Jurnal Wawancara Hasil Nontes Siklus II

89 Siswa juga terlihat lebih bersemangat pada saat membaca buku cerita yang dibagikan daan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa lebih tenang dan duduk pada tempatnya masing-masing dibanding pada siklus I yang cenderung ramai dan tidak mau duduk di tempat duduknya masing-masing tetapi berdiri. Siswa yang tadinya bingung dalam menyimpulkan isi cerita anak, sekarang siswa tersebut sudah tidak bingung lagi dalam menyimpulkan isi cerita karena mereka sudah mampu menyesuaikan diri dengan metode dan media pembelajaran yang diberikan guru. Adanya reward yang akan diberikan pada siswa jika siswa tersebut menjawab pertanyaan dengan tepat, menambah semangat mereka untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Sebagian besar siswa dalam membaca juga sudah baik, terlihat pada sikap siswa saat membaca cerita anak, begitu siswa serius dalam membaca dan memahami isi teks yang diberikan oleh guru. Dengan keseriusan siswa dalam membaca, mereka akhirnya mampu menyimpulkan isi cerita anak tersebut sesuai dengan isi bacaan. Siswa lebih bersemangat dalam mengerjakan soal tes. Mereka sungguh- sungguh dalam mengerjakan soal tes. Tidak terdapat lagi siswa yang menengok pekerjaannya temannya saat mengerjakan tes seperti terlihat pada siklus I, mereka cenderung mengerjakan sendiri dengan sikap duduk yang baik.

4.1.5.2.2. Jurnal

Hasil jurnal pada siklus I dan siklus II menunjukkan perubahan ke arah positif. Berdasarkan hasil pengisian jurnal dapat disimpulkan bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat tertarik. Tetapi pada siklus I ada sebagian siswa 90 yang masih menunjukkan perilaku negatif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari siswa belum siap menerima pelajaran contohnya masih banyak siswa yang ramai, siswa tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa asyik berbicara sendiri dengan temannya, siswa malas mengerjakan tugas. Dari data yang diperoleh siswa masih asing dalam pembelajaran seperti ini. Kondisi seperti ini merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya. Untuk mengatasi hal seperti itu guru mengadakan siklus II. Pada siklus II ini peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hampir seluruh siswa pada siklus II ini memperhatikan penjelasan peneliti dan mengikuti pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dan media buku cerita bergambar dengan baik sehingga saat guru memberikan tugas untuk menyimpulkan isi cerita dan menjawab pertanyaan, mereka dapat dengan mudah mengerjakannya. Pada pembelajaran siklus II juga sudah ada perubahan perilaku siswa. Siswa lebih siap dan lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran, karena siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak ada lagi yang ramai, siswa tidak ada lagi yang berbicara sendiri dengan temannya. Sehingga pada siklus II ini tercipta suasana kelas yang semakin kondusif sehingga siswa lebih semangat dan konsetrasi dalam menerima pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dan media buku cerita bergambar. 91

4.1.5.2.3. Wawancara

Kegiatan wawancara dilaksanakan setelah selesai pembelajaran pada siklus II. Sasaran wawancara difokuskan pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, sedang, dan terendah pada hasil tes membaca pemahaman. Kegiatan wawancara yang dilakukan guru untuk mengetahui tanggapan atau respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dengan media buku cerita bergambar. Aspek wawancara yang digunakan meliputi: 1 ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dan media buku cerita bergambar, 2 pendapat siswa mengenai penjelasan guru terhadap materi apakah mudah dipahami saat pembelajaran, 3 kesulitan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dan media buku cerita bergambar, 4 saran terhadap pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metode kalimat dan media buku cerita bergambar yang telah diberikan guru, 5 pendapat siswa tentang tugas yang diberikan, 6 kemampuan siswa dapat membaca dan menyimpulkan cerita anak. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap salah satu siswa yang memperoleh nilai tinggi menyatakan bahwa siswa tersebut merasa sangat senang dan berminat selama mengikuti pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metodekalimat dan media buku cerita bergambar. Pendapat siswa mengenai penjelasan peneliti dalam dalam pembelajaran membaca pemahaman menyatakan bahwa penjelasan guru sangat jelas sehingga siswa mampu menyerap 92 dan menerima apa yang diajarkan guru. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca dan menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metodekalimat dan media buku cerita bergambar. Saat menyimpulkan isi cerita siswa tidak lagi mengalami kesulitan, hal itu disebabkan karena siswa tersebut dapat dengan mudah memahami isi teks dengan baik. Siswa yang mendapatkan nilai tinggi benar-benar menerapkan metode kalimat. Saran siswa terhadap pembelajaran yaitu diberikan bacaan yang lebih menarik pada pelajaran selanjutnya. Kemampuan siswa dalam membaca dan menyimpulkan isi bacaan sudah baik karena mereka sudah dapat memahami isi teks sehingga dapat mengerjakan soal dengan mudah. Siswa yang memperoleh nilai sedang menyatakan bahwa siswa tertarik dan senang dengan pembelajaran membaca menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metodekalimat dan media buku cerita bergambar. Pendapat siswa mengenai penjelasan guru mengenai materi menyatakan bahwa penjelasan guru jelas sehingga mampu menyerap dan menerima apa yang diajarkan guru. Siswa yang memperoleh nilai sedang pemahaman siswa dalam memahami teks yang diberikan saat pembelajaran menyimpulkan isi cerita cukup maksimal karena bacaan yang diberikan lebih menarik. Dengan begitu, kesulitan yang mereka alami berkurang dibandingkan pembelajaran pada siklus I. Siswa yang memperoleh nilai sedang benar-benar menerapkan metode kalimat. Saran siswa yaitu hendaknya dalam pembelajaran lain dapat menggunakan metodekalimat dan media buku cerita bergambar. Mereka cukup paham dengan bacaan yang diberikan peneliti. 93 Dalam siklus II ini tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai rendah, semuanya mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu di atas 70. Sebab siswa yang mendapatkan nilai rendah pada pembelajaran siklus II, yang mengatakan bahwa mereka merasa kesulitan atau bingung dalam menyimpulkan isi cerita anak pada siklus II ini tidak lagi mengalaminya lagi. Kemudian siswa yang mendapatkan nilai rendah pada pembelajaran siklus I, pada siklus II ini sudah dapat menyimpulkan isi cerita anak dengan mudah karena siswa tersebut mampu memahami isi teks dengan cukup baik, hal itu juga dikarenakan bacaan pada siklus II ini sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara siklus II secara keseluruhan siswa merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menyimpulkan isi cerita anak menggunakan metodekalimat dan media buku cerita bergambar yang diterapkan peneliti. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa metodekalimat dan media buku cerita bergambar yang diterapkan pada pembelajaran membaca pemahaman dapat membantu siswa dalam menyimpulkan isi cerita yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan mengenai isi teks yang telah dibaca, sehingga meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca dan menyimpulkan isi bacaan. 94

4.1.5.2.4. Dokumentasi

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara nak Melalui Metode Cerita Bergambar Pada Anak Kelompok B TK Gebang I Masaran Sragen Tahun 2013/2014.

0 6 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA ANAK MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK Peningkatan Kemampuan Pembelajaran Mendengarkan Cerita Anak Melalui Metode Stad Pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Bener Wonosari Klaten Tahun Pelaja

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA ANAK MELALUI METODE STAD PADA PESERTA DIDIK Peningkatan Kemampuan Pembelajaran Mendengarkan Cerita Anak Melalui Metode Stad Pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Bener Wonosari Klaten Tahun Pelaja

0 3 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR.

0 1 34

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PUTUS-SAMBUNG MELALUI VCD CERITA ANAK SISWA KELAS V SD N 3 MLATINOROWITO KUDUS.

0 0 2

Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD).

0 0 18

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK MENGGUNAKAN METODE KALIMAT MELALUI MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD MUHAMMADIYAH DANARAJA BANJARNEGARA.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II B SDN TUKANGAN YOGYAKARTA.

3 11 158

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA FIKSI ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SD

0 1 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO CERITA ANAK KELAS V SD

0 0 13