34 2. Problem Solving. Pemberdayaan harus memberikan arti terjadinya
pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat.
3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri.
4. Self development and coordination. Artinya, mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri.
5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dalam menetapkan langkah
ke depan. 6. Self decism. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya
dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri Saraswati, 1997:79-80.
2.2.2 Mandiri dalam Upaya Kesejahteraan Sosial
Dalam pandangan Kartasasmita 1997: 11-12 upaya memandirikan masyarakat adalah sebagai proses untuk mencapai serta meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain, memandirikan masyarakat adalah memampukan masyarakat agar tercapai kesejahteraan sosialnya.
Terminologi kesejahteraan sosial secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu “kesejahteraan dan sosial”. Kata sosial menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah yang berhubungan dengan masyarakat. Sedangkan kesejahteraan
Universitas Sumatera Utara
35 merujuk kepada kondisi aman, sentosa, makmur, selamat terlepas dari segala
ancaman, gangguan dan kesusahan. Dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat
1:” kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
2.2.3 Peran Pekerja Sosial
Tujuan dasar dari pekerja sosial adalah menolong klien-kllien agar berdaya menolong diri mereka sendiri atau menolong masyarakat agar dapat berdaya
menolong diri mereka. Pekerja sosial berusaha menolong mereka untuk meningkatkan pemahamannya tentang diri sendiri dan hubungannya dengan orang
lain, serta menghubungkannya dengan sistem sumber yang tersedia dalam masyarakat demi pemecahan masalah seseorang itu. Adapun peran-peran seorang
pekerja sosial dalam menolong individu maupun masyarakat adalah: 1. Fasilitator
Hal ini perlu disadari karena masyarakat seringkali dianggap sebagai pihak yang tidak mempunyai kemampuan, baik oleh masyarakat itu sendiri maupun dari
pemerintah. Oleh karena itu, pekerja sosial harus tampil dengan pandangan yang berbeda dengan yang lainnya tentang keadaan masyarakat, yaitu dengan sikap
optimistik bahwa masyarakat dapat dirancang untuk berkapabelitas. Masyarakat perlu di support dan dibantu untuk mengetahui kapasitas yang mereka miliki.
2. Perantara Peran pekerja sosial sebagai perantara berarti mampu meningkatkan
kualitas hubungan antar pihak-pihak yang terkait dengan masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
36 Sesuai dengan kemampuan dasar pekerja sosial, maka pekerja sosial harus mampu
mengagitasi masyarakat bahwa kedua-duanya menghasilkan keuntungan dikedua belah pihak.
3. Pembela Tujuan sebagai pembela disini adalah agar pihak-pihak yang melakukan
program kesejahteraan sosial dapat menjalankan kewajiban hukum. Perlu dipahami bahwa pekerja sosial tidak tampil sebagai pembela dalam arti hukum
atau institusi pengadilan, tetapi tampil dengan tindakan edukatif dengan tujuan agar pihak penyelenggara program menyadari kewajibannya terhadap
masayarakat setempat demi menjalin hubungan yang baik. 4. Pelindung
Peran pekerja sosial sebagai pelindung sangat penting, dimana hal ini merupakan konsekuensi logis terhadap masyarakat setepat yang kerap kali
menjadi pihak yang tidak berdaya jika dihadapkan dengan pihak penyelenggara program. Oleh karena itu, peran pekerja sosial sebagai pelindung diharapkan
dapat mendukung masyarakat setempat dalam upaya memperoleh hak-hak mereka Siagian, 2010:95-96.
2.3 Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat