Pengujian Hipotesis Kelima H

Keuangan Perbankan sebsar 0,006. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Audit Internal dengan Kinerja Keuangan Perbankan. Nilai koefisiensi determinasi r 2 sebesar 0,025 menujukkan bahwa Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2012-2014 dipengaruhi oleh 2,5 variabel Audit Internal dan 97,5 dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Selain hal tersebut, nilai siginifikansi Audit Internal lebih besar dari nilai α = 5 0,075 0,050. Nilai sig ini menunjukkan bahwa Audit Internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan sehingga hipotesis pertama yang menyatakan “Audit Internal berpengaru h positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan” diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Noviana Sari tahun 2013 yang menyatakan bahwa Audit Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan. Perbankan. Menurutnya, keberadaan Audit Internal terbukti mampu meningkatkan Kinerja Keuangan Perbankan, semakin baik Audit Internal maka Kinerja Keuangan juga akan semakin meningkat. Audit Internal merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit suatu perusahaan yang bertujuan untuk menyampaikan permasalahan serta temuanberikut dengan rekomendasi yang terdapat satu unit kepada manajemen unit tersebut, dan hal ini bermanfaat untuk manajemen perusahaan dalam proses pembuatan keputusan yang akan diambil. Oleh karena itu, semakin baik pelaksanaan Audit Internal suatu bank maka Kinerja Keuangan bank tersebut akan semakin baik pula. Akan tetapi, audit yang dilakukan pada perusahaan perbankan tidak hanya dilakukan oleh pihak Audit Internal perusahaan saja, namun terdapat pihak lain yang melakukan pengauditan pada bank tersebut diantaranya yaitu Bank Indonesia, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKAP, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, dan Kantor Akuntan Publik KAP. Laporan hasil audit tersebut disusun setelah auditor melakukan analisa dan penelitian setelah melalui proses pengauditan serta memberikan saran perbaikan serta informasi obyektif atas kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen bank. Dengan adanya beberapa pihak yang terkait dalam proses audit pada perusahaan perbankan, hal ini lah yang mempengaruhi Audit Internal pada perusahaan perbankan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

yang Terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.Hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi yang mempunyai nilai 0,010 dan nilai konstan 1,555, dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 0,478 1,663. Nilai konstanta sebesar 1,555 menunjukkan bahwa jika variabel Intellectual Capital dianggap konstan, maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan akan menjadi sebesar 1,555. Nilai koefisienai regresi sebesar 0,010 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 poin Intellectual Capital akan menaikkan nilai Kinerja Keuangan Perbankan sebsar 0,010. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan Perbankan. Nilai koefisiensi determinasi r 2 sebesar 0,03 menujukkan bahwa Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2012-2014 dipengaruhi oleh 3 variabel Intellectual Capitaldan 97 dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Selain itu, nilai siginifikansi Intellectual Capital lebih besar dari nilai α = 5 0,317 0,050. Nilai sig ini menunjukkan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan sehingga hipotesis kedua yang menyatakan “Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan” diterima.Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Rofi Farih 2010 yang menunjukkan bahwa variabel Intellectual Capital memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Apabila suatu perusahaan dapat mengelola sumber daya intelektual Intellectual Capital secara maksimal maka akan mampu menciptakan value added dan keunggulan kompetitif yang akan menghasilkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Melalui Intellectual Capital, kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena perusahaan yang memiliki Intellectual Capital yang lebih tinggi cenderung memiliki kinerja masa depan yang baik. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan hasil Intellectual Capital memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Rendahnya pengaruh ini dapat disebabkan oleh Intellectual Capital yang dimiliki oleh bank belum dapat memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan selain itu juga dapat dipengaruhi oleh belum efektif dan efisiennya Intellectual Capital dalam perusahaan perbankan.

3. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan. Hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi yang mempunyai nilai 0,11 dan nilai konstan 1,583, dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 0,557 1,663. Nilai konstanta sebesar 1,583 menunjukkan bahwa jika variabel Dewan Komisaris dianggap konstan, maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan akan menjadi sebesar 1,583. Nilai koefisienai regresi sebesar 0,11 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 poin Dewan Komisaris akan menaikkan nilai Kinerja Keuangan Perbankan sebsar 0,11. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Dewan Komisaris Kinerja Keuangan Perbankan. Nilai koefisiensi determinasi r 2 sebesar 0,03 menujukkan bahwa Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2012-2014 dipengaruhi oleh 3 variabel Dewan Komisarisdan 97 dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Selain itu, nilai siginifikansi Dewan Komisaris lebih besar dari nilai α = 5 0,290 0,050. Nilai sig ini