3.2.2 Lokasi Penelitian
Daerah Mandailing yang dimaksud sebagai lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Mandailing-Natal Madina selain Natal – dengan titik pengamatan di
Siabu dan sekitarnya sebelah Utara, Penyabungan dan sekitarnya di bagian tengah, dan Kotanopan dan sekitarnya sebelah Selatan. Pemilihan ketiga lokasi tersebut didasarkan
pada tingkat konsentrasi masa penduduknya yang lebih tinggi dari lokasi lain di wilayah yang sama. Hal itu setidaknya mengimplikasikan bahwa intensitas
penggunaan bahasa Mandailing yang lebih tinggi terdapat di sekitar tiga tempat yang menjadi lokasi utama penelitian ini.
3.3 Data dan Teknik Analisis
3.3.1 Data
Bahan kajian dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, lisan dan tulisan. Data lisan berupa tuturan atau bagian tuturan dari berbagai peristiwa tutur dan
informasi atau keterangan langsung secara lisan berkenaan dengan ihwal deiksis pada khususnya dan tentang budaya pada umumnya. Data lisan diperoleh dengan
menggunakan metode wawancara dan pengamatan langsung terhadap mereka menggunakan bahasa disertai dengan pencatatan lapangan teknik catat; dan data
selanjutnya diperoleh dengan menggunakan metode simak disertai perekaman Sudaryanto, 1986:62.
Universitas Sumatera Utara
Melalui pemahaman insight tentang teori deiksis lihat pada 2.9, catatan dan rekaman yang memuat kalimat, frasa, dan informasi, penulis review kembali secara
elaboratif untuk memperoleh ekspresi-ekspresi deiksis sebagai bagian dari korpus data. Langkah kemudian menunjukkannya kepada penutur atau informan lain trianggulasi.
Gambaran proses pemerolehan data tersebut dapat dilihat pada bagan 06 di bawah.
Bagan 06: Proses Pemerolehan Data
S U M B E R
Penutur Informan
CATATAN REKAMAN
CATATAN
KalimatFrasa Transkripsi
Kalimat dan Frasa KalimatFrasa
Informasi
DATA AWAL
T r
i a
n g
g u
l a
s i
T r
i a
n g
u l
a s
i
KORPUS DATA BERUPA EKSPRESI-EKSPRESI DEIKSIS
Selanjutnya, penulis juga menjadikan bahasa tulis sebagai data, dengan mengasumsikan bahwa yang tertulis merupakan tuturan dari penulisnya. Data tulis
peruntukannya adalah untuk keperluan kajian deiksis wacana yang termasuk bagian
Universitas Sumatera Utara
dari penelitian ini. Data tulis untuk keperluan dalam penelitian ini diperoleh dari rubrik berbahasa Mandailing yang dimuat dalam tabloid Sinondang Mandailing SM terbitan
Juni 2007 sd Maret 2008, dan buku berbahasa Mandailing Impola Ni Hata INH karya Bgd. Maracub M.
3.3.2 Teknik Analisis
Secara garis besarnya terdapat tiga upaya yang dilakukan terkait penjelasan tentang teknik analisis data pada penelitian ini. Upaya tersebut, yang satu dengan
lainnya, berinter-relasi sebagai bagian dari keseluruhan proses analisis. Upaya pertama hingga yang ketiga, masing-masing menurut Miles Huberman 1984:22-23, adalah:
1 reduksi data data reduction, 2 penampilan data data display, dan 3 pengambilan kesimpulanverifikasi conclusion drawingverification.
Pada tahapan pertama proses analisis, setelah diperolehnya data awal, upaya yang dilakukan adalah mereduksi data melalui penyeleksian terhadap ekspresi-ekspresi
potensial sebagai ekspresi deiksis dan sekaligus melakukan pengklasifikasiannya menurut jenis masing-masing. Penyeleksian dan pengklasifikasian dilakukan dengan
berpedoman kepada aspek informatif kerangka teori setiap jenis deiksis pada 2.9, yang menunjukkan bahwa ekspresi-ekspresi lingual yang potensial bersifat deiktis terdapat
dalam kategori unsur tertentu bahasa yang diteliti. Untuk deiksis persona, misalnya, terdapat pada pronomina persona atau kata ganti orang. Untuk deiksis tempat, terdapat
pada adverbia spasial atau demonstrativanya. Deiksis waktu terdapat pada adverbia temporalnya. Deiksis sosial pada istilah tutur atau kekerabatannya. Untuk deiksis
Universitas Sumatera Utara
wacana, karena wacana berdimensi spasial-temporal, memungkinkan bahwa ekspresi deiksisnya terdapat pada demonstrativa, adverbia temporal – atau pronomina, karena
adanya nomina yang diacu pada bagian tertentu dari sebuah wacana. Kemudian melakukan pengklasifikasian menurut pembagian yang diperlukan dalam kerangka
teori jenis setiap deiksis. Dalam deiksis persona, misalnya, dengan membagi pronomina personanya ke dalam kategori bentuk bebas dan terikat, atau kategori
persona pertama dan kedua. Tahap kedua, memerikan penggunaan ekspresi deiksis tersebut berdasarkan
pengamatan lapangan dan informasi yang diperoleh tentang penggunaannya melalui contoh data yang diperlukan data display pada bagian paparan dan analisis data.
Dalam proses pemerian penggunaan masing-masing, pengoperasian definisi deiksis dan cirinya, yang tersebut pada 2.7, dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya
ekspresi deiksis yang penggunaannya tidak bersifat deiktis, seperti terdapat pada iba apabila penggunaannya tidak diacukan kepada persona pertama tunggal atau penutur.
Koleksi Data
Data Collection
Reduksi Data
Data Reduction
Penampilan Data
Data Display
Pengambilan KesimpulanVerifikasi
Conclusion DrawingVerification
Universitas Sumatera Utara
Bagan 07: Bagian proses analisis data ala Miles Huberman
Hal lain yang mendapat pemerian pada bagian kedua dari proses analisis adalah tentang bagaimana ekspresi-ekspresi deiksis dari setiap jenisnya diwujudkan. Tahapan
ketiga dari proses analisis meliputi upaya pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan serta
perpolaan tetap, yang teridentifikasi dari keseluruhan bagian paparan dan analisis data. Kesimpulan, dalam hubungan ini, berupa temuan penelitian, diformulasikan dalam
bentuk deskripsi singkat atau generalisasi. Dalam tahapan yang sama, elaborative review dimintakan dari informan relevan untuk menguji validitas temuan penelitian.
Jika ketiga bagian dari proses analisis itu, serta inter-relasi sesamanya dibagankan, akan terlihat seperti pada bagan 07 di atas.
3.4 Keterbatasan
Upaya yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian dapat terjadi tidak semulus seperti yang diperkirakan sebelumnya. Dalam periode pengumpulan data,
tuturan yang mengandung fenomena deiksis tertentu belum tentu muncul dalam waktu- waktu yang dipersiapkan untuk melakukan perekamannya. Ada kalanya fenomena
deiksis terjadi dalam peristiwa tutur spontan yang sifatnya sporadis dan singkat, pada waktu dan tempat yang berbeda-beda. Agar fenomena penggunaan ekspresi deiksis
seperti itu tidak terabaikan dan tetap menjadi bagian dari data penelitian, penulis
Universitas Sumatera Utara
melakukan upaya pencatatan kemudian dengan hanya mengambil tuturan-tuturan singkat berupa kalimat atau frasa yang di dadamnya terkandung ekspresi deiksis yang
dimaksudkan. Boleh jadi data seperti itu bersumber dari penutur yang telah ditetapkan dari sebelumnya atau penutur lain yang namanya tidak tertera sebagai
penuturinforman. Data seperti itu terbilang banyak sehingga bagi penulis tidak lagi memungkinkan untuk menelusuri dan mengingat lagi waktu atau tanggal setiap tuturan
dihasilkan oleh penuturnya. Dari penjelasan singkat di atas terisyaratkan bahwa hasil rekaman saja, yang
jumlah fenomena kedeiksisannya terbatas, tidak dapat dikatakan merepresentasikan keseluruhan data yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini. Hingga
sebatas ini, dikenal adanya dua jenis data lisan yang pemerolehannya dilakukan melalui dua cara yang berbeda. Yang pertama adalah data rekaman terencana yang
selanjutnya dilakukan pentranskripsiannya. Data semacam ini, pada bagian lampiran, disertai dengan pencantuman sejumlah hal yang berkenaan dengan konteks
dihasilkannya tuturan yang ditampilkan, seperti lokasi, hari dan tanggal pengambilan, penutur atau partisipan yang terlibat dalam peristiwa pertuturan. Yang kedua, data
berupa catatan tuturan yang tidak disertai oleh kelengkapan kontekstual seperti untuk data dari jenis pertama.
Untuk kemudahan perujukan data pada bagian lampiran, data jenis pertama dalam penampilannya sebagai contoh, penulis tandai dengan Dp artinya, yang
ditandai tersebut adalah transkripsi rekaman dari penutur disertai nomor halaman dan baris terdapatnya data tersebut. Terhadap data jenis kedua penulis tandai dengan Do
Universitas Sumatera Utara
artinya, bahwa yang ditandai tersebut merupakan catatan data lisan yang diperoleh melalui observasi pengamatan penulis disertai nomor halaman dan nomor data pada
lampiran. Selain dari kedua jenis data di atas sebagai data jenis yang ketiga, terdapat
juga data berupa ekspresi-ekspresi deiksis yang contoh serta penggunaannya berdasarkan penjelasan dari informan, yang berkompensi tentang hal itu. Data jenis
ketiga dalam penampilannya sebagai contoh, penulis tandai dengan Di artinya, yang ditandai tersebut adalah hasil catatan yang diperoleh dari informan disertai nomor
halaman dan nomor terdapatnya data tersebut pada bagian lampiran.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA