b Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari
obligasi dan perolehan deviden dari saham-saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi.
c Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan
dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham. Sunariyah, 2000
Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Karena dengan kenaikan tingkat suku bunga akan meningkatkan beban
bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat
turunnya harga saham di pasar. Sehingga menyebabkan para investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan
ataupun deposito. Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga
saham meningkat. Maka, investor akan mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham
terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham. Samsul, 2006.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono 2010 dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel Harga Minyak Dunia,
Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif terhadap IHSG. Selain itu diperoleh bahwa nilai adjusted R square adalah 96,1.
Ini berarti 96,1 pergerakan IHSG dapat diprediksi dari pergerakan ketujuh variabel independen tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Thobarry 2009. Dalam penelitian tersebut hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai tukar dollar
terhadap rupiah, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP secara bersama-sama berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan secara
parsial nilai tukar dollar terhadap rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti sedangkan inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap indeks saham sektor properti. Variasi faktor yang berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor properti dijelaskan oleh variabel independen
yaitu, nilai tukar, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP yang secara bersama- sama berpengaruh sebesar 32,6 sedangkan sisanya 67,4 dijelaskan oleh faktor
lain. Penelitian yang dilakukan oleh Maryanne 2009 dengan judul penelitian
“Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, Volume Perdagangan Saham, Inflasi dan Beta Saham terhadap Harga Saham Studi Empiris pada Perusahaan
Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 - 2007. Sampel penelitian ini sebanyak 23 perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia,
dengan metode pooling data periode triwulanan tahun 2004 –2007, sehingga
jumlah data observasi n = 368. Hasil penelitian bahwa secara parsial individu tidak ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah, inflasi terhadap harga
saham. Dan secara parsial variabel yang berpengaruh negatif terhadap harga saham yaitu Suku Bunga SBI dan variabel yang berpengaruh positif terhadap
harga saham yaitu Volume Perdagangan Saham.
2.3. Kerangka Konseptual