Terorisme di Singapura Perkembangan Terorisme di Asia Tenggara

77 Untuk mengatasi ancaman tersebut Malaysia menyetujui usulan, bagi setiap negara yang berbatasan dengan perairan ini melakukan patrol dan dapat masuk ke wilayah perairan negara lainnya apabila dalam melakukan pengejaran bajak laut ataupun teroris.

2.1.3. Terorisme di Singapura

Singapura merupakan sebuah negara yang kerap menjadi target operasi dari kelompok-kelompok terorisme yang aktif di kawasan Asia Tenggara. Singapura dianggap sebagai negara yang menjalankan kepentingan negara-negara Barat, negara yang menjadi pusat kepentingan negara-negara Barat, dan Singapura dianggap sebagai kapitalis yang pro terhadap kepentingan Barat. Sehingga hal tersebut yang menjadikan Singapura menjadi target operasi aksi teror di Asia Tenggara oleh kelompok terorisme yang aktif di Asia Tenggara. Tidak hanya karena dianggap sebagai negara yang menjalankan kepentingan negara-negara Barat, Singapura yang merupakan negara yang kecil dianggap oleh kelompok teroris sebagai target yang mudah untuk diserang karena mengganggap bahwa Singapura tidak mampu menangkap kelompok teroris tersebut. Singapura sebagai salah satu pusat keuangan dunia, maka aksi teror ke Singapura dapat menambah keuangan teroris melalui penculikan untuk meminta uang tebusan. Sejak tragedi 11 September 2001 di AS, Singapura telah meningkatkan operasi pemberantasan teroris, dengan undang-undang ISA Internal Security Act Singapura telah banyak menangkap puluhan tersangka militant Islam yang melakukan serangan di Singapura. Dari penangkapan tersebut pemerintah Universitas Sumatera Utara 78 Singapura dapat membongkar rencana JI yang merupakan jaringan terorisme terbesar di Asia Tenggara ingin melakukan serangan bom di Kedubes AS, dan plot rencana untuk meledakkan Bandara Changi Internasional dan target-target lainnya yang merupakan pusat kepentingan Negara-negara Barat di Singapura. Para tersangka yang telah ditangkap oleh pemerintah Singapura memiliki keterkaitan dengan kelompok Islam radikal dan militant yang berada di Filipina yaitu MILF. Pada Februari 2008, Singapura pernah mengalami kegagalan dalam menahan tersangka utama yang merencanakan bom di Kedubes AS yaitu Mas Selamat Bin Kastari mampu melarikan diri dari penjara khusus di Whitley yang memiliki keamanan tinggi high-profil prison. Akan tetapi pada April 2009 Kastari dapat ditangkap di Malaysia, dan ditahan di Malaysia sesuai dengan undang-undang ISA Malaysia. 71 Pada Juni tahun 2005, latihan anti-terorisme dilakukan dengan melibatkan lebih dari 1000 orang rakyat sipil dan sistem transportasi umum di Singapura. Pemerintah Singapura semakin ketat dalam melakukan pengamanan dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari tindakan pemerintah Singapura yang meningkatkan pengamanan di fasilitas pelabuhan dan infrastruktur lainnya seperti bandar udara yang rentan menjadi target utama aksi teror. Singapura juga meningkatkan keamanan di Kedutaan dan tempat-tempat umum lainnya. Pemerintah Singapura juga menyerukan untuk setiap warga negara Singapura turut ikut ambil bagian dalam memberantas terorisme. 71 Ibid., hal 29. Universitas Sumatera Utara 79 Untuk memperkuat keamanan di perbatasan, Singapura mengeluarkan paspor biometric yang didalamnya dimuat sebuah chip yang terdapat sidik jari dan wajah pemilik passport sebagai informasi identifikasi. Singapura juga menerapkan Strategic Goods Contol SGC yaitu sebuah sistem yang bertujuan untuk mencegah adanya proliferasi senjata pemusnah massal. Singapura juga telah meningkatkan kerjasama di bidang intelijen dengan negara-negara regional di kawasan Asia Tenggara dan AS sejak terjadinya tragedi 911. Salah satu wujud keseriusan pemerintah Singapura dalam memberantas terorisme di Asia Tenggara dan Dunia Internasional adalah dengan ikut bergabung dalam The Joint Counter Terrorism JCTC yang merupakan gabungan dari berbagai lembaga pemerintahan Singapura yang berfungsi dalam pemberantasan terorisme termasuk badan-badan intelijen. Selama kerjasama ini terlaksana Pemerintah Singapura telah berbagi informasi tentang tersangka teroris yang telah ditangkap oleh Singapura di bawah undang-undang ISA. Informasi tersebut berupa struktur Al-Qaeda dan hubungan kerjasamanya dengan JI, serta metode dan perekrutan yang dilakukan oleh Al-Qaeda dan JI dalam menambah kelompoknya. Melalui kerjasama tersebut pemerintah Singapura telah mengajak negara-negara tetangganya untuk meningkatkan pengamanan di jalur Selat Malaka dari pembajakan kapal dan serangan teroris. Universitas Sumatera Utara 80 Gambar 2.2 Peta Malaysia dan Singapura Sumber: Bruce Vaughn, CRS Report for Congres, 16 Oktober 2009 Singapura merupakan sebuah negara kecil, sehingga dengan bentuk wilayah geografis Singapura yang kecil dan merupakan pusat bisnis dan kepentingan negara-negara barat, bentuk geografis tersebut menjadi faktor yang menyebabkan kelompok teroris di kawasan Asia Tenggara menyerang Singapura dengan aksi teror terutama yang menjadi pusat kepentingan negara-negara Barat di Singapura. Perairan Selat Malaka juga menjadi daerah perairan yang harus mendapat pengawasan bagi Indonesia, Malaysia dan Singapura. Perairan Selat Malaka merupakan jalur laut yang strategis untuk perdagangan, sehingga perlu Universitas Sumatera Utara 81 mendapat pengawasan dan perlindungan dari serangan teroris dan pembajakan kapal-kapal domestik yang berlayar di perairan Selat Malaka.

2.1.4. Terorisme di Thailand