masyarakat  luas  agar  bisa  menambah  kepercayaan  masyarakat  kepada pasangan  tersebut.  Hal  ini  dilakukan  untuk  meyakinkan  informasi  yang
disampaikan  tersebut  secara  lebih  mendalam  kepada  lawan  debat  serta masyarakat  luas  secara  umum,    sehingga  tujuan  politik  untuk  dapat
mengambil hati masyarakat dapat tercapai.
c. Sindiran
Pelanggaran  maksim  kerjasama  dalam  debat  capres  cawapres
Republik  Indonesia ditemukan dengan maksud untuk  menyindir. Adapun
maksud  menyindir  dalam  debat  capres  cawapres  Republik  Indonesia tersebut ditemukan dengan jumlah 4 data.
Pelanggaran  maksim  dengan  maksud  untuk  menyindir  ini  salah satunya  terjadi  karena  adanya  pelanggaran  maksim  kuantitas  dan  cara.
Maksud sindiran tersebut dapat dilihat pada data berikut. 32  Konteks
:  Jusuf  Kalla  memberikan  pernyataan  klarifikasi  terkait pernyataan  dari  pidato  kampanye  Prabowo,  yang
menyingung tentang mafia dan kekuasaan para maling – maling pada pihak tertentu. Pada sesi sebelumnyam
Joko Widodo
juga mengklarifikasi
melalui pertanyaannya  kepada  pasangan  lawan,  adapun
pertanyaan Joko Widodo tersebut a dalah “Pidato bapak
itu ditujukan kepada siapa?” Pertanyaan  :
“Pidato bapak itu ditujukan kepada siapa?” Jawaban
Calon presiden
:  Tapi  saya  ingin  jelaskan  bahwa  apa  yang  disebut  tadi pak  Hatta,  itu  tentang  hukum  pendapat  hukum,
semuanya  sudah  di  adili  kena  di  KPK.  Minyaknya ada di KPK, dagingnya ada di KPK, hajinya sudah
ada di KPK, Al-
Qur’an pun ada di KPK, semuanya
sudah  jelas  dan  yang  Alhamdulillah  tidak  ada disini,
tidak ada..
itu saja
masalahnya.. terimakasih..
05050714S5-39
Pada  data  32  tersebut  terdapat  pelanggaran  maksim  kuantitas  dan cara sekaligus. Tuturan “Minyaknya ada di KPK, dagingnya ada di KPK,
hajinya sudah ada di KPK, Al- Qur’an pun ada di KPK, semuanya sudah
jelas  dan  yang  Alhamdulillah  tidak  ada  disini,  tidak  ada..  itu  saja masalahnya.. terimakasih” ini melanggar maksim kuantitas dan cara. Hal
ini  terjadi  karena  tuturan  tersebut  memberikan  informasi  yang  melebihi dari yang dibutuhkan dan berpanjang lebar.
Tuturan  yang  melanggar  maksim  ini  menimbulkan  adanya  maksud percakapan.  Tuturan  tersebut  dimaksudkan  untuk  memberikan  sindiran
terkait pelaku korupsi yang sedang diadili oleh KPK pada saat itu. Penutur ingin  menyampaikan  sindiran  melalui  tuturannya  untuk  menjatuhkan
pasangan  lawan  yang  mayoritas  didukung  oleh  partai  yang  terjerat  kasus korupsi.  Hal  ini  dilakukan  untuk  menjatuhkan,  mengecilkan  mental
pasangan lawan terkait pembahasan tentang hukum.
d. Pembelaan
Pelanggaran  maksim  kerjasama  dalam  debat  capres  cawapres
Republik  Indonesia  ditemukan  dengan  maksud  untuk  menyampaikan.
Maksud  pembelaan  dalam  debat  capres  cawapres  Republik  Indonesia tersebut ditemukan dengan jumlah 16 data.
Maksud  pembelaan  ini  salah  satunya  terjadi  karena  adanya pelanggaran  maksim  kuantitas  dan  cara.  Maksud  berupa  pembelaan
tersebut dapat dilihat pada data berikut. 33  Konteks
:  Joko  Widodo  menanggapi  pertanyaan  dari  Prabowo Subianto.  Adapun  pertanyaan  tersebut  menyinggung
tentang  strategi  Joko  Widodo  untuk  menciptakan teknologi  tinggi  untuk  pertahanan  Indonesia.  Namun,
Prabowo  melalui  pertanyaannya  juga  menyinggung tentang  penjualan  Indosat  kepada  asing  ketika  era
Presiden  Megawati.  Megawati  sendiri  pada  saat tersebut menjadi koalisi pendukung Joko widodo.
Pertanyaan  :  Apabila  bapak  jadi  presiden,  apa  langkah  bapak? Apakah bapak akan membeli kembali Indosat itu?
Jawaban Calon
presiden :  Dan  yang  kedua  mengenai  indosat.  Ini  perlu  kami
sampaikan  bahwa  saat  itu  tahun  98  itu  krisis  berat, krisis  berat.  Dan  pada  saat  ibu  Megawati  menjadi
presiden  saat  itu,  kondisi  ekonomi  masih  belum baik.  Kita  jangan  berbicara  sekarang  pada  posisi
normal, tetapi bicaralah pada saat krisis dan imbas dari krisis, keuangan APBN kita masih berat.
03220614S5-4
Pada  data  33  tersebut  terdapat  pelanggaran  maksim  kuantitas  dan cara  sekaligus.  Tuturan
“…ibu  Megawati  menjadi  presiden  saat  itu, kondisi ekonomi masih belum baik. Kita jangan berbicara sekarang pada
posisi  normal,  tetapi  bicaralah  pada  saat  krisis  dan  imbas  dari  krisis, keuangan  APBN  kita  masih  berat”  ini  melanggar  maksim  kuantitas  dan