan 9.
Tersedianya Rencana Kegiatan Anggaran RKA 10.
Tersedianya Data Informasi pengawasan tahunan Itprovsu 11.
Tersedianya data informasi pengawasan tahunan KabupatenKota 12.
Tersedianya LAKIP Inspektorat Provinsi 13.
Tersedianya Laporan Keuangan dan Capaian Kinerjanya 14.
Tersedianya Laporan Hasil Pemeriksaan Evaluasi Reviu sesuai dengan PKPT
15. Tertanganinya Kasus-kasus pengaduan secara optimal
16. Terlaksananya koordinasi pengawasan secara terpadu
17. Tersedianya Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
18. Tersedianya bahan data kebijakan pengawsan
Universitas Sumatera Utara
19. Terpantaunya hasil temuan pemeriksaan
20. Terselesaikannya tindak lanjut hasil pemeriksaan
21. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4.4.5. Kegiatan Audit
Kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan yaitu: 1.
Melaksanakan penelitian pendahuluan Menentukan apa saja yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan audit
nantinya, dengan mempelajari kegiatan yang dilakukan departemen bagian yang akan diaudit
2. Penjadwalan Audit
Penjadwalan audit yang akan dilaksanakan oleh auditor meliputi penetapan tanggal, waktu dan objek yang akan diaudit.
Pelaksanaan audit dijadwalkan secara kontinyu, dari hasil pengamatan penulis, jadwal audit yang ditetapkan dengan cara jarak
dan waktu dari tiap periode unit yang telah dilaksanakan. 3.
Menentukan unit-unit intansi yang akan diperiksa 4.
Menetapkan lamanya audit pada tiap-tiap objek 5.
Menetapkan lamanya audit pada tiap-tiap objek
6. Menetepkan jumlah audit yang diperlukan
7. Melaksanakan pemeriksaan lapangan
8. Melaporkan hasil Audit
9. Mereview laporan yang telah disampaikan kepada manajemen.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Hasil Penelitian
Penulis melakukan penelitian terhadap Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dan menyebarkan kuisioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas. Kuisioner disebarkan kepada empat orang responden yaitu Inspektur, Sekretaris, Inspektur Pembantu Khusus dan Inspektur.
Dalam mengumpulkan data, penulis menyebarkan kuesioner sebanyak 35 set, yaitu sesuai dengan jumlah responden yang ditetapkan dalam penelitian ini.
Jumlah pertanyaan yang disebarkan dalam angket kuesioner ini sebanyak 31 pertanyaan, yang terdiri atas 23 pertanyaan untuk variabel tunggal, serta 4
pertanyaan untuk identitas responden.
4.5.1. Identitas Responden
Tabel 1 Distribusi Koresponden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1 2
Pria Wanita
9 26
25,7 74,3
Jumlah 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin yang paling banyak terdapat pada pria ada 26 orang responden 74,3, sedangkan wanita
Universitas Sumatera Utara
ada sebanyak 9 orang responden 25,7. Dari banyaknya jumlah responden yang memiliki jenis kelamin pria lebih banyak daripada jenis kelamin
perempuan pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Tbk.
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
SLTA D-III
S1 1
1 30
3 2,85
2,85 85,72
8,58 Jumlah
35 100,00 Sumber : Hasil Penelitian 2011.
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat dari tingkat pendidikan paling banyak adalah S1 sebesar 30 orang responden 85,72, sedangkan S2 ada
sebanyak 3 orang responden 8,58, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang memiliki masing-masing pendidikan SLTA dan D-III. Ini terbukti
bahwa yang paling banyak adalah yang memiliki pendidikan S1 banyak mendominasi. Sisanya ada pada jenjang pendidikan S2, SLTA dan D-III.
Tabel 3 Distribusi Koresponden Berdasarkan Agama
No Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
Islam Kriten
20 15
57,15 42,85
Jumlah 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menganut agama
Islam adalah sebanyak 20 orang responden 57,15, dan hanya ada 15 orang responden 42,85 yang menjawab beragama Kristen.
Tabel 4 Distribusi Koresponden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja
Frekuensi Persentase
1 2
3 1-
10 Tahun 11- 20 Tahun
21- 30 Tahun 27
5 3
77,15 14,28
8,58 Jumlah 35
100,00 Sumber : Hasil Penelitian 2011.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat berdasarkan lama bekerja dari 1- 10 tahun adalah sebanyak 27 orang responden 77,15, sedangkan pada 11-
20 tahun lamanya bekerja ada 5 orang 14,28, dan hanya ada 3 orang responden 8,58 yang menjawab lamanya bekerja 21-30 tahun.
4.5.2. Variabel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.5.2.1. Variabel Tunggal Audit Internal
Untuk mengetahui Pentingnya Audit Internal Dalam Mendeteksi Kecurangan Pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utar, maka
perlu diperhatikan kesediaan seorang pemimpin untuk mengevaluasi, bertindak, menggerakkan, membimbing, mendidik, mengorganisasikan,
mengendalikan dan memberikan teladan terhadap masyarakat sekitar. Berikut ini disajikan data-data variabel tunggal sesuai dengan hasil kuesioner yang
telah disebarkan dan diambil kembali sebagai berikut :
1. Independensi
Tabel 5 Distribusi Jawaban Audit Internal Mempunyai Hubungan
Yang Sangat Penting Dalam Mendeteksi Kecurangan No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 7
20,0 2 Setuju
4 28
80,0 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal mempunyai hubungan yang sangat penting dalam mendeteksi kecurangan yang
menjawab setuju ada sebanyak 28 orang responden 80, dan hanya ada 7 orang responden 20 yang menjawab sangat setuju.
Tabel 6 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Bertanggungjawab Untuk
Mendeteksi Kecurangan Dalam Melaksanakan Pengauditan No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 6
17,15 2 Setuju
4 28
80,0 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal bertanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan dalam melaksanakan pengauditan yang
menjawab setuju ada 28 orang responden 80, sedangkan yang menjawab
Universitas Sumatera Utara
sangat setuju ada 6 orang responden 17,15, dan hanya 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu-ragu.
Tabel 7 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Sangat Dibutuhkan
Kemampuan Profesionalismenya Dalam Mendeteksi Kecurangan Pada Saat Mengaudit
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 6
17,15 2 Setuju
4 25
71,42 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
4 11,42
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal sangat dibutuhkan kemampuan profesionalismenya dalam mendeteksi kecurangan pada saat
mengaudit yang menjawab setuju ada 25 orang responden 71,42, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 6 orang responden
17,15, dan hanya ada 4 orang responden 11,42 yang menjawab kurang setuju.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Memiliki Keleluasaan
Dalam Melakukan Audit No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 6
17,15 2 Setuju
4 25
71,42 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
4 11,42
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal memiliki keleluasaan dalam melakukan audit yang menjawab setuju ada sebanyak 25
orang responden 71,42, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 6 orang responden 17,15, dan hanya ada 4 orang responden 11,42 yang menjawab kurang setuju.
2. Kompetensi
Tabel 9 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan Formal Sesuai Dengan Pekerjaannya No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 6
17,15 2 Setuju
4 22
62,85 3 Ragu-Ragu
3 6
17,15 4 Kurang
Setuju 2
1 2,85
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal mempunyai latar belakang pendidikan formal sesuai dengan pekerjaannya yang menjawab
setuju ada 22 orang responden 62,85, sedangkan yang menjawab sangat setuju dan ragu-ragu masing-masing ada 6 orang responden 17,15, dan
hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab kurang setuju.
Tabel 10
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Mempunyai Kemampuan Berkomunikasi Dengan Orang Lain Secara Efektif
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 8
22,86 2 Setuju
4 26
74,29 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat yang menjawab setuju bahwa audit internal mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara
efektif ada sebanyak 26 orang responden 74,29, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 8 orang responden 22,86, dan
hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu-ragu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Dilakukan Oleh
Orang Yang Mempunyai Sikap Profesional No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 17
48,58 2 Setuju
4 14
40,0 3 Ragu-Ragu
3 4
11,42 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat yang menjawab sangat setuju bahwa audit internal dilakukan oleh orang yang mempunyai sikap profesional ada
sebanyak 17 orang responden 48,58, yang menjawab setuju ada sebanyak 14 orang responden 40, dan hanya ada 4 orang responden
11,42 yang menjawab ragu-ragu.
Tabel 12 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Harus Bersikap Waspada
Agar Dapat Menjalankan Fungsi Pencegahan dan Pendeteksian Penyimpangan Dengan Baik
Universitas Sumatera Utara
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 16
45,72 2 Setuju
4 19
54,28 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menjawab setuju untuk audit internal harus bersikap waspada agar dapat menjalankan fungsi
pencegahan dan pendeteksian penyimpangan dengan baik ada sebanyak 19 orang responden 54,28, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada
sebanyak 16 orang responden 45,72.
3. Program Audit
Tabel 13 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Membuat Program Audit
Setiap Melaksanakan Pemeriksaan Audit Dalam Mendeteksi Kecurangan No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 7
20,0
Universitas Sumatera Utara
2 Setuju 4
21 60,0
3 Ragu-Ragu 3
4 11,42
4 Kurang Setuju
2 -
- 5 Tidak
Setuju 1
3 8,58
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat yang menjawab setuju terhadap audit internal membuat program audit setiap melaksanakan pemeriksaan audit
dalam mendeteksi kecurangan ada sebanyak 21 orang responden 60, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 7 orang responden
20, untuk yang menjawab ragu-ragu ada sebanyak 4 orang responden 11,42, dan hanya ada 3 orang responden 8,58 yang menjawab tidak
setuju.
Tabel 14 Distribusi Jawaban Tentang Program Audit Terdapat Tujuan Audit,
Prosedur Audit, Scedul Audit, Ruang Lingkup Audit dan Latar Belakang Audit
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 Sangat Setuju
5 17
48,58 2 Setuju
4 17
48,58 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa program audit terdapat tujuan audit, prosedur audit, scedul audit, ruang lingkup audit dan latar belakang
audit yang menjawab sangat setuju dan setuju masing-masing ada 17 orang responden 48,58, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang
menjawab ragu-ragu.
Tabel 15 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Dalam Melaksanakan Audit
Sesuai atau Berpedoman Pada Program Audit Yang Sudah Ditentukan No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 4
11,42 2 Setuju
4 30
85,72 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85
Universitas Sumatera Utara
4 Kurang Setuju
2 -
- 5 Tidak
Setuju 1
- -
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat yang menjawab setuju tentang audit internal dalam melaksanakan audit sesuai atau berpedoman pada program
audit yang sudah ditentukan ada sebanyak 30 orang responden 85,72, sedangkan yang menjawab setuju ada 4 orang responden 11,42, dan
hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu-ragu.
Tahap Audit Pendahuluan 1.
Pengamatan Sekilas Atas Fasilitas Fisik Tabel 16
Distribusi Jawaban Tentang Temuan-temuan Dalam Pengamatan Audit Internal Langsung Di Catat Dalam Kertas Kerja
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 14
40,0 2 Setuju
4 21
60,0 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
Universitas Sumatera Utara
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat yang menjawab setuju tentang temuan- temuan audit internal langsung di catat dalam kertas kerja ada sebanyak 21
orang responden 60, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 14 orang responden 40.
Tabel 17 Distribusi Jawaban Tentang Mengungkapkan Temuan Audit Penyajiam
Informasi Harus Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi Indonesia Audit Internal Langsung Di Catat Dalam Kertas Kerja
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 8
22,86 2 Setuju
4 26
74,29 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85
Universitas Sumatera Utara
4 Kurang Setuju
2 -
- 5 Tidak
Setuju 1
- -
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam mengungkapkan temuan audit penyajian informasi harus sesuai dengan prinsip akuntansi indonesia
audit internal langsung di catat dalam kertas kerja yang menjawab setuju ada 26 orang responden 74,29, sedangkan yang menjawab sangat setuju
ada 8 orang responden 22,86, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu-ragu.
2. Mencari Data Tertulis
Tabel 18
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Jawaban Tentang Pencarian Data Tertulis Dilakukan Oleh Audit Internal, Audit Eksternal, Kepala Bagian-bagian yang di audit,
Staf Audit Internal No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 3
8,58 2 Setuju
4 32
91,42 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencarian data tertulis dilakukan oleh auditor internal, auditor eksternal, kapala bagian-bagian yang di audit,
satf audit internal yang menjawab setuju lebih mendominasi yakni 32 orang responden 91,42, dan hanya ada 3 orang responden 8,58 yang
menjawab setuju.
Universitas Sumatera Utara
3. Wawancara Dengan Manajemen
Tabel 19 Distribusi Jawaban Tentang Audit Internal Tidak Mengalami Kesulitan Saat
Mewawancarai Orang-orang Yang Bekerja Di Bagian Pengendalian Internal No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 10
28,57 2 Setuju
4 22
62,85 3 Ragu-Ragu
3 3
8,58 4 Kurang
Setuju 2
- -
Universitas Sumatera Utara
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa audit internal tidak mengalami kesulitan saat mewawancarai orang-orang yang bekerja di bagian
pengendalian internal yang menjawab setuju ada sebanyak 22 orang responden 62,85, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada sebanyak
10 orang responden 28,57, dan hanya ada 3 orang responden 8,58 yang menjawab ragu-ragu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20 Distribusi Jawaban Tentang Hasil Wawancara Langsung Dengan
Manajemen Langsung Di Catat Oleh Audit Internal Dalam Kertas Kerja Berikut Temuan-temuannya
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 20
57,15 2 Setuju
4 15
42,85 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil wawancara langsung dengan manajemen langsung di catat oleh audit internal dalam kertas kerja
berikut temuan-temuannya yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15, sedangkan yang menjawab setuju ada sebanyak
15 orang responden 42,85.
Universitas Sumatera Utara
Review Dan Pengujian Pengendalian Manajemen Tabel 21
Distribusi Jawaban Tentang SKPD Yang Di Audit Memiliki Rencana Bisnis Untuk Membandingkan Dengan Hasil Yang Di Capai
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 5
14,28 2 Setuju
4 5
14,28 3 Ragu-Ragu
3 10
28,57 4 Kurang
Setuju 2
10 28,57
Universitas Sumatera Utara
5 Tidak Setuju
1 5
14,28
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SKPD yang di audit memiliki rencana bisnis untuk membandingkan dengan hasil yang dicapai yang
menjawab ragu-ragu dan kurang setuju masing-masing menjawab 10 orang responden 28,57, sedangkan yang menjawab sangat setuju, setuju, dan
tidak setuju memiliki 5 orang responden 14,28.
Tabel 22 Distribusi Jawaban Tentang Data Pengendalian Audit Internal Selalu
Dianalisis Untuk Mendeteksi Kecurangan Pada SKPD Yang Di Audit No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 18
51,42 2 Setuju
4 17
48,58 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa data pengendalian audit internal selalu dianalisis untuk mendeteksi kecurangan pada SKPD yang di audit
Universitas Sumatera Utara
yang menjawab sangat setuju ada 18 orang responden 51,42, sedangkan yang menjawab setuju ada 17 orang responden 48,58.
Tahap Audit Mendeteksi Fraud 1.
Internal Audit Mendeteksi Fraud Tabel 23
Distribusi Jawaban Tentang Internal Audit Berhasil Mendeteksi Fraud
Pada SKPD Yang Di Audit Dengan Menggunakan Beberapa Teknik Dalam Mendeteksi
Fraud No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 18
51,42 2 Setuju
4 17
48,58 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa internal audit berhasil mendeteksi fraud pada SKPD yang di audit dengan menggunakan beberapa
teknik dalam mendeteksi fraud yang menjawab sangat setuju ada 18 orang
Universitas Sumatera Utara
responden 51,42, sedangkan yang menjawab setuju ada 17 orang
responden 48,58.
Tahap Pelaporan Tabel 24
Distribusi Jawaban Tentang Waktu Penyajian Dari Laporan Pemeriksaan Selalu Tepat Waktu
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 13
37,15 2 Setuju
4 21
60,0 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa waktu penyajian dari laporan pemeriksaan selalu tepat waktu yang menjawab setuju ada 21 orang
responden 60, sedangkan yang menjawab sangat setuju ada 13 orang responden 37,15, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang
menjawab ragu-ragu.
Tabel 25 Distribusi Jawaban Tentang Waktu Penyajian Dari Laporan Pemeriksaan
Tersebut Pernah Tidak Sesuai Dengan Waktu Yang Telah Ditetapkan No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 -
- 2 Setuju
4 -
- 3 Ragu-Ragu
3 1
2,85 4 Kurang
Setuju 2
13 37,15
5 Tidak Setuju
1 21
60,0
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa waktu penyajian dari laporan pemeriksaan tersebut pernah tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan yang menjawab tidak setuju ada sebanyak 21 orang responden 60, sedangkan yang menjawab kurang setuju ada 13 orang responden
Universitas Sumatera Utara
37,15, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu- ragu.
Tabel 26 Distribusi Jawaban Laporan Tentang Laporan Pemeriksaan Terdapat
Pendapat Para Pejabat Yang Berwenang Pada Temuan, Kesimpulan, Dan Rekomendasi Auditor
No Jawaban Score Frekuensi
Persentase
1 Sangat Setuju
5 20
57,15 2 Setuju
4 15
42,85 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa laporan pemeriksaan terdapat pendapat para pejabat yang berwenang pada temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi auditor yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15, sedangkan yang menjawab setuju ada sebanyak 15
orang responden 42,85.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27 Distribusi Jawaban Tentang Saran Dan Rekomendasi Yang Disampaikan
Kepada SKPD Mendapat Tanggapan Positif No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
5 20
57,15 2 Setuju
4 15
42,85 3 Ragu-Ragu
3 -
- 4 Kurang
Setuju 2
- -
5 Tidak Setuju
1 -
-
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa saran dan rekomendasi yang disampaikan kepada SKPD mendapat tanggapan positif untuk jawaban
sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15, sedangkan yang menjawab setuju ada sebanyak 15orang responden 42,85.
Variabel Audit Internal dalam mendeteksikecurangan berdasarkan rekapitulasi data bahwa jumlah responden terhadap nilai tertinggi yang
Universitas Sumatera Utara
dicapai adalah 109, sedangkan jumlah terendah adalah 7. Adapun jumlah interval yang dikehendaki adalah 5 kategori yaitu sangat berperan, berperan,
cukup berperan, kurang berperan, dan tidak berperan. Berdasarkan hal-hal diatas dapat diperoleh jelas interval dengan
menggunakan rumus statistik :
erval Jumlah
R i
int
i = Kelas interval R = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Maka : 109 - 73
i = 5
36 i =
5 i = 7,2 dibulatkan menjadi = 7
Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai berikut:
Tingkat audit internal sangat berperan = 102-109
Tingkat audit internal berperan
= 94-101
Universitas Sumatera Utara
Tingkat audit internal cukup berperan
= 86 - 93
Tingkat audit internal kurang berperan = 78 - 85
Tingkat audit internal tidak berperan
= 70 - 77 Untuk mengetahui pentingnya audit internal dalam mendeteksi
kecurangan pada inspektorat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Tbk kategori sangat berperan, berperan, cukup berperan, kurang berperan, dan tidak
berperan dapat dilihat dari kontribusi frekuensi jawaban responden dalam tabel setelah dianalisa setiap pertanyaan dan kategori pertanyaan pertanyaan 5-27
sebagai berikut :
Tabel 28 Distribusi Jawaban Tentang Pentingnya Auditor Internal Dalam Mendeteksi
Kecurangan Pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Tbk No Jawaban Score
Frekuensi Persentase
1 Sangat Berperan
5 8
22,86 2 Berperan
4 9
25,72
Universitas Sumatera Utara
3 Cukup Berperan
3 13
37,15 4 Kurang
Berperan 2
4 11,42
5 Tidak Berperan
1 1
2,85
Total 35 100,00
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwayang menjawab pentingnya auditor internal dalam mendeteksi kecurangan pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara, Tbk berada pada kategori cukup berperan ada sebanyak 13 orang responden 37,15, yang menjawab berperan adan sebanyak 9 orang
responden 25,72, sedangkan untuk jawaban sangat berperan adan sebanyak 8 orang responden 22,86, yang menjawab kurang berperan ada sebanyak 4
orang responden 11,42, dan hanya ada 1 orang responden 2,85 yang menjawab tidak berperan.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagaimana telah penulis jelaskan di atas bahwa dalam penulisan skripsi ini metode yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat
deskriptif, tujuannya adalah untuk menggambarkan tentang gejala yang diteliti pada lokasi penelitian.
Data yang penulis sajikan mengenai pentingnya audit internal dalam mendeteksi kecurangan pada inspektorat pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara, Tbk. Berdasarkan hasil penelitian analisis data yang dilakukan dengan jalan analisis tabel tunggal maka dapat dilihat hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada tabel 5 audit internal mempunyai hubungan yang sangat penting dalam mendeteksi kecurangan yang menjawab setuju ada
sebanyak 28 orang responden 80. Pemeriksaan yang dilakukan oleh suatu badan independen sangatlah penting untuk menumbuhkan
kepercayaan dan kepuasan masyarakat terkait transparansi praktek pengelolaan keuangan negara, sebagaimana salah satu unsur pentingnya
dilakukan pemeriksaan audit laporan keuangan pada sektor swasta, yakni agency theory, yang dalam sektor publik, negara merupakan manajemen
yang bertanggung jawab kepada masyarakat atau rakyatnya sebagai sang pemilik modal, di sinilah peran kebijakan pemeriksaan laporan keuangan
oleh Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Tbk menjadi sangat penting. Independensi, integritas dan obyektifitas merupakan tulang
punggung profesi akuntan. Profesi ini timbul karena kebutuhan masyarakat akan pihak yang dapat dipercaya untuk menilai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan oleh manajemen. Untuk mencapai tujuan pemeriksaan akuntan, yaitu kewajaran laporan keuangan klien berdasarkan
atas prinsip akuntansi yang berlaku, maka auditor harus mengumpulkan bukti-bukti dan mengevaluasi bukti tersebut dengan tidak berprasangka dan
memihak. Untuk yang menjawab sangat setuju hanya ada 7 orang responden 20 yang menyatakan bahwa audit internal mempunyai
hubungan yang sangat penting dalam mendeteksi kecurangan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada tabel 6 menyatakan bahwa audit internal bertanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan dalam melaksanakan
pengauditan yang menjawab setuju ada 28 orang responden 80. Pada Inspektorat Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Tbk yang berfungsi
sebagai pihak independen yang berada langsung di bawah bupati, bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan pada setiap unit satuan
kerja pemerintahan yang pada intinya menguji keabsahan rechmatigheid, yang meliputi dasar hukum wetmatigheid dan akan tepat guna
doelmatigheid dari suatu tindakan pelaksanaan APBD oleh pemerintah daerah dan instansi–instansinya sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan SAP dengan memperhatikan: a
Kesesuaian LKPP dan LKKL dengan Standar Akuntansi Pemerintahan b
Kecukupan pengungkapan c
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan d
Efektivitas sistem pengendalian intern Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, penugasan atas pemeriksaan
keuangan memiliki harapan-harapan expectation dari pemberi tugas.
Untuk yang menjawab sangat setuju ada 6 orang responden 17,15, dan hanya 1 orang responden 2,85 yang menjawab ragu-ragu dalam
melaksanakan pengauditan. Banyak pihak mempersepsi aktivitas audit internal adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menangkap pelaku
kecurangan fraud. Padahal, auditor internal tidaklah sama dengan investigator ataupun fraud examiner.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada tabel 7 dapat diketahui bahwa audit internal sangat dibutuhkan kemampuan profesionalismenya dalam mendeteksi kecurangan
pada saat mengaudit yang menjawab setuju ada 25 orang responden 71,42. Untuk jawaban kurang setuju hanya ada 4 orang responden
11,42. Untuk meningkatkan kualitas peran internal auditor dalam mengungkapkan temuan audit, internal auditor memerlukan kemampuan
profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit
dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan instansi.
Profesional akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental dari internal auditor itu sendiri dalam
melakukan pekerjaannya. Jadi semakin lama seseorang bekerja maka ia akan semakin profesional. Dengan adanya sikap profesionalisme internal
audit yang handal diharapkan dalam upaya mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang dan mengungkapkannya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari internal auditor akan sangat membantu untuk mencegah
kejadian penyimpangan terulang lagi dalam intansi atau lembaga pemerintah dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan
penyimpangan. Internal auditor bukan saja dituntut untuk bersikap
Universitas Sumatera Utara
profesional tetapi dituntut untuk memiliki suatu ketrampilan untuk mengembangkan fakta dan detail dalam suatu temuan audit yang signifikan
dan dapat dilaporkan. Agar dapat menjalankan fungsi pencegahan dan pendeteksian penyimpangan dengan baik, sikap internal auditor harus
mewaspadai berbagai kesempatan seperti kelemahan-kelemahan internal control aktivitas operasional yang memungkinkan dilakukannya
penyimpangan dan juga harus melakukan pengujian-pengujian yang ditujukan terhadap identifikasi dari berbagai unsur-unsur temuan dan tidak
boleh merasa puas setelah semuanya ditemukan, secara eksplisit maupun secara implisit. Setiap temuan audit yang telah mencakup semua unsur-
unsur kelemahan akan merupakan suatu argumentasi yang kuat untuk melakukan tindakan korektif.
Berdasarkan pada tabel 8 dapat diketahui bahwa bahwa audit internal memiliki keleluasaan dalam melakukan audit yang menjawab setuju ada
sebanyak 25 orang responden 71,42. Dan hanya ada 4 orang responden 11,42 yang menjawab kurang setuju. Dalam melakukan pengauditan
pada sebuah lembaga atau instansi tidak diperbolehkan adanya intervensi dari pihak manapun. Karena lembaga ini adalah lembaga teknis dan
independen yang memiliki keleluasaan dalam melakukan pengauditan, untuk itu jika terjadi kecurangan pada salah satu instansi atau pihak
manapun maka pihak inspektorat selaku auditor internal wajib menindaklanjuti kecurangan yang terjadi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni pada Peraturan Menteri Negara
Universitas Sumatera Utara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER05M.Pan032008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Integritas seorang
auditor merupakan salah satu modal bagi profesi akuntan publik, artinya bahwa prinsip moral yang tidak memihak atau kejujuran auditor untuk
memandang fakta dan mengemukakan fakta seperti apa adanya. Meskipun informasi yang diperoleh auditor selama penugasan diberikan kepada
auditor lainnya, namun sesuai kode etik hal ini harus melalui persetujuan klien terlebih dahulu, kecuali informasi tersebut dikehendaki oleh hukum
atau negara, maka diperbolehkan tanpa seijin klien. Berdasarkan pada tabel 9 dapat diketahui bahwa audit internal
mempunyai latar belakang pendidikan formal sesuai dengan pekerjaannya yang menjawab setuju ada 22 orang responden 62,85. Agar pekerjaan
auditor dapat dievaluasi, maka setiap auditor wajib untuk mengikuti Standar Profesi Audit Internal SPAI yang telah ditetapkan oleh Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal pada tanggal 12 Mei 2004, sehingga dalam pelaksanaannya tetap memiliki aturan yang tetap. Auditor dapat
meningkatkan kualitas audit dan mempunyai keahlian yang lebih baik untuk menilai ukuran kinerja atau pedoman kerja yang digunakan oleh auditi.
Kemampuan auditor yang perlu ditingkatkan meliputi kemampuan teknis, manajerial, dan konseptual yang terkait dengan audit dan auditi. Kualitas
auditor ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Auditor akan dikatakan kompeten atau ahli jika dapat menemukan pelanggaran dan
auditor yang independen jika dapat melaporkan pelanggaran tersebut dengan
Universitas Sumatera Utara
baik. Auditor dalam melakukan pemeriksaan diperbolehkan untuk mengangkat tenaga ahli dari profesi lain selain ahli akuntansi dan auditing,
namun ia tetap bertanggungjawab atas hasil pemeriksaan ahli tersebut. Berdasarkan pada tabel 10 dapat diketahui bahwa audit internal
mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif ada sebanyak 26 orang responden 74,29 yang menjawab setuju. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara No. PER05M.Pan?032008 yang menyatakan auditor atau pemeriksa harus
mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Inspektorat adalah
lembaga teknis, dalam kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintah dan
komunikasi. Sebagai internal auditor dituntut memiliku ketrampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif,
terutama dalam auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas
dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lainnya.
Berdasarkan pada tabel 11 dapat diketahui bahwa audit internal dilakukan oleh orang yang mempunyai sikap profesional ada sebanyak 17
orang responden 48,58 yang menjawab sangat setuju. Seseorang yang profesional disamping mempunyai keahlian dan kecakapan teknis harus
mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja, mengejar kepuasan orang
Universitas Sumatera Utara
lain, keberanian menanggung resiko, ketekunan dan ketabahan hati, integritas tinggi, konsistensi dan kesatuan pikiran kata dan perbuatan. Sikap
internal audit yang profesionalisme berarti suatu usaha untuk mempertahankan kualitas suatu hasil pekerjaan atau meningkatkannya.
Peranan internal auditor dapat dikatakan efektif atau tidak efektif dengan melihat sikap internal auditor, yang mana sikap itu sendiri dipengaruhi oleh
kognitif, afektif dan konatif melalui : 1 Standar profesional auditor, 2 Pengetahuan dan kecakapan, 3 Hubungan antar manusia dan komunikasi,
4 Pendidikan berkelanjutan, 5 Ketetlitian profesional. Dengan sikap profesionalisme internal auditor tersebut maka peranan internal audit dalam
mengungkapkan penyimpangan akan baik pula yang dapat dilihat dari hasil temuan audit kemudian akan dianalisis dan disimpulkan oleh internal
auditor berupa laporan data atau laporan dalam bentuk angka statistik. Sikap profesionalisme internal auditor diukur dari kode etik dan sikap objektif,
dimana kode etik dikeluarkan oleh IIS Institute of Internal Auditors. Sedangkan sikap objektif para internal auditor ditunjukkan dengan
melakukan penugasan staf yang dirotasikan secara periodik serta diadakannya pemeriksaan atas laporan audit sebelum audit tersebut
dikeluarkan yang dilakukan oleh supervisor, asisten manajer dan corporate audit. Untuk jawaban ragu-ragu hanya ada 4 orang responden 11,42.
Berdasarkan pada tabel 12 dapat diketahui bahwa yang menjawab setuju untuk audit internal harus bersikap waspada agar dapat menjalankan
fungsi pencegahan dan pendeteksian penyimpangan dengan baik ada
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 19 orang responden 54,28. Auditor internal harus memiliki perilaku yang tidak memihak, tidak bias dan menghindari konflik
kepentingan. Jika objektivitas menurun dalam kenyataan atau dalam penampilan, rincian penurunan tersebut harus diungkapkan kepada pihak-
pihak yang tepat. Sikap pengungkapan akan tergantung pada penurunan tersebut. Auditor internal harus menggunakan kecermatan dan keterampilan
yang diharapkan dari seorang auditor internal yang cukup berhati-hati dan kompeten. Kecermatan profesional yang tepat tidak berarti sempurna bebas
dari kesalahan. Dalam memenuhi standar ini, seorang auditor yang berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas pekerjaan yang
dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan oleh personil kurang berpengalaman yang turut mengambil bagian dalam audit. Standar
penggunaan kemahiran ini mengharuskan seorang auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit. Auditor internal harus waspada
terhadap resiko-resiko yang signifikan yang dapat mempengaruhi objektivitas, operasi atau sumberdaya. Namun, prosedur assurance sendiri,
bahkan jika dilakukan dengan kecermatan profesional yang tepat, tidak menjamin bahwa semua resiko signifikan dan diidentifikasi.
Berdasarkan pada tabel 13 dapat diketahui bahwa audit internal membuat program audit setiap melaksanakan pemeriksaan audit dalam
mendeteksi kecurangan ada sebanyak 21 orang responden 60 yang menjawab setuju. Audit internal bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan,
program, dan aktivitas yang memerlukan perbaikan. Sehingga dengan
Universitas Sumatera Utara
rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada lembaga tersebut. Program
Quality Assurance harus dirancang untuk membantu aktivitas audit internal dalam memberi nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi serta
memberikan assurance bahwa aktifitas audit internal sesuai dengan standar dan kode etik serta secara terus menerus harus diawasi efektivitasnya. Pada
saat para auditor memasuki era baru dalam layanan jasa pertambahan nilai ini, akan terjadi juga tekanan yang meningkat untuk melakukan pendekatan
atas setiap perikatan dengan integritas dan objektiivitas tingkat tinggi. Berdasarkan pada tabel 14 dapat diketahui bahwa program audit
terdapat tujuan audit, prosedur audit, scedul audit, ruang lingkup audit dan latar belakang audit yang menjawab sangat setuju dan setuju masing-masing
ada 17 orang responden 48,58. Sudah menjadi keharusan mandatory bagi Inspektorat untuk melaksanakan pembenahan melalui implementasi
program dan kegiatan reformasi birokrasi, agar dapat mendorong pendayagunaan peran aparaturnya menajamkan peran Inspektorat sebagai
konsultan dan katalis, melalui perubahan paradigma yang berorientasi pengendalian dan ketaatan menjadi pendekatan stratejik yang berkelanjutan
dalam upaya mendorong keberhasilan organisasi. Perubahan paradigma ini harus benar-benar dilaksanakan oleh para pegawai, khususnya Auditor
Inspektorat, artinya bahwa mereka harus memiliki komitmen dan kompetensi yang memadai untuk lebih mengembangkan peran konsultan
Universitas Sumatera Utara
dan katalisnya, disamping pentingnya mendorong keberpihakan dukungan kebijakan dan alokasi anggaran yang memadai.
Berdasarkan pada tabel 15 dapat diketahui bahwa audit internal dalam melaksanakan audit sesuai atau berpedoman pada program audit yang sudah
ditentukan ada sebanyak 30 orang responden 85,72 yang menjawab setuju. Program merupakan level klasifikasi pekerjaan yang tertinggi yang
dilakukan oleh suatu badan dalam melaksanakan tanggungjawabnya, yang digunakan untuk menetapkan porsi pekerjaan yang harus dihasilkan untuk
mencapai produk akhir yang menentukan keberadaan-keberadaan tersebut. Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi. Waktu pelaksanaan audit internal dibedakan menjadi 2
dua yaitu : 1 Audit Berkala Reguler adalah audit yang dilakukan secara terencana dan berkala pada masing-masing provinsi dan kabupaten, 2 Audit
Insidentil adalah audit yang dilakukan tidak secara terencana sesuai dengan kebutuhan berdasarkan resiko cakupan audit. Review hasil-hasil program
akan membantu auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.
Berdasarkan pada tabel 16 dapat diketahui bahwa yang menjawab setuju tentang temuan-temuan audit internal langsung di catat dalam kertas
kerja ada sebanyak 21 orang responden 60. Peran internal auditor adalah untuk memastikan apakah temuan audit itu memang ada atau tidak, untuk
menilai atau mengevaluasi suatu aktivitas dalam hal mengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
temuan audit berdasarkan kriteria yang tepat untuk merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. Peran internal auditor harus
dijalankan dengan posisi yang independen dan kompeten agar kualitas pelayanannya dapat memuaskan pihak pemaia informasi yang diberikan.
Ada lima tipe kertas kerja: program audit, working trial balance, ringkasan jurnal adjustment, skedul utama, dan skedul pendukung. Audit harus
direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus dipimpin dan disupervisi semestinya dapat dicerminkan dari berbagai tipe kertas kerja
yang dihasilkan oleh auditor. Perencanaan audit yang baik akan terlihat dalam tipe kertas. Kerja program audit yang dibuat oleh auditor, sedangkan
supervisi terhadap pekerjaan asisten dapat tercermin dari tanda tangan reviewer yang tercantum pada setiap tipe kertas kerja yang dihasilkan dalam
audit. Kertas kerja harus diberi indeks untuk memudahkan pencarian informasi yang tercantum di dalamnya dan untuk memudahkan pengaitan
informasi dalam suatu kertas kerja dengan informasi dalam kertas kerja yang lain. Dengan demikian kualitas internal auditor dalam hal
mengungkapkan temuan audit bukanlah aktivitas yang dapat merugikan perusahaan yang disini berkaitan dengan sistem internal kontrolnya,
melainkan dengan terungkapnya temuan audit, internal auditor dapat memberikan masukan-masukan berupa nasehat, saran, dan evaluasi terhadap
pihak manajemen, karena semua tindak lanjut atas hasil penemuan dari internal auditor hanya pihak manajemenlah yang berhak menindaklanjuti.
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi yang efektif dari bukti audit, adalah syarat yang sangat penting bagi keahlian audit intern. internal auditor sering dihadapkan pada
berbagai informasi mengenai bisnis dan perusahaan operasi pada sebuah situs. Dalam rangka untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan
kontrol, auditor perlu memikirkan aktivitas ini dan proses pendukungnya, dimana seringkali tidak mungkin mendokumentasikan secara mencukupi.
kertas kerja Audit sangat penting bagi individu audit internal dan untuk perusahaan secara keseluruhan. Dalam beberapa situasi, kertas kerja bahkan
bisa menjadi sumber bukti dalam litigasi. saat ini kertas kerja audit yang paling terorganisir dalam format digital dan dipasangkan di laptop atau
komputer. Audit internal memiliki laporan keuangan dan ketentuan hukum untuk mempertahankan dokumentasi kertas kerja audit untuk jangka waktu
sampai tujuh tahun atau lebih. Hal ini dapat bertantangan; perubahan teknologi terkadang membuat catatan lama sulit diakses, dan keterbatasan
ruang fisik menjadi tantangan untuk melacak catatan lama. Berdasarkan pada tabel 17 dapat diketahui bahwa dalam
mengungkapkan temuan audit penyajian informasi harus sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia audit internal langsung di catat dalam kertas
kerja yang menjawab setuju ada 26 orang responden 74,29. Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit
yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
Kertas kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan akuntasi
Universitas Sumatera Utara
klien dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Dalam hal audit dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah, maka kertas kerja
audit adalah milik Instansi Pengawasan Internal Pemerintah, bukan milik Satuan Kerja AuditKlien atau milik pribadi auditor. Namun, hak pemilikan
kertas kerja oleh Instansi Pengawasan Internal Pemerintah masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Kode Etik APIP berlaku,
untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor dalam hubungannya dengan transaksi Satuan Kerja untuk tujuan yang tidak
semestinya. Pengungkapan informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi oleh Kode Etik APIP tentang Prinsip
Kerahasiaan yaitu Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut
tanpa otorisasi yang memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pada tabel 18 dapat diketahui bahwa pencarian data tertulis dilakukan oleh auditor internal, auditor eksternal, kapala bagian-
bagian yang di audit, staf audit internal yang menjawab setuju lebih mendominasi yakni 32 orang responden 91,42. Tujuan audit internal
mencari data tertulis dari bagian SKPD yang di audit adalah : 1 untuk menjaga sumber daya dari kerugian yang sia-sia, penyalahgunaan,
pengelolaan yang tidak sesuai, kesalahan dan kecurangan. 2 untuk memastikan kesesuaian antara hukum, peraturan, kontrak, dan langkah-
langkah yang di ambil pihak manajemen. 3 untuk mengembangkan dan
Universitas Sumatera Utara
menjaga data keuangan dan manajemen yang dapat diandalkan, serta menyajikannya dalam laporan dengan tepat waktu. 4 untuk menerapkan
operasi yang teratur, ekonomis, efisien dan efektif serta untuk memproduksi produk dan jasa berkualitas yang sesuai dengan misi organisasi. Bukti
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diperiksa. Cukup atau tidaknya bukti audit menyangkut kuantitas bukti yang harus diperoleh auditor dalam auditnya,
sedangkan kompetensi bukti audit menyangkut kualitas atau keandalan bukti yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sumber bukti, pengendalian intern,
dan cara untuk memperoleh bukti. Berdasarkan pada tabel 19 dapat diketahui bahwa audit internal tidak
mengalami kesulitan saat mewawancarai orang-orang yang bekerja di bagian pengendalian internal yang menjawab setuju ada sebanyak 22 orang
responden 62,85. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk memperoleh informasi mengenai audit internal dalam mendeteksi
kecurangan, untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada dalam mendeteksi kecurangan SKPD yang akan di audit. Wawancara yang
biasanya dilakukan oleh audit internal berupa tanya jawab langsung kepada accounting-oriented internal auditing, tanya jawab langsung kepada
operational auditing, serta tanya jawab melalui kuesioner secara tertulis. Integritas seorang auditor merupakan salah satu modal bagi profesi akuntan
publik, yang memiliki prinsip moral yang tidak memihak atau kejujuran
Universitas Sumatera Utara
auditor untuk memandang fakta dan mengemukakan fakta seperti apa adanya.
Berdasarkan pada tabel 20 dapat diketahui bahwa hasil wawancara langsung dengan manajemen langsung di catat oleh audit internal dalam
kertas kerja berikut temuan-temuannya yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15. Wawancara dengan manajemen
yang biasanya dilakukan oleh audit internal berupa : tanya jawab langsung dengan accounting-oriented internal auditing, tanya jawab langsung kepada
operation auditing, serta tanya jawab melalui kuesioner secara tertulis. Hasil wawancara dengan manajemen akan dilaporkan secara tertulis dan lisan.
Seorang internal auditor harus mengenal dengan pihak yang akan diperiksa agar dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari pemeriksaannya serta audit
program yang akan dilakukannya. Internal auditor juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan pihak yang akan diperiksanya untuk
dapat mencari dan menggali data agar mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan pada tabel 21 dapat diketahui bahwa SKPD yang di audit memiliki rencana bisnis untuk membandingkan dengan hasil yang dicapai
yang menjawab ragu-ragu dan kurang setuju masing-masing menjawab 10 orang responden 28,57. Perhatian utama auditor adalah resiko dari salah
saji material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh resiko bisnis. Untuk perusahaan teknologi dan industri dengan siklus produk yang pendek,
auditor harus memperhatikan apakah rencana produksi dan tingkat
Universitas Sumatera Utara
persediaan mereka tepat untuk kondisi ekonomi saat .ini. Auditor juga mempertimbangkan kontrol manajemen yang bisa mengurangi resiko bisnis,
seperti praktek penilaiaan resiko yang efektif dan organisasi perusahaan. Setelah itu mempertimbangkan efektivitas kontrol manajemen apakah tinggi
atau rendah, kemudian dievaluasi untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan. Auditor juga menggunakan pengetahuan dari
resiko ini untuk menentukan luasan dari bukti audit. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional
perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan control serta efisiensi dan efektivita kinerja perusahaan. Dalam SKPD harus mampu
menyerap anggaran secara maksimal, untuk itu kita dituntut bekerja secara cerdas dan berupaya keras mencapai kemakmuran rakyat. Seluruh satuan
kerja perangkat daerah SKPD untuk meningkatkan kualitas penyerapan dan pencapaian tujuan pada tahun anggaran 2012. Untuk itu, seluruh satuan
kerja harus segera memanfaatkan anggaran sesuai rencana dan prioritas program yang telah ditetapkan secara efektif, efisien dan tanggungjawab,
transparan dan bebas KKN. Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di
lingkungan SKPD untuk menghasilkan rencana kerja dan anggaran. Berdasarkan pada tabel 22 dapat diketahui bahwa data pengendalian
audit internal selalu dianalisis untuk mendeteksi kecurangan pada SKPD yang di audit yang menjawab sangat setuju ada 18 orang responden
51,42. Penggunaan keuangan setiap SKPD hingga akhir tahun anggaran
Universitas Sumatera Utara
akan di audit sesuai dengan tupoksi tugas pokok dan fungsi dan profesionalisme. Hasilnya akan jadi laporan yang nantinya disampaikan
kepada bupati. Dalam audit tersebut akan disampaikan sejumlah catatan tim auditor sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan pada tahun anggaran 2012.
Pasalnya sesuai regulasi, proses pengadaan boleh dilakukan sebelum DPA ditetapkan. Oleh karena itu proses administrasinya akan lebih cepat. Dari
data itu tercatat sebelas SKPD lingkup Pemprov Sumatera Utara yang penyerapan anggarannya di bawah 50 persen yakni pada Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga PPO, Dinas Pekerjaan Umum PU, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nakertrans, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah BPBD, Biro Keuangan, Biro Kesejahteraan Rakyat Kesra, Kantor Penghubung, Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Dispenda, Dinas
Komunikasi dan Informatika, Dinas Pertanian dan Perkebunan Distanbun dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Sementara itu, dinas-dinas yang
penyerapann anggarannya di atas 80 yakni Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda Sumatera Utara, Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa BPMPD, Badan Arsip Daerah, dan sebagainya.
Berdasarkan pada tabel 23 dapat diketahui bahwa internal audit berhasil mendeteksi Fraud pada SKPD yang di audit dengan menggunakan
beberapa teknik dalam mendeteksi Fraud yang menjawab sangat setuju ada 18 orang responden 51,42. Kegiatan audit internal akan memberikan
informasi faktual dan obyektif yang meliputi semua aspek operasional
Universitas Sumatera Utara
organisasi, baik secara keseluruhan ataupun hanya satu bagian, kepada pihak manajemen sehingga mampu membuat keputusan yang tepat dalam
menghadapi resiko dan peluang yang ada. Selain itu, juga memberikan rekomendasi perbaikan bagi kegiatan operasi organisasi yang ada saat ini.
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat
melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang telah
terlatih baik dan criminal investigator. Inspektorat Provinsi Sumatera Utara suatu intansi yang mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam
memeriksa semua SKPD Provinsi, KabupatenKota. Untuk mengurangi resiko terjadinya fraud maka internal audit melakukan program kerja
pengawasan tahunan PKPT secara rutin pada setiap KabupatenKota. Setiap awal tahun internal audit akan membuat kertas kerja pemeriksa
KKP dan jadwal pemeriksaan untuk setiap KabupatenKota. Agar dapat dengan mudah menemukan dan mencegah adanya fraud serta bagaimana
menyusun sistem internal auditor yang baik maka auditor harus mengenal bentuk dan cara orang berbuat curang. Fraud yang sering terjadi pada
SKPD KabupatenKota yaitu : 1.
Tidak membuat surat pertanggung jawaban SPJ dana sebagai bukti kas pengeluaran terhadap SP2D yang sudah di cairkan uangnya.
2. Membuat surat perintah perjalanan dinas SPPD piktif
3. Tidak terdapatnya bukti setor pajak SSP
Universitas Sumatera Utara
4. Terdapatnya pembelian pengadaan barang dan jasa piktif
5. Terdapatnya merangkap jabatan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, di temukan beberapa kasus penyimpangan keuangan yang berkaitan dengan uang persediaan dana
pada semua SKPD KabupatenKota. Berikut tabel data temuan selama tahun 2009. 2010 dan 2011
No Bentuk Kasus
Fraud Temuan
Th.2009 Temuan
Th.2010 Temuan
Th.2011
1 Tidak membuat Surat
Pertanggung Jawaban SPJ 2
Kabupaten 2
Kota Madya
1 Kabupaten
2 Membuat surat perintah
perjalanan dinas SPPD piktif 2
Kabupaten 1
Kota Madya
1 Kabupaten
3 Tidak terdapatnya bukti setor
pajak SSP 1
Kabupaten 1
Kabupaten 1
Kabupaten 4 Terdapatnya
pembelian pengadaan barang dan jasa
piktif 1
Kabupaten 1
Kabupaten 1
Kabupaten 5
Terdapat merangkap jabatan 3
Kabupaten 3
Kabupaten 2
Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Selama tahun 2009 kasus-kasus fraud dari hasil penelitian terdapat 9 Kabupaten yang kena kasus yaitu tidak membuat surat pertanggung
jawaban SPJ sebanyak 2 Kabupaten, membuat surat perintah perjalanan dinas SPPD piktif sebanyak 2 Kabupaten, tidak terdapatnya bukti setor
pajak SSP sebanyak 1 Kabupaten, terdapat pembelian pengadaan barang dan jasa piktif sebanyak 1 Kabupaten dan terdapat merangkap
jabatan sebanyak 3 Kabupaten. Selama tahun 2010 kasus-kasus fraud dari hasil penelitian terdapat 8 Kabupaten yang kena kasus yaitu tidak
membuat surat pertanggung jawaban SPJ sebanyak 2 Kota Madya, membuat surat perintah perjalanan dinas SPPD piktif sebanyak 1 Kota
Madya, tidak terdapatnya bukti setor pajak SSP sebanyak 1 Kabupaten, terdapat pembelian pengadaan barang dan jasa piktif sebanyak 1
Kabupaten dan terdapat merangkap jabatan sebanyak 3 Kabupaten. Selama tahun 2011 kasus-kasus fraud dari hasil penelitian terdapat 6
Kabupaten yang kena kasus yaitu tidak membuat surat pertanggung jawaban SPJ sebanyak 1 Kabupaten, membuat surat perintah perjalanan
dinas SPPD piktif sebanyak 1 Kabupaten, tidak terdapatnya bukti setor pajak SSP sebanyak 1 Kabupaten, terdapat pembelian pengadaan
barang dan jasa piktif sebanyak 1 Kabupaten dan terdapat merangkap jabatan sebanyak 2 Kabupaten. Berikut adalah contoh laporan internal
audit Lampiran 4.2. Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisa diatas :
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatnya pengendalian internal disebabkan adanya internal
control yang baik oleh pemerintahan kabupatenkota mengakibatkan menurunnya kasus fraud pada tahun 2010 dan 2011 dibandingkan
dengan tahun 2009. 2.
Belum semuanya kepercayaan BupatiWalikota bahwa dengan terungkapnya kasus fraud pada tahun 2009 akan berdampak positif
pada tahun 2010 dan 2011, atau masa mendatang Artinya, Buapti atau Kepala SKPD nantinya yang akan melakukan tindakan fraud
tidak percaya sepenuhnya bahwa mereka akan ditindak tegas karena masih munculnya kasus yang sama.
3. Sebagian besar pegawai negeri sipil kabupatenkota telah
Menjalankan Standard Operational Prosudere SOP peraturan pemerintahan PP dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Permendagri sehingga mampu menekankan terjadinya fraud. 4.
Internal audit mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap terungkapnya kasus fraud.
5. Kasus fraud terjadi di setiap SKPD KabupatenKota dan dilakukan
dimana tidak adanya pemeriksaan atau setelah dilakukannya pemeriksaan oleh internal audit.
Berdasarkan pada tabel 24 dapat diketahui bahwa waktu penyajian dari laporan pemeriksaan selalu tepat waktu yang menjawab setuju ada 21
orang responden 60. Pada mulanya pemeriksaan akuntan ditujukan untuk menemukan kecurangan-kecurangan atau penggelapan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan manajemen. Dengan adanya sistem pengendalian intern yang baik, kemudian tujuan auditing bergeser ke penentuan kewajaran laporan
keuangan, tanggungjawab auditor kepada pihak ketiga seperti pemerintah dan investor juga meningkat. Selain tiu teknik-teknik yang digunakan
seperti pemakaian sampling dan penggunaan komputer untuk pemrosesan data. Pemeriksaan Investigatif meliputi upaya untuk mendapatkan berbagai
bukti-bukti dan pernyataan-pernyataan, memberikan kesaksian, penulisan laporan, dan membantu dalam pendeteksian dan pencegahan tindak
kecurangan. Sehingga sebagai internal auditor yang handal, akuntan maupun non akuntan harus mampu memeriksa kondisi kesehatan organisasi sehingga
organisasi dapat menghadapi tantangan berikutnya. Kepastian waktu dalam
pelaksanaan audit diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam pemeriksaan audit disuatu instansi memang perlu memakan waktu
lama kurun waktu 3 hari, sesuai dengan rencana pemeriksaan audit harus sudah dapat selesai dengan cepat dan mudah.
Berdasarkan pada tabel 25 dapat diketahui bahwa waktu penyajian dari laporan pemeriksaan tersebut pernah tidak sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yang menjawab tidak setuju ada sebanyak 21 orang responden 60. Waktu penyajian untuk laporan pemeriksaan yang
dilakukan oleh Inspektorat tidak pernah melenceng dari prosedur atau rencana yang telah dibuat sebelumnya. Untuk itu diperlukan kerjasama dari
kedua belah pihak baik instansi atau lembaga yang diperiksa maupun olrh
Universitas Sumatera Utara
para auditornya, agar pemeriksaan yang dilakukan tidak terganggu dengan jalannya kegiatan di suatu instansi, lembaga, perusahaan dan sebagainya.
Berdasarkan pada tabel 26 dapat diketahui bahwa bahwa laporan pemeriksaan terdapat pendapat para pejabat yang berwenang pada temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi auditor yang menjawab sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15. Tahap pelaporan merupakan
tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi
alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-
hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal melalui diskusi
dengan pihak manajemen. Namun demikian, akan lebih baik bila laporan audit disampaikan secara tertulis, karena pengorganisasian dan pelaporan
temuan-temuan audit secara tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang telah dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu, laporan tertulis juga
sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor. Laporan yang disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan pekerjaannya. Perusahaan sebagai
pihak penyaji laporan keuangan memiliki kecenderungan untuk selalu menampakkan gambaran yang positif mengenai kondisi keuangannya,
kadang-kadang melupakan aspek reliabilitas laporan keuangan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
para pengguna laporan keuangan ingin mendapatkan informasi yang mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Untuk menjebatani kedua
kepentingan yang berlawanan ini, maka seorang auditor independen dibutuhkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan.
Berdasarkan pada tabel 27 dapat diketahui bahwa bahwa saran dan rekomendasi yang disampaikan kepada SKPD mendapat tanggapan positif
untuk jawaban sangat setuju ada sebanyak 20 orang responden 57,15. Sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat, auditor melakukan
pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit dan membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hasil temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang disertai dengan rekomendasi yang diusulkan oleh
auditor. Pada akhirnya, rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang. Tahapan
yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan, dimana tahap ini didesain untuk memastikanmemberikan pendapat apakah rekomendasi yang
diusulkan oleh auditor sudah diimplentasikan. Prosedur penindaklanjutan dimulai dengan tahap perencanaan melalui pertemuan dengan pihak
manajemen untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi auditor. Selanjutnya, auditor
mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data- data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan. Pemeriksaan
rutin internal audit Inspektorat Provinsi Sumatera Utara kepada
Universitas Sumatera Utara
KabupatenKota telah ditentukan setiap tahun, sedangkan kasus terjadi pada waktu antara dimana tidak adanya pemeriksaan, kasus yang banyak di
temukan adalah kasus membuat surat perintah perjalanan dinas SPPD piktif dan merangkap suatu jabatan, maka dari itu pemeriksaan harus sering
dilakukan dan lebih ketat pemeriksaan atau Inspektorat Provinsi Sumatera Utara membentuk internal audit per tim, menindak tegas terhadap para
kepala SKPD dan para pegawai negeri KabupatenKota yang melakukan kecurangan fraud tanpa pilih kasih agar tidak terulang kembali dan
memperkecil terjadinya kecurangan fraud,memberikan pelatihan yang up to date kepada auditor. Dalam menyusun konsep rekomendasi auditor harus
dengan skema mempertimbangkan biaya untuk melaksanakan rekomendasi dibandingkan dengan manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh.
Sejauh mungkin laporan hasil audit harus menyertakan informasi yang menunjukkan bahwa rekomendasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan
dari segi biaya. Dari kasus fraud yang ditemukan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
semua kasus diselesaikan setelah adanya laporan internal audit dan terdapat 2 kasus yang belum di selesaikan pada tahun 2010 yaitu surat perintah
perjalanan dinas SPPD yang piktif. Dalam banyak kasus kecurangan, khusunya kasus membuat surat perjalanan dinas SPPD yang piktif,
biasanya terdapat tiga faktor yaitu adanya satu tekanan pada Kepala SKPD, seperti kebutuhan keuangan, adanya kesempatan untuk melakukan
kecurangan dan menyembunyikan kecurangan yang dilakukan, adanya cara
Universitas Sumatera Utara
pembenaran prilaku tersebut yang sesuai dengan tingkat integritas pelakunya. Dari rekomendasi internal audit belum dijalankan seluruhnya
seperti hasil temuan-temuan dari auditor yang berikan kepada Kepala SKPD kurang menanggapi hasil temuan-temuan dan kurangnya mengontrol para
staf-stafnya dalam membuat kebijakan hasil temuan-temuan dari auditor, sehingga fraud akan terus terjadi dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pada tabel 28 dapat diketahui bahwa pentingnya audit internal dalam mendeteksi kecurangan sesuai dengan rekapitulasi data
variabel bahwa berada pada kategori cukup berperan ada sebanyak 13 orang responden 37,15, dan hanya ada 1 orang responden yang menjawab
tidak berperan 2,85. Tujuan audit merupakan sasaran yang harus dicapai oleh auditor dalam melakukan kegiatan audit. Setiap aktivitas audit yang
dilakukan selalu memiliki tujuan audit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui target yang harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugasnya. Target
tersebut dapat dikatakan sukses apabila semua tujuan yang diarahkan berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku. Kontribusi auditor
internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak mungkin bagi eksekutif
mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Tetap saja ada hal-hal yang luput dari perhatiannya, kegiatan yang tidak diawasi akan
kehilangan efisiensi dan efektivitasnya. Audit internal dapat dilakukan secara mendadak, terutama saat pelaksanaan audit khusus yang didasarkan
dari instruksi langsung kepala inspektorat provinsi sumatera utara atau dari
Universitas Sumatera Utara
laporan yang diberikan pihak inspektorat KabupatenKota mengenai adanya tindak kecurangan pada SKPD KabupatenKota. Hal ini diperlukan untuk
mendapatkan data yang diperlukan secara langsung, tanpa adanya kemungkinan penyembunyian data, yang mungkin terjadi apabila diberikan
pemberitahuan sebelumnya untuk pelaksanaan audit. Bagi pegawai negeri sipil yang melakukan fraud agar ditindak dengan tegas agar tidak terulang
lagi kasus yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan