Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan suku bunga yang didapat dari publikasi Bank Indonesia melalui website www.bi.go.id dan data harga saham yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id . Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data Kuncoro, 2003:127.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dan mempelajari data yang berkaitan dengan penelitian yang berbentuk laporan atau publikasi, baik mengenai harga saham maupun nilai tukar dan suku bunga Bank Indonesia.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan metode analisis statistik. 1. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. 2. Metode Analisis Statistik

1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari nilai tukar dan suku bunga terhadap harga saham. Model yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana :Y = Harga saham X 1 = Nilai Tukar X 2 = Suku Bunga b 1-2 = Koefisien regresi variabel X 1-2 e = Standard error 2 Pengujian Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linier berganda dapat digunakan. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi dapat dipastikan alat uji statistik linier berganda dapat dipergunakan. Pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah : a Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono 2005, bahwa model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independen tersebut. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: i. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. ii. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. c Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Ghozali, 2005. d Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali 2005: 95- 96. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan statistik d dari Durbin-Watson DW test dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah dL angka yang diperoleh dari tabel DW batas bawah, dU angka yang diperoleh dari tabel DW batas atas, 4- dL dan 4-dU. Jika nilainya mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika mendekati 0 atau 4 terjadi autokorelasi +-. Statistik d Durbin-Watson dapat digambarkan pada Tabel 3.3. sebagai berikut: Tabel 3.3. 3. Pengujian Hipotesis Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak uji F untuk melihat signifikasi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas. H : b 1 ,b 2 = 0 nilai tukar dan suku bunga secara serempak tidak berpengaruh terhadap harga saham pada industri tekstil di Bursa Efek Indonesia H a : b 1 ,b 2 ≠ 0 nilai tukar dan suku bunga secara serempak berpengaruh terhadap harga saham pada industri tekstil di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya secara serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F F test . Jika F hitung F tabel , maka H diterima dan H a ditolak, sebaliknya jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Rumus yang digunakan untuk uji statistik F test adalah : 2 2 sugiyono, 2004 1 1 hitung R k F R n k = − − − Melakukan uji parsial uji t untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikat. Tingkat kepercayaan adalah 95 dan level pengujian yang di gunakan α = 5 apabila nilai t hitung t tabel maka H o diterima dan H a ditolak, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya masing – masing tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya apabila nilai t hitung ≤ t tabel maka H o ditolak dan H a diterima hal ini berarti bahwa variabel bebasnya masing – masing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel-variabel terikatnya. H : b 1 ,b 2 = 0, nilai tukar dan suku bunga secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada industri tekstil di Bursa Efek Indonesia H a : b 1 ,b 2 ≠ 0, nilai tukar dan suku bunga secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada industri tekstil di Bursa Efek Indonesia. Rumus yang digunakan untuk uji statistik t hitung Abdurakhman,2007: , 1, 2,..., i i hitung b b t i p S = = dimana: b = koefisien regresi S b = kesalahan baku koefisien regresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Bank BUMN Di Bursa Efek Indonesia

9 84 98

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia

8 118 91

Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

1 42 108

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

PENGARUH INFLASI,SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)DI BURSA EFEK INDONESIA

2 27 51

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 10

LANDASAN TEORI PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 2 17

PENUTUP PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2009).

0 3 9