f. Gerakan Keutip Jaroe
1 Objek Penelitian dan Makna Denotasi
Keutip jaroe dalam Seudati sebagai kode isyarat serta merupakan juga sebagai suatu kegembiraan.
Gambar 4.7.Hasil Analisis Gerakan Keutip Jaroe
Sumber: Analisis penulis pespektif semiotika Roland Barthes, video Seudati Aceh dari Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe serta
direkomendasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh, tahun 2013.
Makna denotasinya gambar di atas adalah gerakan petik jari atau ketip jaroe dimana petik jari ini bunyi khas dalam sebuah permainan Seudati.
2 Makna Konotasi dan Mitos
Makna konotasi gambar di atas terlihat para penari melakukan gerakan petik jari atau ketip jaroe di mana petik jari ini bunyi khas dalam sebuah
permainan Seudati. dikarenakan dalam Seudati ada 3 fungsi yang bisa membuat Seudati berwarna tanpa ada alat musik di bandingkan dengan tarian lain
diantaranya dengan menggunakan ketik jari, dalam ketik jari antara jari tunjuk, tengah, manis dan dipandu dengan jempol itu membunyi irama yang berbeda
jikalau dipadukan. Kemudian tepuk dada atau pukul dada dan hentakan kaki untuk melahirkan irama baru dalam sebuah gerakan Seudati Aceh.
Adapun mitosnya menegaskan, petik jari dalam tari Seudati disimbolkan sebagai kode isyarat memberitahukan rakyat Aceh ketika ada bahaya yang datang
dari penjajah. Dan juga bermakna sebagai suatu lambang keceriaan dan kegembiraan. Kode isyarat itu sebagai pemberitahuan kepada rakyat Aceh untuk
mengatur strategi apa yang harus dilakukan saat menghadapi bahaya dari penjajah, yang mana strategi itu juga dilakukan atas kesepakatan bersama oleh
rakyat Aceh. Seperti pada masa Teuku Umar, strategi yang dilakukan Teuku Umar untuk mendapat senjata Belanda, maka Teuku Umar menyamar sebagai
orang kepercayaan dari Belanda. Itu semua ia lakukan hanyalah semata-mata demi Aceh. Ketika itu berhasil dilakukan, maka itu menjadi suatu kegembiraan bagi
rakyat Aceh sendiri karena sudah dapat mengelabui Belanda. Tidak hanya rakyat saja yang melakukan strategi untuk melawan penjajah kafir. Namun, Rasulullah
juga pernah melakukan strategi-strategi tertentu di saat lawan menyerang, tujuannya juga untuk menyebarkan Agama Islam. Sebab itu, rakyat Aceh
mengikuti keberanian Rasulullah Saw yang pantang menyerah dalam menyebarkan Agama Allah, apalagi jika ada orang-orang yang ingin menganggu
agamanya dan berusaha untuk menyebarkan agama non Islam ke wilayah Islam, maka rakyat tidak akan mundur karena mereka terus berjihad mengikuti sesuai
syari„at Allah Swt.
Kegembiraan bagi umat muslim itu ialah ketika umat muslim sudah melakukan kebaikan maka perasaan berubah menjadi suatu kegembiraan sendiri,
karena sudah melakukan perbuatan sesuai yang Allah perintah. Begitu juga dengan petik jari ini bagi masyarakat Aceh, rakyat Aceh akan gembira bila ia
sudah dapat mengalahkan pikiran-pikiran jahat bangsa penjajah. Karena dengan mereka mengalahkan perbuatan dan pemikiran bangsa penjajah, maka mereka
juga sudah mempertahankan Agama Allah di tanah airnya dengan tidak dicampuri oleh pemikiran-pemikiran kristenisasi. Bagi rakyat Aceh mempertahankan Agama
Allah merupakan jihad atau ibadah yang sangat baik yang harus dilaksanakan. Sebab Islam bagi rakyat Aceh merupakan keyakinan dan pegangan hidup yang
mengatur norma-norma dan adat istiadat dalam kehidupan.
g. Gerakan Berjalan Selang Seling