98
aspek komunikasi matematis dan minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta cukup baik. Tingkat cukup baik minat belajar siswa dapat dilihat dari
hasil analisis angket minat belajar siswa kedua kelas dimana sebagian besar siswa pada kedua kelas tersebut masuk dalam kategori cukup baik. Rendahnya
kemampuan komunikasi matematis siswa terlihat dari hasil analisis pretest yang menunjukkan bahwa tidak ada siswa dari kelas TS-TS maupun pendekatan
saintifik yang mencapai skor 75. Pada saat penelitian, pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay-Two Stray TS-TS diterapkan di kelas X IPS 1 sedangkan pendekatan saintifik diterapkan di kelas X IPS 3. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk membandingkan keefektifan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray TS-TS dan
pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan minat belajar siswa. Setelah proses penelitian berakhir, berikut ini adalah paparan dari
analisis hasil penelitian.
1. Keefektifan Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TS-TS ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis dan Minat Belajar Siswa
Model pembelajaran kooperatif memiliki tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai.
Pembelajaran TS-TS adalah pembelajaran dengan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa dimana mereka berdiskusi di dalam kelompok untuk
memecahkan permasalahan yang ada dan mereka diberi kesempatan berdiskusi saat untuk 2 orang siswa menerima tamu stay dan 2 orang siswa yang lain
99
bertamu stray di kelompok lain dan berdiskusi kembali di kelompok asal untuk mencocokan dan membahas hasil diskusi dengan kelompok lain Huda, 2011:24.
Keefektifan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan
komunikasi matematis dan minat belajar siswa yang telah ditetapkan untuk kemampuan komunikasi matematis adalah 75, sehingga siswa dikatakan berhasil
jika mendapatkan skor lebih dari 75. Sementara itu, skor minimal yang telah ditetapkan untuk minat belajar matematika adalah 68, sehingga siswa dikatakan
berhasil jika mendapatkan skor lebih dari 68. Pengujian keefektifan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TS-TS yang diterapkan di kelas X IPS 1 sebagai kelompok eksperimen terhadap kemampuan komunikasi matematis didasarkan pada skor
akhir yang dperoleh dari nilai hasil posttest. Uji analisis terhadap nilai posttest yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS menunjukan nilai signifikansi 0,002
0,05 sehingga H ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik efektif
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rahmatil
2012 juga membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD maupun Two Stay-Two Stray TS-TS
efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TS-TS selain ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa juga ditinjau dari minat belajar siswa. Pengujian keefektifan pendekatan saintifik dengan model
100
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS terhadap minat belajar siswa berdasarkan skor akhir minat belajar siswa yang diperoleh dari angket. Skor akhir dikatakan
efektif apabila skor tersebut lebih dari 68. Uji analisis terhadap skor akhir yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS menunjukan nilai signifikansi 0,002 0,05
sehingga H ditolak. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan saintifik dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS efektif ditinjau dari minat belajar siswa. Sehingga berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dan hipotesis kedua dapat
disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dengan model kooperatif tipe TS-TS efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan minat belajar siswa.
Hal ini dikarenakan langkah-langkah yang dilaksanakan pada pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk belajar aktif di dalam kelas yaitu diskusi di dalam
kelompok asal, diskusi ketika bertamu maupun menerima tamu, dan mempresentasikan jawaban. Diskusi kelompok diharapkan dapat memancing
siswa untuk berpikir aktif dan mengemukakan pendapatnya, sehingga diharapkan muncul adanya kerjasama antar siswa, dan model pembelajaran TS-TS yang baru
bagi siswa menjadikan pembelajaran menjadi menarik bagi siswa sehingga menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan sejalan dengan definisi
minat menurut Slameto 2003: 180 yang menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
101
2. Keefektifan Pendekatan Saintifik ditinjau dari Kemampuan Komunikasi