Asal-Usul Tarian Tradisional Seudati Aceh

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Asal-Usul Tarian Tradisional Seudati Aceh

Tarian yang menjadi penelitian ini berjudul tarian tradisional Seudati Aceh. Sebuah tarian tradisional yang sudah divideokan oleh pemerintah Aceh bagian kebudayaan berdurasi 50 menit 50 detik ini, di zaman dahulu tarian ini merupakan hiburan paling utama bagi prajurit Aceh, terutama bila mereka sedang dipersiapkan untuk sesuatu pertempuran. Sebelum mereka esok hari bertolak kegaris depan. Beberapa malam sebelumnya diadakan pertunjukan Seudati yang menguraikan kisah-kisah kepahlawanan dan keperwiraan. 95 Sekarang ini tarian tradisional Seudati telah mengharumkan nama Aceh dan Indonesia di dunia internasional dengan mendapatkan penghargaan sebagai penampilan terbaik bersama dengan tarian Saman dari Blangkejren Kabupaten Gayo Lues. Tentang asal-usulnya masih memerlukan kajian khusus. Menurut penelitian ahli-ahli sejarah dan keterangan orang tua-tua, tumbuhnya tari Seudati bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Aceh. Media tari ini dimanfaatkan oleh penganjur- penganjur Islam da‟i dalam pengembangan agama Islam di Aceh. Sebelum dinamakan dengan Seudati, tari ini bernama Ratoh, yang artinya menceritakan segala sesuatu yang menyangkut aspek kehidupan masyarakat, umpamanya: kisah sedih, gembira, nasehat dan membangkitkan semangat. Penganjur- penganjur Islam para da‟i kebanyakan berasal dari Arab, maka secara langsung bahasa atau istilah yang dipergunakan dalam penyebaran agama dititik beratkan pada istilah bahasa Arab. Oleh karena itu sekaligus media ratoh ini dipengaruhi dengan istilah Arab. Kalau dilihat dari akar katanya berasal dari Isim Masdar. Masdar ada tiga huruf yaitu syahat, asal katanya syahadataini, syahadataini bermakna dua kalimat syahadat dalam Islam. Karena tarian tersebut 95 Alibasjah Teuku Talsya, Atjeh jang kaja Budaja, Banda Aceh: Pustaka Meutia, 1972, h. 12 mengajak orang-orang yang menyaksikan seni tari tersebut untuk masuk ke dalam Islam dengan terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat atau syahadatain yang kemudian dengan logat Aceh diucapkan menjadi Seudati. Kemudian pada nama lain Seudati adalah meusamman menjadi saman delapan orang, artinya permainan Seudati dengan memiliki delapan orang pemain. 96 Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa tarian Seudatiadalahgerakan ayam berlaga, dan gerakan memperingati hari Syura bagi pemeluk Syi‟ah memukul- mukul kepala dan dada. 97 Ada pula syekh Yusdedi mengatakan bahwa latar belakang Seudati ini adalah kata Seudati berasal dari kata seurasi artinya harmonis atau kompak. Dahulu Seudati berkembang di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Utara. Sekarang sudah berkembang di tiap kabupaten, kota madya lainnya di dalam daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Dan juga ada beberapa pendapat lain tentang Seudati ini tetapi apapun asal mulanya yang jelas bahwa tarian ini adalah tarian yang jantan, heroik dan dinamis. Dalam pelaksanaannya diperlukan kebugaran yang prima. Salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian ini dulu diyakini sebagai bentuk baru dari tari Ratoh atau Ratoih, yang merupakan tarian yang berkembang di daerah pesisir Aceh. Tari Ratoh atau Ratoih biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini. 98 Selain itu, syekh Tgk. Alamsyah mengatakan bahwa Tari Seudati pada mulanya tumbuh di desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syekh Tam. Kemudian berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syekh Ali Didoh. Benar adanya Syekh Tam berasal dari kabupaten Pidie, tetapi beliau mengenal dan 96 Suhelmi, Apresiasi Seni Budaya Aceh, Banda Aceh: Arraniry Press, 2004, h.35-36 97 Abdul Rani Usman, dkk, Budaya Aceh, Banda Aceh: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, 2009, h. 197 98 Hasil wawancara penulis dengan syekh Yusdedi seniman Seudati Aceh dan ketua MAA kota Lhokseumawe, Lhokseumawe, 23 Desember 2016 mengembangkan Seudati di kabupaten Aceh Utara. Ketika beliau mempelajari tari Seudati, beliau adalah syekh yang dikenal dengan sebutan syekh Tam Pulo Amak dengan aneuk syahi pertama adalah Rasyid yang kemudian, saat menjadi syekh, menjadi populer dengan sebutan syekh Rasyid atau Nek Rasyid Bireun. Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke tingkat Sekolah Dasar. 99 Namun, dari semua latar belakang tersebut gerakan Seudati diambil dari gerakan para pejuang yang bersemangat dalam berperang dengan gagah berani dan percaya diri dalam memasuki medan jihad. Seudati adalah ekspresi dari semangat kepahlawanan prajurit bangsa Aceh dalam menghadapi berbagai intervensi asing terhadap kedaulatan daerah Aceh pada masa itu. Seudati adalah tarian paling populer dan tarian paling digemari oleh banyak orang di Aceh sebagai tarian khusus. Popularitas tarian ini tersebar keseluruh Indonesia dan bahkan ke mancanegara. Tarian Seudati merupakan campuran dari seni tari dan musik, yang disebut juga dengan saman. 100 Di antara berbagai jenis tari kesenian asli yang banyak terdapat di Aceh, Seudati mengambil tempat yang terkemuka di tengah-tengah dan di hati masyarakat Aceh. Semenjak zaman kerajaan Aceh, ia merupakan salah satu seni tari yang sangat dikagumi oleh pendatang yang berkunjung ke tanah Aceh. Tarian yang heroik dan bersifat gerakannya yang gesit dan cepat, telah menguasai lubuk hati seluruh rakyat Aceh, sehingga di mana diadakan tarian ini mendapat perhatian dan dihadiri pengunjung puluhan ribu orang. Istilah lain yang diberikan kepada tarian ini ialah tari perang rakyat Aceh.

2. Analisis Makna Judul Tarian Tradisional Seudati Aceh