3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka, rumusan
masalah dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama H = Ukuran perusahaan, pertumbuhan, risiko keuangn
struktur aktiva dan non debt tax shield berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan real
estate terdaftar di Bursa Efek Enam Negara ASEAN. a. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal. Ukuran perusahaan positif menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka struktur modal akan meningkat. Hal ini disebabkan karena perusahaan berukuran besar lebih mudah mendapatkan pinjaman untuk
meningkatkan struktur modal dan mempunyai kemampuan untuk mengembalikan hutang. Werner 2009 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
yang diukur dengan total aktiva menghasilkan signifikan terhadap struktur modal.
b. Pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan agency cost antara pemegang
saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan
untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Werner 2009 menunjukkan bahwa pertumbuhan menghasilkan signifikan
terhadap struktur modal. c. Pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal
Risiko bisnis adalah ketidakpastian dalam proyeksi perusahaan atas tingkat pengembalian atau laba di masa mendatang. Dalam Trade–off theory
bahwa semakin banyak hutang semakin tinggi beban atau risiko yang ditanggung perusahaan seperti : agency cost, biaya kebangkrutan, keengganan
kreditur untuk memberi pinjaman dalam jumlah besar. Sebagai implikasinya, perusahaan dengan risiko bisnis besar harus menggunakan hutang lebih kecil
dibanding perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang yang besar akan mempersulit perusahaan
dalam mengembalikan hutang. Prasad et al. 2001 memberikan bukti mengenai determinan struktur
modal dari perusahaan-perusahaan Malaysia dan Thailand. Kesulitan keuangan diukur sebagai standar deviasi dari laba setelah pajak atas total asset. Mereka
menemukan bahwa risiko di Malaysia adalah negatif terkait dengan utang jangka panjang dan untuk Thailand ternyata tidak signifikan. Volatilitas laba umumnya
digunakan sebagai proxy untuk kesulitan keuangan dan pada umumnya negatif terkait dengan leverage. Prasad et al. 2001 juga membuktikan hubungan positif
Universitas Sumatera Utara
didasarkan pada model penentuan harga opsi dan model asset harga sebagai varians dari nilai meningkat perusahaan asset, risiko sistematis penurunan
ekuitas. Sehingga, risiko bisnis menjadi positif terkait dengan leverage. d. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
Perusahaan yang struktur aktivanya fleksibel, cenderung menggunakan leverage yang fleksibel dimana adanya kecenderungan menggunakan leverage
yang lebih besar daripada perusahaan yang struktur assetnya tidak fleksibel. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak
mengandalkan pada modal eksternal. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan
hutang dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Perusahaan yang memiliki asset nyata lebih banyak akan memiliki posisi
yang lebih baik ketika melakukan pinjaman, diharapkan risiko kegagalannya menjadi lebih rendah dan hal ini memungkinkannya untuk menggunakan lebih
banyak utang. Sehingga antara asset nyata dan utang memiliki hubungan positif. Hubungan positif ini didukung dari beberapa penelitian yang dilakukan di
negara-negara maju Rajan dan Zingales, 1995 e. Pengaruh Non Debt Tax Shields terhadap struktur modal
Non debt tax shields dipertimbangkan dalam penentuan struktur modal, karena dalam kaitannya dengan pajak, perusahaan telah memperoleh keuntungan
pajak atas pembayaran bunga pinjaman interest tax shield, selain perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan pajak yang lain disebut non debt tax shield
yaitu keuntungan pajak yang diperoleh perusahaan selain bunga pinjaman yang
dibayarkan
Universitas Sumatera Utara
De Angelo dan Masulis 1980 menunjukkan model struktur modal yang optimal sehubungan dengan adanya pajak baik personal maupun badan, dan non
debt tax shield penghematan pajak dari akun non-utang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengurangan pajak dari depresiasi akan mensubstitusi
manfaat pajak dari pendanaan secara kredit. Sehinggga perusahaan dengan non debt tax shield yang besar akan menggunakan sedikit utang.
2. Hipotesis Kedua H = Ukuran perusahaan, pertumbuhan, risiko keuangan,