51 10. Perubahan iklim,
11. KDRT, 12. Pelatihan Pemenuhan Hak Sipil dan Ekosob,
13. Pelatihan Keadilan Gender, 14. Pelatihan Pencegaha HIV AIDS,
15. Pelatihan Monitoring HAM, dan lainnya.
2.7 Kerangka Pemikiran
Krisis moneter yang melanda negara Indonesia sejak mulai runtuhnya kejayaan rezim Orde Baru memberikan dampak negatif bagi perekonomian
masyarakat. Cita-cita Nasional dalam mensejahterakan masyarakat semakin jauh dari ekspektasi. Selain tertindas dari segi ekonomi, kemiskinan yang melekat pada
masyarakat pada umumnya, menjadi masalah sosial yang semakin kompleks. Lapangan kerja yang semakin sempit, jumlah penduduk yang semakin
besar, dan kualitas sumber daya manusia yang tidak memadai dikarenakan pendidikan semakin mahal menambah efek yang memperparah negara Indonesia.
Akhirnya, negara semakin terdegradasi dari kesejahteraan. Kebijakan pemerintah yang lebih menitik beratkan pada pembangunan
tidak satupun ada yang menolak. Dengan kebijakan Top Down, pembangunan tersentralisir dijalankan oleh pemerintah secara besar-besaran tanpa
mempersoalkan aspek struktural dan keterkaitan sistemik dari masalah yang sedang diupayakan pemecahannya Tetapi di satu sisi, kebijakan dengan
metodologi Top Down tersebut, dilakukan pemerintah, semakin dikritisi banyak kalangan, termasuk aktifis NGO LSM. Memasuk era 1980-an, isu kebijakan
Universitas Sumatera Utara
52 Bottom Up dan partisipasi semakin membahana. Munculnya ide tersebut
merupakan tawaran alternatif yang dikemukakan para NGO LSM. Pola pengembangan masyarakat yang bermetodologikan Bottom Up dan
partisipatif dianggap mampu mencapai pengembangan kapasitas masyarakat secara masksimal. Salah satu programnya adalah melalui CU Credit Union.
Masuknya model pengembangan ekonomi masyarakat dengan metode CU sudah ada sejak tahun 1960-an di Indonesia. melalui CU, masyarakat semakin
disadarkan dengan kondisinya yang lemah untuk mengubah agar menjadi berdaya. Sebagai NGO LSM yang bergerak dibidang prakarsa dan pengembangan
masyarakat, Perhimpunan KSPPM melakukan penggalian potensi masyarakat dampingan serta memberdayakan potensi demi peningkatan taraf kehidupan yang
lebih baik. Menggagasi berdirinya CU kepada masyarakat dan mendampinginya sampai kepada tercapainya kemandirian. Tujuan program pengembangan
masyarakat yang dilaksanakan oleh Perhimpunan KSPPM adalah sebagai berikut: 1. Untuk menciptakan modal bersama;
2. Untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga rendah, cepat dan terarah;
3. Untuk mengembangkan sikap bijaksana dalam menggunakan uang; 4. Untuk mererat tali persaudaraan dan saling kepedulian;
5. Menumbuhkan sikap percaya diri. Dan pada intinya, pengembangan masyarakat bermuara kepada
mandirinya masyarakat serta tercerahkan dalam memiliki pola pikir.
Universitas Sumatera Utara
53
Bagan Alur Pikir
Perhimpunan KSPPM
CU Harapan Maju
Pendidikan Nonformal:
Melalui Pelatihan- Pelatihan
Menciptakan Kemandirin masyarakat: 1. Peningkatan sumber ekonomi melalui ekonomi mikro.
2. Menciptakan sumber modal dengan pinjaman suku bunga rendah, cepat dan terarah.
3. Berkembangnya paradigma masyarakat yang semakin maju.
4. Runtuhnya margaisme.
Universitas Sumatera Utara
54
2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.8.1 Defenisi Konsep