Risiko Keuangan Struktur Aktiva

kesempatan investasi perusahaan dengan efek total diharapkan berimplikasi pada rendahnya tingkat leverage. Implikasinya, semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan semakin rendah tingkat leveragenya. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya Sartono, 2010. Hasil penelitian Werner 2009 menunjukkan bahwa pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.

2.1.4. Risiko Keuangan

Agnes 2005 berpendapat bahwa risiko adalah kemungkinan penyimpangan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan yang diharapkan, dengan kata lain risiko adalah merupakan variabilitas dari tingkat pendapatan. Ini berarti tinggi rendahnya risiko akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan. Pengertian risiko menunjukkan kemungkinan bahwa beberapa kejadian yang tidak diinginkan akan terjadi. Pengertian ini memberi isyarat bahwa risiko tersebut merupakan penyimpangan dari apa yang telah direncanakan dengan apa yang terjadi. Menurut Gibson 1992, ada dua pendekatan untuk mengukur besarnya rasio leverage, yaitu : 1 pendekatan dengan menggunakan data dari neraca untuk mengetahui besarnya pinjaman yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktiva; dan 2 pendekatan dengan menggunakan data dari laporan laba rugi mengukur Universitas Sumatera Utara kemampuan perusahaan membayar beban-beban yang berupa bunga atas pinjaman, peneliti sebelumnya menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas pengaruh risiko keuangan terhadap struktur modal. Berdasarkan Signaling theory penggunaan hutang memberikan sinyal positif pada pasar. Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa mendatang. Brigham dan Houston 2005 mengatakan bahwa penggunaan hutang yang terlampau besar juga tidak dapat dibenarkan karena pada tingkat tertentu penambahan hutang akan menurunkan intensitas modal perusahaan akibat dari pembayaran bunga yang sangat tinggi, seperti apa yang disebutkan dalam teori trade-off penggunaan hutang yang terlampau besar akan menimbulkan biaya kebangkrutan yang tinggi pula.

2.1.5. Struktur Aktiva

Variabel ini berhubungan dengan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dapat dijadikan jaminan ketika perusahaan menerbitkan hutang. Perusahaan yang memiliki struktur aktivanya lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Hal ini didasarkan pada pendapat umum bahwa investor akan selalu memberikan pinjaman bila ada jaminan. Menurut Myers dan Majluf, 1984 menyatakan bahwa komposisi struktur aktiva perusahaan yang dapat dijadikan jaminan struktur aktiva, berpengaruh terhadap sumber pendanaan. Chevalier et. al 2006 menyatakan bahwa secara umum struktur aktiva memiliki hubungan positif dengan rasio hutang. Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah “Perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap” Riyanto, 2001. Selanjutnya yang dimaksud dengan artian absolut adalah Universitas Sumatera Utara perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan yang dimaksud dengan artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk persentase. Sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan berapa besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki. Karena hal ini menyangkut seberapa besar dana yang dibutuhkan yang berkaitan langsung dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Syamsuddin 2007, menjelaskan bahwa: Alokasi untuk masing-masing komponen aktiva mempunyai pengertian “berapa jumlah rupiah” yang harus dialokasikan untuk masing-masing komponen aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sesudah menentukan alokasi untuk kedua macam aktiva tersebut maka biasanya seorang manajer harus menentukan alokasi optimal untuk masing-masing komponen aktiva lancar. Disamping itu seorang manajer keuangan juga harus menentukan alokasi untuk setiap komponen aktiva tetap serta umur dari masing- masing komponen tersebut, kapan harus diadakan perbaikan, penggantian dan sebagainya.

2.1.6. Non Debt Tax Shield

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Tangibility, Ukuran Perusahaan, Risiko, Nondebt Tax Shield, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 55 136

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013.

3 15 134

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

0 2 19

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non-Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

4 11 17

Pengaruh Current Tax dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.

2 5 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 22

PENGARUH PROFITABILITAS, NON-DEBT TAX SHIELD DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

0 0 6

Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 8

Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 15