Bahasa Politik KAJIAN TEORI

2. Afektif

Fungsi afektif dari bahasa terkait dengan siapa yang “bolehberhak” mengatakan apa, di mana ini erat sekali kaitannya dengan kekuasaan dan status sosial Thomas dan Shan Wareing, 2007: 14

3. Estetik

Fungsi afektif lebih menekankan pada aspek-aspek untuk memperoleh hasil tertentu, misal penghormatan, kesenangan atau basa basi semata. Fungsi afektif tidak memberikan memberikan informasi apa pun kepada siapa pun. Sebagaimana penjelasan dari Thomas dan Shan Wareing 2007: 13-14, jika kemudian setelah bunga itu selesai ditata, dan kemudian ada orang yang bertamu dan berkome ntar: “Bunga yang indah” dan anda berkata “terima kasih”, maka itu adalah contoh dari penggunaan aspek phaticbasa-basi dari bahasa. Adapun menurut Putrayasa 2003: 11 tujuan penggunaan ragam bahasa politik dalam khususnya dalam media cetak adalah memvariasikan kalimat yang digunakan oleh penguasa pejabat, untuk menghormati atau menghargai, untuk menghaluskan, dan untuk penekananpenguatan maksud. Di samping itu, ada juga yang bertujuan untuk variasi kalimat sekaligus menghaluskan, atau variasi kalimat sekaligus penguatan. Tujuan politik adalah untuk dikomunikasikan. Menurut Siahaan 1991: 68, efek yang ditimbulkan dalam komunikasi politik terbagi menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan behavioral atau psikomotoris. Menurut Leech 2011: 164-165, tujuan berbahasa secara umum bisa di klasifikasikan berdasarkan teori pengaruh sopan santun Searle sebagai berikut. 1. Asertif Assertives: n terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. Segi sopan santun fungsi ini cenderung netral karena termasuk kategori bekerja sama kolaboratif. 2. Direktif Directives: bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh petutur, misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat. Fungsi direktif sering dimasukkan ke dalam kategori kompetitif. 3. Komisif Commissives: n sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, menawarkan, berkaul. Fungsi ini menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi kepentingan mitra tutur. 4. Ekspresif Expressive fungsi ilokusi ini ialah mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya mengucapkan terimakasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, dan mengucapkan belasungkawa. 5. Deklarasi Declarations: berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya mengundurkan diri, membaptis, memecat, memberi nama,