Tahap Persiapan Upacara Upacara 108 Kalasa Thirumanjana

Gambar 3.7 Panitia dan Bhakta

3.6 Kronologis Upacara

Setelah acara peletakan arca dewa selesai dilakukan pada hari sebelumnya, kemudian dilaksanakanlah upacara Mandalabhisekam.

3.6.1 Tahap Persiapan Upacara

Tahap persiapan yang dimaksud adalah persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pelaksaanaan upacara. Para Bhakta terlebih dahulu mempersiapkan segala bahan-bahan yang dibutuhkan pada saat berlangsungnya upacara. Selain itu juga para panitia sudah mempersiapkan dana untuk mendukung jalannya upacara pada saat hari pelaksanaannya. Dalam masa persiapan ini, ada beberapa hal yang sangat penting untuk dilakukan yaitu : 1. Bhakta yang yang terlibat dalam upacara ini tidak boleh memakan makanan yang berbau amis yang berasal dari hewani, karena umat Hindu menganggap makanan yang berbau amis tidak suci. Oleh karena itu Bhakta diwajibkan menjadi vegetarian. Universitas Sumatera Utara 2. Selama 12 hari, Bhakta mengadakan sembahyang rutin di kuil yang bertujuan untuk menyucikan serta membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik, yang dianggap dapat mengganggu jalannya upacara. 3. Bagi kaum wanita yang sedang dalam proses haid, tidak diperbolehkan sembahyang serta mengikuti upacara karena dianggap dalam masa kotor dan tidak suci. 4. Mempersiapkan benda-benda dan bahan- bahan upacara agar pada saat pelaksanaan upacara berlangsung semua bahan yang dibutuhkan telah tersedia. Tahap kronologis upacara Mandalabhisekam terdiri atas dua tahap upacara, yaitu: 1. Upacara 108 Kalasa Thirumanjana 2. Upacara Kalyana Mohotsava

3.6.2 Upacara 108 Kalasa Thirumanjana

Upacara 108 Kalasa Thirumanjana dimulai pada pukul 08.00 bertempat di depan aula Shri Maha Wishnu. Upacara ini diikuti oleh Bhakta yang berpasangan yaitu suami dan istri sebanyak 108 pasang. Tempat pelaksanaan upacara ini, dihiasi dengan berbagai macam benda-benda yang memiliki fungsi dan makna tersendiri tetapi saling berkaitan. Benda- benda tersebut antara lain: a. Penempatan daun sirih, buah pinang dan buah pisang. Daun sirih merupakan simbol manusia, buah pinang merupakan simbol kekayaandan dua buah pisang merupakan simbol perbuatan baik dan buruk. Penempatannya bertujuan agar manusia memiliki tubuh yang bebas Universitas Sumatera Utara dari penyakit, hidup bebas dari kemiskinan dan mampu menentukan mana perbuatan yang baik dan buruk. Hakekatnya adalah memohon kepada Tuhan untuk memusnahkan nafsu dan maya. b. Penempatan Kunkuman, Serbuk Cendana, bunga dan air Kunkuman merupakan simbol kekuatan Parasakti, Serbuk Cendana Sadhanam merupakan simbol kesejukan, bunga merupakan simbol keindahan dan air merupakan simbol kebersihan atau kesucian. Hakekatnya adalah memohon kepada Tuhan agar manusia diberi kekuatan hidup, Atma jiwa nya berada dalam kesejukan, indah di hadapan Tuhan dan memperoleh pensucian diri. Cahaya Tuhan akan bersinar dalam Atma yang sejuk. c. Penempatan daun mangga dan janur. Daun mangga dan janur pada akhirnya akan layu dan kering, tidak berbau busuk. Hakekatnya untuk mengingatkan kita melaksanakan Dharma dalam perjalanan hidup agar pada akhirnya tidak berbau busuk. Setelah semuanya telah tersusun rapi upacarapun dimulai oleh Pendeta selaku pemimpin upacara tersebut. Pendeta masuk ke dalam tempat yang telah disediakan kemudian mengambil tempat dan duduk sembari mempersipakan diriuntuk memulai upacara. Dalam melaksanakan upacara ini, pendeta dibantu juga oleh pendeta lain namun arahan dan petunjuk hanya diberikan oleh pendeta V. Hanumacharyulu. Berikut ini merupakan tahapan pada saat melaksanakan upacara 108 Kalasa Thirumanjana: 1. Visvakshena Aaradhana Tahapan ini dilakukan bertujuan untuk menghadirkan Utsava Murti Shri Wishnu Ganapati dalam prosesi Yagasala. Pada tahap ini pendeta Universitas Sumatera Utara mengharapkan kehadiran Dewa Ganapati Ganesha denga cara mengumandangkan doa-doa yang menyenangkan hati-Nya diiringi dengan alunan musik Nagasvharam, Thavil dan Sruti Box. Dalam mengumandangkan doa-doa kepada Dewa Ganapati Ganesha, para Bhakta juga mengambil peran. Para Bhakta duduk bersila dengan sikap menyembah diselingi dengan kumandang doa yang mereka sampaikan. Pada saat acara ini juga diucapkan mantra yang ditujukan kepada Dewa Ganesha. Om Ekadantaya Vidmahe Vakkratundaya Dheemahi Yang artinya : Tanno Danti Prachodayat Kita mempersembahkan pikiran kita kepada satu gading Tuhan Kita berdoa diatas-Nya yang memiliki peti berliku Semoga gading-Nya membawa kita ke jalan yang benar Gambar 3.8 Visvakshena Aaradhana Universitas Sumatera Utara 2. Agni Prathisdabana Pada tahap ini akan dilakukan penyalaan api suci yang bertujuan untuk menghadirkan Dewa Api Agni. Pada tahap ini pendeta selaku pemimpin upacara menyalakan api dari bahan-bahan Homam bakaran. Umat Hindu percaya bahwa semua bahan Homam yang memiliki makna yang baik akan mendatangkan dewa Api dengan anugerah yang akan diberi-Nya. Pada saat pelaksanaan acara ini, pendeta mengucapkan mantra yang ditujukan kepada Dewa Api. Om Maha jwalaya Vidhmahe Agni devaya Dheemahe Thanno Agni Prachodayath Yang artinya : Mari berdoa kepada Dewa api yang agung Tuhan daripada api, yang memberikan kita kebijaksanaan dan biarkan api Tuhan menerangi pikiran kita Gambar 3.9 Bahan Homam Universitas Sumatera Utara 3. 108 Kalasa Aavaagana Pada tahap ini pendeta dan Bhakta melakukan pemujaan dengan mantra kepada dewa disertai dengan 108 Kumbam kendi. Hal ini burtujuan untuk memohon kepada pencipta atau penguasa tanah, air, api, angin, langit, matahari, bulan dan Atma dengan mempersembahkan Kudam, air, batu, permata, lalang, benang, Vastiram, daun mangga dan kelapa agar Sang dewa yang memiliki satu nama di satu daerah, menjelma di tempat ini dengan tiga puluh delapan kekuatan yang dimiliki-Nya dan bersatu dengan Arca yang akan ditempatkan. Adapun makna yang terkandung dalam bagian Kumbam Kudam Kendi yaitu: a. Kumbam kendi bermakna sebagai tubuh. b. Logam bahan Kumbam bermakna sebagai otot daging tubuh. c. Kelapa bermakna sebagai kepala dan rambut. d. Daun Mangga bermakna sebagai Dewa dan Dewi. e. Benang yang melilit bermakna sebagai 80.000 urat. f. Kain yang melilit bermakna sebagai kulit. g. Air yang memenuhi Kumbam bermakna sebagai darah. h. Lalang kering Kuurcham bermakna sebagai tulang. i. Bunga, uang koin dan batu permata bermakna sebagai tenaga atau kekuatan. j. Padi, gandum, kacang hijau dan beras bermakna sebagai roh atau bentuk kehidupan. k. Daun pisang bermakna sebagai bumi. Universitas Sumatera Utara Fungsi bahan-bahan Kumbam yaitu : I. Penggunaan bunga, uang koin, batu permata dan bahan logam adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Dewi Sakti. II. Penggunaan benang adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Dewi Saraswati, Dewi Lakshmi dan Dewi Routiri. III. Penggunaan padi, gandum, kacang hijau dan beras adalah sebagai bentuk pemujaan kepada Virusabam, Kumaram, Varunan, Agni, Chandiran, kuberan dan Dewi. IV. Penggunaan air suci adalah sebagai bentuk pemujaan kepada sungai Ganga, Yamuna, Saraswati, godavari, Narmathai dan kaveri. Gambar 3.10 Pendeta yang mendoakan Kumbam Universitas Sumatera Utara Gambar 3.11 Kumbam 4. Aaradhana Pada tahap ini Bhakta dan pendeta mengumandangkan pujian, doa dan mantra untuk memuji Dewa Wishnu. Hal ini dilakukan karena Bhakta dan pendeta percaya bahwa doa dan pujian yang mereka lakukan diterima dan percaya bahwa Dewa telah memberkati dan menyucikan Kumbam yang nantinya akan dijadikan persembahan bagi arca Dewa-dewa melalui proses mandi suci. Mantra yang diucapkan yaitu : Om Seathamanam Bavate Seathayukh Purusha Seatendriya Ayusevendrie Pratitispati Yang artinya : Ya Sang Hyang Widhi berilah kehidupan seratus tahun lamanya bagi jemaatMu, dengan penuh kedamaian, kesehatan dan bahagia. Universitas Sumatera Utara 5. Visesha Homa Pada tahap ini dilakukan pembersihan diri 108 pasangan suami istri dan 108 Kumbam dengan menggunakan api khusus. 108 pasangan nantinya akan membawa dan menghantar 108 Kumbam ke dalam kuil dimana akan dilakukan mandi suci. Hal ini dilakukan agar pasangan yang nantinya membawa hantaran dan hantaran yang akan diberikan telah bersih dari hal-hal jahat dan kotor, sehingga dalam kondisi bersih dan suci hantaran yang akan diberikan kepada dewa akan diterima dengan senang hati. Gambar 3.12 Pembersihan atau penyucian Kumbam dengan api Gambar 3.13 Bhakta yang menerima Kumbam Universitas Sumatera Utara 6. Purnaahuti Pada tahap ini hantaran berupa Kumbam yang sudah dianggap suci dan bersih, disempurnakan melalui doa dan mantra pendeta. Setelah pengucapan doa dan mantra selesai dilaksanakan, pendeta dan Bhakta akan berjalan mengelilingi kuil dengan membawa Kumbam melalui gerbang belakang kuil. Adapun tujuan dari mengelilingi kuil yaitu sebagai penyerahan hati Manam, tutur kata Molhi dan kebenaran Mei kepada Tuhan serta menyerahkan tubuh yang suci Sthula, tubuh yang halus lembut Suksma dan tubuh yang asli Antahkarana kepada Tuhan. Setelah pendeta dan Bhakta mengelilingi sekitaran kuil, kemudian masuk kembali ke dalam kuil melalui gerbang Gapura. Namun sebelum masuk ke dalam gerbang kuil, dilakukan pemecahan kelapa tepat di depan gerbang kuil yang bermakna bahwa manusia memiliki cita-cita untuk menjadi kaum intelektual, intelek berarti ber-ilmu pengetahuan dan orang intelek sering berperilaku sombong. Kudumi kuncir rambut kepala dan mata milik manusia ada pada buah kelapa. Seratnya merupakan simbol sifat angkuh. Dengan memecahkan buah kelapa berarti Kucir, mata dan seratnya tidak bermanfaat lagi, hanya isinya yang bermanfaat. Demikian pula dengan manusia, daya pikirnya berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat, yang lainnya tidak. Hakekatnya pecah kelapa adalah menghancurkan sifat angkuh dan menghadirkan daya pikir yang cemerlang. Setelah pendeta dan Bhakta memasuki kuil, kemudian lonceng dipukul. Lonceng ini merupakan simbol bunyi dan hakekatnya mengingatkan manusia bahwa Tuhan adalah maha kuasa. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14 Pendeta dan Bhakta mengelilingi kuil serta memecahkan kelapa Gambar 3.15 Memukul lonceng 7. Visesha Alankara Pada tahap ini pendeta akan memimpin untuk menerima hantaran yang bertujuan untuk memandikan serta merias arca. 108 Kumbam yang berisi bahan-bahan untuk memandikan arca akan digunakan beserta dengan bahan-bahan Abhisekam diiringi dengan doa dan mantra. Hal ini dipercaya untuk membersihkan dan menyucikan arca dewa. Setelah proses pemandian dan penyucian arca dewa selesai, maka arca dewa dirias Universitas Sumatera Utara sedemikian rupa. Kain yang berbahan sutra menjadi pakain bagi arca dewa yang disucikan. Puspam bunga juga dipakaikan ke badan arca dewa. Pada saat melaksanakan upacara ini para Bhakta akan mengucapkan doa yang berbunyi : Om namo vengganesha ya namaha. Gambar 3.16 Proses pemandian dan penyucian arca dewa Gambar 3.17 Arca dewa saat dirias 8. Annadhana Pada tahap ini pendeta dan Bhakta mengadakan jamuan makan bersama di aula Shri Maha Wishnu. Makanan yang disediakan berupa makanan yang berasal dari bahan nabati tanpa bahan yang berasal dari hewani vegetarian. Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Upacara Kalyana Mohotsava