55
Tabel 6. Klasifikasi Persentase Nilai Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Interval Persentase Kriteria
� Sangat baik
� Baik
� Cukup
� Kurang
� Sangat Kurang
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Tes Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian
kompetensi dasar KD dan kemampuan komunikasi matematis adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda dan essay. Soal tes ini diberikan pada kedua kelas,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ada dua soal dalam instrumen tes pada penelitian ini yaitu soal pretest dan
posttest. Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap KD yang akan dipelajari dan kemampuan awal
komunikasi matematis siwa. Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap KD yang telah dipelajari dan kemampuan
akhir komunikasi matematis siwa. Pretest dan posttest dilakukan di kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray TS-TS dan kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Jumlah soal
pretes dan posttest yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 1 soal essay. Klasifikasi skor tes kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Tabel 7
di bawah ini.
56
Tabel 7. Klasifikasi Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Interval
Klasifikasi
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang Berdasarkan tabel 7 dapat ditunjukkan bahwa siswa dapat dikatakan
memiliki kemampuan komunikasi matematis jika minimal memenuhi kriteria baik yaitu skor angket minat belajar siswa lebih dari sama dengan 75.
Adapun kisi-kisi pencapaian kompetensi dasar dan kemampuan komunikasi matematis tercantum pada Tabel 8 dan Tabel 9 dibawah ini. Sedangkan untuk
instrumen tes tersebut dapat dilihat pada lampiran 4.2 dan 4.5.
Tabel 8. Kisi-Kisi Pencapaian Kompetensi Dasar No
Kompetensi Dasar Indikator
1 3.9 Menjelaskan aturan
sinus kosinus 3.9.1 Menentukan aturan sinus
3.9.2 Menentukan panjang sisi suatu segitiga dengan menggunakan aturan sinus
3.9.3 Menentukan besar suatu sudut dalam segitiga menggunakan aturan sinus
3.9.4 Menentukan aturan kosinus 3.9.5 Menentukan panjang sisi suatu segitiga
dengan menggunakan aturan kosinus 3.9.6 Menentukan besar suatu sudut dalam
segitiga menggunakan aturan kosinus 2
4.9 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan
dengan aturan sinus dan
kosinus 4.9.1 Menentukan solusi dari luas segitiga
menggunakan aturan sinus 4.9.2 Menentukan solusi dari luas segitiga
menggunakan aturan kosinus 4.9.3 Menentukan hasil dari masalah sehari-
hari dengan aturan sinus 4.9.4 Menentukan hasil dari masalah sehari-
hari dengan aturan kosinus 4.9.5 Menentukan hasil dari masalah terkait
dengan aturan sinus dan kosinus
57
Tabel 9. Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Matematis No
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
1 Menentukan kebenarankesalahan sebuah pernyataan matematika.
2 Menggunakan rumus untuk menyelesaikan permasalahan matematika
3 Mengubah sebuah pernyataan atau situasi ke dalam bentuk matematis
notasi aljabar, gambar, grafik
b. Instrumen Non Tes Instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa
adalah angket. Menurut Nana 2012: 219, angket atau kuosioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden. Angket minat belajar siswa dalam penelitian ini disusun dengan memuat 20
pertanyaan positif dan negatif dalam bentuk checklist yang mengungkap minat belajar. Angket minat belajar siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana
minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun kisi-kisi angket minat belajar siswa tercantum pada Tabel 10
di bawah ini. Sedangkan untuk instrumen angket yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 4.8.
Tabel 10. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Matematika Indikator
Rasa Senang Keingintahuan
Perhatian
Aspek
Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Matematika
6 12
13 4
20 12
Pembelajaran Matematika
10 18
3 7
3 7
Tugas Matematika 5
11 1
14 9
14 Ulangan Matematika
16 17
2 19
8 15
58
Skor minimal angket adalah 20 dan skor maksimalnya adalah 100. Pemberian nilai hasil pada angket dilakukan dengan mengkonversikannya terlebih
dahulu dalam rerata ideal dan simpangan baku. Klasifikasi skor angket minat belajar siswa ke dalam nilai pada skala lima seperti pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Klasifikasi Skor Angket Minat Belajar Siswa Interval Skor
Kategori Kriteria
x Mi + 1,8 Sbi x 84
Sangat Baik Mi + 0,6 Sbi x ≤ Mi +1,8 Sbi
68 x ≤ 84 Baik
Mi - 0,6 Sbi x ≤ Mi - 0,6 Sbi
52 x ≤ 68 Cukup Baik
Mi – 1,8 Sbi x ≤ Mi - 0,6 Sbi
36 x ≤ 52 Kurang Baik
x ≤ Mi – 1,8 Sbi x ≤ 36
Tidak Baik Keterangan:
Mi : rerata ideal = skor maksimal ideal + skor minimal ideal =
= Sbi : simpangan baku =
6
skor maksimal ideal – skor minimal ideal =
6
x : skor total
Berdasarkan tabel 11 dapat ditunjukkan bahwa siswa dapat dikatakan memiliki minat belajar jika minimal memenuhi kriteria baik yaitu skor angket
minat belajar siswa lebih dari 68. Skor yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket minat
belajar siswa matematika diberi dengan ketetuan seperti pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Sistem Penskoran Angket Minat Belajar Siswa Jenis Pertanyaan
Selalu Sering
Jarang Kadang- Kadang
Tidak Pernah
Pertanyaan Positif 5
4 3
2 1
Pertanyaan Negatif 1
2 3
4 5
59
I. Validitas dan Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian sebaiknya dipastikan sudah valid dan reliabel terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Begitu pula untuk
instrumen pada penelitian ini. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Jika
instrumen dikatakan tidak valid atau tidak reliabel, maka instrumen akan diperbaiki hingga instrumen tersebut dapat dikatakan valid dan reliabel. Berikut
penjelasan lebih lanjut terkait validitas dan reliabilitas.
1. Validitas Instrumen Penelitian