Pengujian Hipotesis Keempat H

d Nilai koefisien regresi Dewan Komisaris sebesar 0,007 berarti bahwa jika terjadi kenaikan 1 poin, maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan akan naik sebesar 0,007 poin. e Nilai koefisien regresi Dewan Direksi sebesar -0,027 berarti bhawa jika terjadi kenaikan 1 poin, maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan akan turun sebesar -0,027 poin. 2 Koefisien Determinasi Ganda R 2 Tabel 23. Hasil Analisis Koefisiensi Determinasi Ganda H 5 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,212 a 0,045 3 0,2831 Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan tabel 22 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi ganda Adjusted R 2 sebesar 0,003 artinya 0,03 variabel Kinerja Keuangan dipengaruhi oleh variabel Audit Internal, Intellectual Capital, Dewan Komisaris, dan Komite Audit secara bersama-sama. 3 Uji Signifikansi dengan Uji F Tabel 24. Hasil Uji F H 5 Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 0,298 4 0,074 0,928 ,226 b Residual 6,331 79 0,08 Total 6,629 83 Sumber: Hasil Olah Data Berdasarkan tabel 23 di atas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 0,928. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5 yaitu sebesar 2,48, maka nilai F hitung lebih kecil daripada t tabel 0,928 2,48. Nilai signifikansi sebesar 0,226 pada tabel di atas menunjukkan bahwa Audit Internal, Intellectual Capital, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Hal ini dikarenakan nilai signikansi 0,226 lebih besar dari nilai α = 5 0,050.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Pembahasan masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Pengaruh Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Audit Internal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi yang mempunyai nilai 0,006 dan nilai konstan 1,460, dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel 1,448 1,663. Nilai konstanta sebesar 1,460 menunjukkan bahwa jika variabel Audit Internal dianggap konstan, maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan akan menjadi sebesar 1,460. Nilai koefisienai regresi sebesar 0,006 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 poin Audit Internal akan menaikkan nilai Kinerja Keuangan Perbankan sebsar 0,006. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya hubungan positif Audit Internal dengan Kinerja Keuangan Perbankan. Nilai koefisiensi determinasi r 2 sebesar 0,025 menujukkan bahwa Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia periode 2012-2014 dipengaruhi oleh 2,5 variabel Audit Internal dan 97,5 dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Selain hal tersebut, nilai siginifikansi Audit Internal lebih besar dari nilai α = 5 0,075 0,050. Nilai sig ini menunjukkan bahwa Audit Internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan sehingga hipotesis pertama yang menyatakan “Audit Internal berpengaru h positif terhadap Kinerja Keuangan Perbankan” diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Noviana Sari tahun 2013 yang menyatakan bahwa Audit Internal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan. Perbankan. Menurutnya, keberadaan Audit Internal terbukti mampu meningkatkan Kinerja Keuangan Perbankan, semakin baik Audit Internal maka Kinerja Keuangan juga akan semakin meningkat. Audit Internal merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit suatu perusahaan yang bertujuan untuk menyampaikan permasalahan serta temuanberikut dengan rekomendasi yang terdapat satu unit kepada manajemen unit tersebut, dan hal ini bermanfaat untuk manajemen perusahaan dalam proses pembuatan keputusan yang akan diambil. Oleh karena itu, semakin baik pelaksanaan Audit Internal suatu