Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori penelitian, peneliti mengidentifikasi beberapa variabel independen yaitu variabel ukuran perusahaan X 1 , pertumbuhan X 2 , risiko keuangan X 3 , struktur aktiva X 4 , non debt tax shield X 5 . Penelitian ini dilakukan dinegara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada model penelitian seperti pada berikut ini : Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1 Kerangka Konsep Struktur Modal Y Struktur Aktiva X 4 Ukuran X 1 Pertumbuhan X 2 Non Debt Tax Shield X 5 Risiko Keuangan X 3 Universitas Sumatera Utara Menurut Pecking Order Theory Ukuran Perusahaan menunjukkan jika semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit menggunakan hutang. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar atau kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Ukuran perusahaan mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu dari pada perusahaan kecil Rachmaf, 2004. Pertumbuhan, pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal, dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan utang. Menurut Sartono 2010 pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan agency cost, dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Agnes 2005 berpendapat bahwa risiko perusahaan adalah kemungkinan penyimpangan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan yang diharapkan, dengan kata lain risiko adalah merupakan variabilitas dari tingkat pendapatan. Dalam Trade-off models juga mengemukakan bahwa dalam kenyataannya, Universitas Sumatera Utara penggunaan hutang 100 sulit dijumpai dan semakin banyak hutang semakin tinggi beban atau risiko yang ditanggung perusahaan seperti : agency cost, biaya kebangkrutan, keengganan kreditur untuk memberi pinjaman dalam jumlah besar . Perusahaan yang memiliki struktur aktivanya lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Hal ini didasarkan pada pendapat umum bahwa investor akan selalu memberikan pinjaman bila ada jaminan. Menurut Myers dan Majluf, 1984 menyatakan bahwa komposisi struktur aktiva perusahaan yang dapat dijadikan jaminan struktur aktiva, berpengaruh terhadap sumber pendanaan. Chevalier et. al 2006 menyatakan bahwa secara umum struktur aktiva memiliki hubungan positif dengan rasio hutang. Ketika perusahaan memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, penilaian assetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi penggunaan utangnya ketika proporsi aktiva berwujud meningkat Selanjutnya Non debt tax shield adalah variabel penentu kebijakan struktur modal, non debt tax shield bukan sebagai pengurang pendapatan dalam laporan laba dan rugi yang dapat mengurangi pajak penghasilan. Non debt tax shield diperhitungkan sebagai penentu kebijakan struktur modal perusahaan seperti variabel-variabel: struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, keunikan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas Djumahir, 2005. Dalam struktur modal non debt tax shield sebagai proksi manfaat hutang karena fasilitas penghematan pajak dan substitusi biaya bunga, akan berkurang saat menghitung pajak perusahaan DeAngelo dan Masulis, 1980 Universitas Sumatera Utara

3.2. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Tangibility, Ukuran Perusahaan, Risiko, Nondebt Tax Shield, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 55 136

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERTUMBUHAN ASET DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2013.

3 15 134

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

0 2 19

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non-Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

4 11 17

Pengaruh Current Tax dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.

2 5 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 22

PENGARUH PROFITABILITAS, NON-DEBT TAX SHIELD DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

0 0 6

Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 8

Pengaruh faktor ukuran, pertumbuhan, risiko keuangan, struktur aktiva dan non debt tax shield perusahaan terhadap struktur modal pada Bursa Efek Enam Negara ASEAN

0 0 15