Menjaga Keamanan Nasional dan Integritas Teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI

138 Serangan terorisme yang terjadi di Indonesia tentu mengganggu rencana pembangunan dalam negeri dan juga rencana terwujudnya visi ASEAN 2015 untuk membentuk ASEAN Community. Ancaman terorisme telah mengganggu stabilitas keamanan kawasan. Indonesia juga telah dicap oleh dunia internasional sebagai sarang teroris sehingga hal ini merusak citra Indonesia, maka sebagai salah satu negara yang mencetuskan terbentuknya ASC, Indonesia mengajukan untuk membuat dan menandatangani ACCT sebagai kerangka kerja sama negara- negara anggota ASEAN untuk memberantas terorisme di Asia Tenggara. ACCT ditandatangani di Cebu, Filipina pada tanggal 13 Januari 2007. Saat ini semua negara yang tergabung dalam ASEAN telah meratifikasi ACCT, Indonesia telah meratifikasi ACCT sebagai Undang-undang No. 5 Tahun 2012. Kebijakan politik luar negeri pemerintah Indonesia untuk meratifikasi ACCT tentu memperhatikan kepentingan nasional yang didapat dalam konvensi tersebut. Adapun kepentingan nasional Indonesia yang diperoleh dalam konvensi tersebut adalah sebagai berikut.

3.4.1. Menjaga Keamanan Nasional dan Integritas Teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tujuan terbentuknya Pemerintah Negara Republik Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, Universitas Sumatera Utara 139 perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dilihat dari tujuan tersebut maka Indonesia sebagai sebuah negara untuk menghadapi ancaman terorisme yang telah berkembang di dalam negeri dan kawasan Asia Tenggara tentu saja mengambil sikap dan membuat sebuah kebijakan di dalam dan luar negeri yang dapat untuk menjaga agar tujuan dan cita-cita yang telah ditetapkan para founding fathers Indonesia. Kejahatan terorisme yang bersifat lintas batas negara telah memakan banyak korban jiwa, dan menimbulkan ketakutan masyarakat secara luas, hilangnya kemerdekaan akibat rasa takut dari teror yang dilakukan oleh jaringan terorisme yang melakukan pengeboman di tempat-tempat umum, akibatnya yang menjadi korban adalah warga negara Indonesia dan juga warga negara asing yang tinggal ataupun berkunjung ke Indonesia menjadi korban serangan kejahatan terorisme. Tidak hanya itu dampak kejahatan terorisme juga berimbas ke pertumbuhan ekonomi Indonesia terganggu. Aksi bom bunuh diri yang dilakukan di Bali pada tahun 2002 dan tahun 2005 menjadikan Indonesia sebagai negara yang berbahaya untuk dikunjungi. Warga negara Australia yang paling banyak menjadi korban dalam peristiwa Bom Bali I pada tahun 2002. Pemerintah Australia dan negara-negara barat juga menggangap respon pemerintah Indonesia dalam memberantas terorisme sangat lamban akibatnya pemerintah Australia menjadikan Indonesia sebagai daerah travel warning bagi warga Australia. Akibat travel warning tersebut sumber devisa bagi Indonesia dalam sektor pariwisata berkurang. Universitas Sumatera Utara 140 ACCT yang telah diratifikasi oleh negara-negara anggota ASEAN merupakan langkah yang maju untuk memberantas terorisme di Asia Tenggara termasuk Indonesia yang dijadikan oleh kelompok-kelompok teroris yang ada di Asia Tenggara JI sebagai daerah tempat operasi terorisme dilakukan. Untuk menangkal aksi terorisme tersebut maka melalui ACCT ini, Indonesia melakukan kerja sama pengawasan perbatasan yang efektif dan pengawasan penerbitan surat- surat identitas dan dokumen-dokumen perjalanan dan melalui langkah-langkah untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan, atau penyalahgunaan surat-surat identitas dan dokumen-dokumen perjalanan. Pengawasan perbatasan memang sangat penting bagi Indonesia, pentingnya pengawasan ini karena di Asia Tenggara Indonesia merupakan negara yang memiliki teritorial yang paling luas dan bentuk teritorial Indonesia merupakan kepulauan, sehingga pulau-pulau terluar Indonesia sangat memiliki potensi sebagai tempat persembunyian dan dijadikan sebagai kamp pelatihan kelompok-kelompok teroris dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hal yang paling diawasi untuk mencegah masuknya terorisme regional maupun internasional ke wilayah NKRI adalah melalui pengawasan maritim. Dalam pengawasan maritim ada satu wilayah yang memiliki kerentanan khusus karena sering digunakan sebagai jalur keluar-masuk teroris dari Indonesia ke Filipina, Malaysia, dan juga jalur penyelundupan senjata. Wilayah ini disebut Universitas Sumatera Utara 141 sebagai Tri-Border Area TBA atau segitiga transit teroris yang berada di sekitar Laut Sulawesi dan Selat Makassar. 126 Selain kerja sama lintas batas dalam mengawasi perbatasan yang diatur dalam ACCT, kerja sama ini memberikan bantuan bagi Indonesia dalam mengawasi dan mendeteksi dini kelompok teroris yang mau masuk ke Indonesia, Wilayah di Laut Sulawesi ini tercatat sebagai wilayah transit teroris yang terdiri dari berbagai rute. Rute terpanas saat ini adalah yang menghubungakan Manado di Indonesia dan General Santos City di Filipina. Rute ini disoroti setelah pecahnya konflik Poso di Sulawesi Tengah pada tahun 2007. Senjata yang dimiliki oleh kelompok fundamentalis Islam didatangkan dari Filipina. Melihat dari kurangnya pengawasan perairan laur Indonesia tentu saja memudahkan kelompok-kelompok teroris yang aktif di Indonesia untuk mendapatkan senjata ataupun untuk masuknya para anggota-anggota teroris lainnya yang berasal dari luar negeri masuk ke dalam wilayah NKRI. Adanya ACCT ini sebagai kerangka kerja sama dalam mengawasi daerah perbatasan sehingga membantu Indonesia untuk mencegah masuknya terorisme, ataupun penyelundupan senjata yang digunakan untuk melakukan serangan terorisme di Indonesia. Adanya pengawasan dalam penertiban dokumen-dokumen perjalanan juga akan membantu Indonesia dalam mendeteksi dini anggota- anggota kelompok teroris yang bukan WNI masuk ke wilayah Indonesia untuk melakukan operasi serangan teror di NKRI. 126 Charles Comer, The Parting of The Sulawesi Sea: How U.S. Strategy in the Region is Slowly Transforming the Multinational Environment in Southeast Asia’s terrorist transit Triangle, 10 November 2012, http:fmso.leavenworth.army.mildocumentsSulawesiSea.pdf Universitas Sumatera Utara 142 kerja sama tersebut juga membantu Indonesia untuk lebih serius dalam mengawasi perbatasan maritimnya. Dengan adanya pengawasan daerah perbatasan Indonesia termasuk juga pengawasan terhadap pulau-pulau terluar Indonesia maka pemerintah Indonesia dapat menjaga keutuhan integritas teritorial NKRI sehingga sengketa wilayah khususnya pulau-pulau terluar Indonesia dengan negara-negara tetangga dapat dihindari, dengan pengawasan yang rutin dan ketat melalui kerangka kerja sama pengawasan perbatasan dalam ACCT ini. Kerja sama pertukaran data intelijen yang disepakati dalam ACCT ini juga memberikan manfaat yang baik bagi Indonesia dan juga bagi negara-negara anggota ASEAN lainnya. Sehingga dengan pertukaran data intelijen dan peringatan dini dari negara-negara tetangga tentang adanya pergerakan teroris dalam negara, sehingga aparat keamanan dapat mengambil langkah-langkah sebagai upaya preventif untuk mengatasi rencana serangan yang ingin dilakukan oleh kelompok teroris.

3.4.2. Menunjukkan Indonesia Sebagai Negara Anti Terorime dalam Dunia Internasional