BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pengandalan pengambilan data berciri natural setting. Pilihan metode demikian
didasarkan pada tujuan penelitian sendiri yang terkait dengan pemerian fenomena bahasa. Dalam hubungan ini, bagaimana ekspresi-ekspresi deiksis digunakan. Data
penelitian bersumber dari lapangan tempat penutur bahasa dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pemerolehan data dengan cara ini, menurut hemat penulis,
perlu dilakukan karena fenomena kebahasaan yang akan dikaji pemunculannya terjadi pada konteksnya yang alamiah. Seperti yang dikemukakan oleh Bogdan Biklen
Aminuddin, 1990:15, fenomena deiksis pemunculannya, secara penuh, diperkirakan lebih memungkinkan terjadi dalam konteks seperti itu daripada di tempat atau lokasi
yang telah direkayasa sebelumnya. Penulis melibatkan diri kontak langsung dengan para penutur dalam waktu
yang lebih lama dari penelitian fonologi sebelumnya pada tahun 1980, untuk penelitian skripsi S1. Yang demikian dan keluasan pembicaraan dengan para
penutur dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data yang memadai. Penelitian deiksis memerlukan cara demikian karena keterkaitan deiksis erat dengan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
bahasa; yakni, bagaimana deiksis dalam bahasa digunakan oleh para penutur atau masyarakatnya. Penelitian berciri natural setting dilakukan dengan mengambil bahasa
yang masyarakat gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti di tempat kerja, waktu istirahat, belanja di pasar, bukan bahasa yang digunakan pada upacara-upacara resmi,
seperti pada upacara perkawinan, kematian, di lembaga pendidikan, dan institusi
lainnya.
3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah penutur bahasa Mandailing yang tinggal di daerah Mandailing. Apabila diperlukan, penutur bahasa Mandailing yang tinggal di
Medan juga dijadikan sebagai sumber pengambilan data. Penulis sendiri, sebagai penutur asli bahasa yang diteliti, ikut sebagai subjek – yang dapat menghasilkan data
dan informasi yang berkenaan dengannya. Penutur dibatasi pada yang sudah dewasa sebanyak lima orang dan telah berusia 25 tahun ke atas, atau yang telah menikah
karena penutur dalam tingkatan tersebut dianggap telah dapat menggunakan bahasanya dengan baik. Sumber pemerolehan data tidak terikat hanya dari satu dua penutur
tertentu, tetapi dapat juga dari penutur lain, dengan kriteria di atas, yang dalam waktu spontan atau kebetulan memunculkan fenomena kedeiksisan. Namun untuk informan,
yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang bahasa yang menjadi objek kajian, dipilih lima orang yang telah berumur 40 tahun ke atas Informasi tentang
penutur dan informan tersebut terdapat pada bagian lampiran 1.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Lokasi Penelitian
Daerah Mandailing yang dimaksud sebagai lokasi penelitian ini adalah Kabupaten Mandailing-Natal Madina selain Natal – dengan titik pengamatan di
Siabu dan sekitarnya sebelah Utara, Penyabungan dan sekitarnya di bagian tengah, dan Kotanopan dan sekitarnya sebelah Selatan. Pemilihan ketiga lokasi tersebut didasarkan
pada tingkat konsentrasi masa penduduknya yang lebih tinggi dari lokasi lain di wilayah yang sama. Hal itu setidaknya mengimplikasikan bahwa intensitas
penggunaan bahasa Mandailing yang lebih tinggi terdapat di sekitar tiga tempat yang menjadi lokasi utama penelitian ini.
3.3 Data dan Teknik Analisis