Teori Hubungan Internasional Kerangka Teori

31 kajian seputar Politik Luar Negeri yaitu kerja sama keamanan kawasan. 2. Secara praktis penelitian ini mendeskripsikan pentingnya kerja sama keamanan kawasan ASEAN untuk mencapai visi ASEAN Community 2015 dan juga tercapainya kepentingan nasional Indonesia melalui Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme.

1.5 Kerangka Teori

Untuk melakukan sebuah penelitian maka dibutuhkan kerangka teori yang dijadikan sebagai acuan dalam menganalisa fenomena yang terjadi dalam penelitian yang dilakukan. dan pisau analisa bagi peneliti dalam menjawab masalah penelitian. Teori digunakan sebagai awal menjawab pertanyaan penelitian, bahwa sesungguhnya pandangan deduktif menuntun penelitian dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat ukuran, dan bahkan instrumen untuk membangun hipotesis secara tidak langsung menggunakan teori sebagai alat analisis dalam melihat masalah penelitian. 20

1.5.1 Teori Hubungan Internasional

Berbagai isu yang berkembang dalam dunia Internasional merupakan hal yang dapat mempengaruhi keadaan negara-negara di dunia, dan Hubungan Internasional yang akan menjelaskan apa yang terjadi di dunia internasional dan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan, bisa berakibat baik dan juga bisa berakibat 20 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hal 26. Universitas Sumatera Utara 32 fatal. Hal ini mengesahkan perlunya studi hubungan internasional karena asumsi dari studi ini adalah bahwa potensi bahaya dapat dikurangi dan kemungkinan untuk menciptakan perdamaian bisa ditingkatkan, asalkan umat manusia mau melakukan sesuatu demi tujuan itu. 21 Hubungan internasional dibentuk oleh hubungan antar negara yang saling memiliki nilai-nilai berharga yang ingin diraih demi kehidupan warga negaranya, paling sedikit ada lima nilai dasar sosial yang diharapkan untuk dijaga oleh negara: keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan. 22 Hubungan Internasional HI Kontemporer selain mengkaji hubungan politik, juga mencakup sekelompok kajian lainnya seperti tentang interdependensi perekonomian, kesenjangan Utara-Selatan, keterbelakangan, perusahaan transnasional, hak-hak asasi manusia, organisasi-organisasi dan lembaga swadaya masyarakat LSM internasional, lingkungan hidup, gender dan lain sebagainya. Negara dipandang sebagai sistem yang mengatur kehidupan manusia, yaitu bagi kehidupan warga negaranya, tanpa negara kehidupan manusia menjadi dibatasi, tidak menyenangkan, terpencil, miskin serta tidak berperikemanusiaan. Melalui pendekatan hubungan internasional kita dapat memahami bagaimana sebuah fenomena yang terjadi dalam dunia internasional ditanggapi oleh negara, baik untuk dicari penyebab masalah, menyelidiki masalah, dan bagaimana menyelesaikan masalah atau isu dunia internasional yang sedang berkembang yang menjadi ancaman bagi negara. 21 Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990, hal 31. 22 Robert Jackson dan Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hal 3. Universitas Sumatera Utara 33 Hubungan Internasional mengkaji hal-hal atau aspek-aspek tersebut dari segi keterhubungan global, yang non-domestik, yang melintasi batas wilayah masing- masing entitas negara. Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik oleh pelaku negara-negara state actors maupun oleh pelaku-pelaku bukan negara non-state actors. Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition, dan pertentangan Conflict. 23 Isu terorisme telah berkembang di Abad-21 ini, telah mengancam keamanan dunia internasional, dalam studi Hubungan Internasional terorisme telah digolongkan sebagai salah satu aktor yang mempengaruhi dunia internasional. Terorisme adalah non-state actor baru dalam Hubungan Internasional, yaitu aktor bukan negara yang mempengaruhi situasi dan keadaan pola hubungan internasional. Terminologi terorisme yang berkembang saat ini telah melakukan tindakan kekerasan use of violence dengan melibatkan jaringan yang luas yang melintasi batas-batas negara, sehingga terorisme merupakan salah satu kejahatan transnasional yang dapat menyerang negara-negara mana saja yang telah dijadikan target operasi terorisme tersebut. Dalam hal ini terorisme telah muncul sebagai aktor baru yang menjadi perhatian dunia internasional, sehingga dengan ancaman keamanan yang berasal dari terorisme merupakan sebuah isu yang harus diselesaikan bersama. 23 T. May Rudy, Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-masalah Global, Bandung: PT Refika Aditama, 2003, hal 1-2. Universitas Sumatera Utara 34 Hubungan Internasional berperan untuk membentuk kesadaran bersama bahwa terorisme bukan ancaman hanya untuk satu negara, tetapi ancaman bagi setiap negara di dunia internasional. Melalui kesadaran terhadap ancaman tersebutlah akan tercipta kerja sama antar negara, salah satunya adalah Indonesia yang meningkatkan kerja sama keamanannya dengan negara-negara ASEAN untuk memberantas terorisme yang ada di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan yang merupakan nilai-nilai dasar yang harus ditegakkan sebuah negara, maka negara-negara memiliki kepentingan bersama dalam membangun dan memelihara ketertiban internasional sehingga dengan menjaga dan menegakkan nilai tersebut maka masing-masing negara dapat hidup berdampingan dan berinteraksi atas dasar stabilitas. Untuk mencapai tujuan itu negara-negara diharapkan menegakkan hukum internasional: untuk menjaga komitmen perjanjian, dan mematuhi aturan, konvensi, dan kebiasaan tatanan hukum internasional. Ancaman terorisme terhadap dunia internasional membuat negara-negara merapatkan barisan untuk membenahi kebijakan keamanan dalam memberantas terorisme. Seperti halnya negara-negara ASEAN yang telah sepakat untuk membuat Konvensi ASEAN Tentang Pemberantasan Terorisme merupakan langkah untuk menegakkan nilai-nilai dasar ketertiban dan keadilan yang dapat diberikan negara kepada warganya sehingga tercipta kestabilan di negara maupun kestabilan keamanan daerah kawasan. Universitas Sumatera Utara 35

1.5.2 Politik Luar Negeri