Aturan Sebelum Masuk ke Kuil Larangan di Dalam Kuil

Gambar 2.2 Sketsa Kuil Shri Balaji Venkateshwara tampak depan Gambar 2.3 Sketsa Kuil Shri Balaji Venkateshwara tampak samping

2.9.1 Aturan Sebelum Masuk ke Kuil

Adapun aturan yang harus dipatuhi sebelum masuk ke kuil yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Membersihkan diri dengan mandi keramas. 2. Mengenakan pakaian yang bersih, sopan dan khas, antara lain : warna tidak menyolok, laki-laki memakai kemeja atau Jippa dan Thundu selendang dan perempuan memakai Saree, Paavaadai atau Dhavani. 3. Tidak memakai perhiasan yang berlebihan. 4. Bagi mereka yang datangnya tidak dari rumah, diperbolehkan memakai pakaian bebas asalkan tidak berwarna hitam. 5. Memakai Sricharana atau Thiruman atau Namam berbentuk U atau Y yang melambangkan kaki Shri Balaji Venkateshwara dan Srichurnam atau Trishaum atau Sendhuram berbentuk garis tegak yang melambangkan kekuatan Lakshmi. 6. Kaum perempuan dianjurkan menghias rambutnya dengan bunga dan mengenakan bubuk Kunkuman berbentuk bulat di tengah kening. 7. Bagi perempuan yang sedang mengalami haid menstruasi tidak diperbolehkan masuk ke dalam kuil, sebelum hari ketiga sesudah haid. 8. Membawa buah kelapa, daun sirih, buah pinang, buah pisang, buah-buahan yang lain, Karpuram Sudam, minyak sapi, kalung bunga, beberapa kuntum bunga dan Dupa Bathi. Jika tidak dapat menyediakan keseluruhan, minimal ada membawa beberapa kuntum bunga yang wangi. 9. Sebaiknya pergi bersama keluarga, karena hal ini menunjukkan perasaan cinta Anbu, kasih sayang Paasam dan kesetiaan. Sekaligus membimbing anak agar bermoral dan menjadi anak Hindu yang baik.

2.9.2 Larangan di Dalam Kuil

Larangan ketika berada di dalam kuil yaitu : 1. Menyentuh Vigraham Arca 2. Memakai selendang Thundu di bahu, melainkan ikat di pinggang Universitas Sumatera Utara 3. Bersembahyang berjalan berdiri diantara Mulamurti atau Palipidam 4. Bersembahyang dan mengitari kuil ketika Vigraham Arca ditutupi kain tirai atau ketika Abishekam sedang berlangsung 5. Berbicara perihal isu atau gosip 6. Melakukan pemujaan tidak pada waktunya 7. Berdiri jauh dan hanya mengamati puja yang sedang dilaksanakan 8. Mengenakan pakaian yang tidak layak 9. Melanggar aturan atau cara pemujaan 10. Bersujud di tempat lain selain tempat yang ditentukan 11. Menyalakan Karpuram kapur barus tidak pada waktu dan tempat yang tepat 12. Menempatkan bunga, buah dan bahan lainnya tanpa melalui Archagar pendeta 13. Datang ke kuil dengan tujuan lain 14. Mangambil barang milik kuil untuk digunakan sendiri 15. Mengusapkan tangan pada pilar dan dinding kuil setelah menerima Prasadham 16. Menyanyikan lagu-lagu duniawi Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI UPACARA

MANDALABHISEKAM

3.1 Pengertian Upacara Mandalabhisekam

Upacara Mandalabhisekam merupakan upacara peresmian peletakan arca-arca dewa umat Hindu Bhakta yang antara lain perwujudan dari dewa Wishnu Shri Balaji Venkateshwara, perwujudan Shri Padmawati, perwujudan Shri Aandaal, perwujudan dewa Ganesha Shri Wisnu Ganapathi, perwujudan Shri Garuda, dan perwujudan Shri Hanuman yang telah didoakan dan nantinya akan dimandikan disucikan serta dikawinkan secara simbolis sebagai persyaratan dalam upacara Mandalabhisekam. Setelah upacara peletakan arca-arca dewa dilakukan, selanjutnya dilakukan dua tahap upacara pada hari yang bersamaan. Tahap pertama dilakukan pada pukul 08.00 - 12.30 yaitu upacara 108 Kalasa Thirumanjana dan tahap kedua akan dilakukan pada jam 17.00 - 20.00 yaitu upacara Kalyana Mohotsava. Tahap pertama, upacara yang dilakukan adalah upacara 108 Kalasa Thirumanjana, yaitu upacara memandikan Vigraha Dewa Wishnu Shri Balaji Venkateshwara yang terdapat di kuil dengan menggunakan saranaperlengkapan susu, susu masam, minyak sapi, madu, air kelapa muda, serbuk kunyit, serbuk cendana berikut air yang disucikan dan didoakan dari 108 kalasa yang disediakan Bhakta. Upacara ini dilakukan oleh 108 pasangan yang berasal dari Bhakta. Manfaat upacara 108 Kalasa Thirumanjana bagi para Bhakta yaitu akan mengalami penyembuhan dari cacat mental, penyakit kronis, dan dikaruniai keturunan. Dengan berpartisipasi dalam upacara 108 Kalasa Thirumanjana, Dewa Wishnu Shri Balaji Venkateshwara sebagai pelipur lara Bhakta akan memberikan obat dan kepuasan dari kekhawatiran serta kendala lain Bhakta sehari-hari seperti kedamaian hati, panjang umur, tambah harta, kemakmuran lingkungan, Universitas Sumatera Utara