organisasi tertentu. Selain itu Soerjono Soekanto menambahkan bahwa istilah masyarakat sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian.
Upacara Mandalabhisekam merupakan upacara peresmian kuil yang memiliki tahapan, antara lain peletakan arca-arca dewa umat Hindu Bhakta yang antara lain
perwujudan dari dewa wishnu Shri Balaji Venkateshwara, perwujudan dari Shri Padmawati, perwujudan Shri Aandaal, perwujudan dari dewa Ganesha Shri Wisnu
Ganapathi, perwujudan dari Shri Garuda dan perwujudan Shri Hanuman yang telah didoakan dan nantinya akan dimandikan disucikan serta dikawinkan secara simbolis
sebagai persyaratan dalam upacara Mandalabhisekam, yang bertujuan untuk meminta berkat, rejeki, umur yang panjang serta kesembuhan dari penyakit.
Mantra adalah doa yang diucapkan dengan tekhnik bernyanyi, yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dan agar diberikan berkat yang berkelimpahan dan segala sesuatu yang
mereka butuhkan. Konsep tentang pengucapan mantra secara Etnomusikologi dikategorikan sebagai musik vokal, yang berpedoman pada pengertian musik adalah kejadian bunyi atau
suara dapat dipandang dan dipelajari jika mempunyai kombinasi nada, ritem dan dinamika sebagai komunikasi secara emosi estetika atau fungsional dalam suatu kebiasaan atau tidak
berhubungan dengan bahasa Malm dalam terjemahan Takari 1993: 8
5
Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan.
Kecuali 1 menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil pengamatan, teori
1.4.2 Teori
5
Music Culture of the Pasific, the Near East and Asia karya William P. Malm tahun 1977 yang dialihbahasakan menjadi Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah dan Asia oleh Muhammad Takari, Jurusan
Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara pada tahun 1993.
Universitas Sumatera Utara
itu juga; 2 memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam penelitian; 3 memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan
terjadi; 4 mengisi lowongan dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi. Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dalam membahas
permasalahan. Dalam menyelesaikan tulisan ini, berpegang pada beberapa teori yang berhubungan
dengan judul di atas. Teori yang dimaksud sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat 1977:30, yaitu bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen
serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang suatu teori-teori yang bersangkutan. Dengan demikian teori adalah
pendapat yang dijadikan acuan dalam membahas tulisan ini. Berikut ini teori-teori yang digunakan yaitu:
1. Untuk mengkaji upacara Mandalabhisekam, penulis menggunakan konsep unsur-
unsur pendukung upacara yang dikemukakan Koentjaraningrat 1985:168 bahwa upacara keagamaan terbagi atas 4 komponen, yaitu : a tempat upacara, b saat
upacara, c benda-benda dan alat-alat upacara, d orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara.
2. Untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan dan fungsi mantra
sebagai musik vokal pada upacara Mandalabhisekam, penulis mengacu kepada teori penggunaan dan fungsi musik. Teori ini seperti yang dikemukakan oleh
Merriam 1964:219-222 mengatakan secara implisit bahwa penggunaan uses dilakukan dalam konteks upacara, yang dapat dilihat saat itu juga, sedangkan
fungsi function mempunyai dampak yang lebih jauh dan dalam. Merriam menawarkan ada sepuluh fungsi musik antara lain : 1 fungsi pengungkapan
emosional, 2 fungsi penghayatan estetika, 3 fungsi hiburan, 4 fungsi
Universitas Sumatera Utara
perlambangan, 5 fungsi reaksi jasmani, 6 fungsi komunikasi, 7 fungsi kesinambungan budaya, 8 fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, 9 fungsi
pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, 10 fungsi pengintegrasian masyarakat, tetapi Merriam tidak mengadakan pembatasan, mungkin fungsinya
lebih dari sepuluh. Merriam membagi penggunaan musik kedalam 5 lima kategori, yaitu: 1 Hubungan musik dengan kebudayaan material, 2 Hubungan
musik dengan kelembagaan sosial, 3 Hubungan musik dengan manusia dan alam, 4 Hubungan musik dengan nilai-nilai estetika, 5 hubungan musik dengan bahasa.
Penggunaan uses musik berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan folkways memainkan musik tersebut, baik sebagai aktifitas yang berdiri sendiri atau dalam
aktifitas yang lain. 3.
Berkaitan dengan musikologis, teori Weighted Scale dari William P.Malm 1977;8 mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan
ketika mendeskripsikan melodi, yaitu: 1 Scale tangga nada, 2 Nada Dasar, 3 Range wilayah Nada, 4 Frequency of notes jumlah nada-nada, 5 Prevalent
Intervals interval yang dipakai, 6 Cadence Patterns pola-pola kadensa, 7 Melodic Formulas Formula-formula melodi, 8 Contour kontur.
4. Untuk melihat hubungan antara teks mantra dengan melodi, penulis menggunakan
teori Malm 1977:8 mengatakan apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel suku kata, gaya ini disebut silabis, sebaliknya bila suatu silabel dinyanyikan
dengan nada-nada yang berjumlah banyak disebut melismatis. Kedua teori ini penulis gunakan untuk menganalisis melodi mantra.
5. Dalam hal transkripsi terhadap mantra, penulis berpedoman kepada teori Nettl
1964:98 yang memberikan dua pendekatan yaitu : a
Kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar.
Universitas Sumatera Utara
b Kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut di atas kertas, dan kita
mendeskripsikan apa yang kita lihat tersebut.
1.5 Metode Penelitian