perbuatan. Melanggar hukum illegal acts yang dilakukan dengan sengaja, untuk tujuan tertentu,
misalnya menipu atau memberikan gambaran yang keliru, untuk keuntungan pribadi atau sekelompok secara tidak fair,
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
2.3.2. Latar Belakang Kecurangan
Terjadinya praktek kecurangan atau fraud makin berkembang dari hari ke hari, karena beberapa alasan yang
melatarbelakanginya. Beberapa di antaranya dibahas dalam seminar “Fraud
Detection and Investigation for Internal Auditor”, yaitu : 1.
Pemersalahan ekonomi yang makin dinamis dan kompleks 2.
Pencapaian kemampuan di bidang ekonomi diiringi munculnya bentuk-bentuk baru kejahatan, baik dibidang ekonomi maupun
social. 3.
Lemahnya prosedur, internal control, perangkat hokum, pegawai, maupun pengawasan yang belum sempat dibenahi.
4. Kualitas dan kuantitas fraud meningkat seiring dengan
peningkatan ketiga hal diatas.Terdapat juga beberapa kondisi yang mendukung terjadinya tindak kecurangan fraud, seperti
yang dijelaskan Soejatna Soenoesoebrata dalam seminar
Universitas Sumatera Utara
“Auditor Forensik atas Kecurangan pada Sistem Berbasi Komputer”, yaitu :
1. Pengendalian internal tidak ada, lemah, atau lalai dalam
penerapannya 2.
Dalam mempekerjakan karyawan tanpa pertimbangan yang seksama mengenai kejujuran
3. Karyawan kurangtidak diarahkan, terlalu dieksploitir,
diperlakukan tidak adil, atau bekerja di bawah tekanan 4.
Pimpinan yang dijadikan panutan tidak kompeten, korup, dan boros.
5. Dalam hal kecurangan dapat terungkap kepada pelaku tidak
diberi tindakan yang tegas 6.
Orang yang dipercaya mungkin mempunyai masalah pribadi yang tidak terselesaikan
7. Pemerintahan mempunyai tradisi atau sejarah korupsi
2.3.3. Langkah-langkah Pengendalian Kecurangan
Seperti yang dijelaskan oleh Sawyer 2005:1038-1039, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
atau mencegah terjadinya fraud dalam pemerintahan, antara lain: 1.
Menetapkan standar, anggaran dan statistic, dan menyelidiki semua penyimpangan yang material.
Universitas Sumatera Utara
2. Menggunakan teknik kuantitatif dan analitis untuk menandai
peristiwa yang menyimpang 3.
Mengidentifikasi indicator proses kritis: kehilangan dalam berkas, pengulangan kerja dalam pembuatan surat
pertanggung jawaban, dan melakukan uji petik dalam pemeriksaan pengadaan barang dan jasa.
4. Menganalisa secara mendalam performa yang tampak terlalu
baik, dan performa yang ada dibawah standar. 5.
Mendirikan departemen audit internal yang professional.
2.3.4. Langkah-langkah Pencegahan Fraud