Aspek komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak

31 kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap. f. Mencari kesenangan atau menghabisan waktu Disamping mendapatkan kesenangan, komunikasi interpersonal dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran dan memerlukan suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari. g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi mis communication dan salah interpretasi mis interpretasi yang terjadi antara sumber dan penerima pesan. Dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi. h. Memberikan bantuan Konseling Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya.

3. Aspek komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak

Aspek komuikasi interpersonal orang tua dengan anak menurut Devito adalah sebagai berikut: 32 1. Keterbukaan Keterbukaan berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Dalam Devito 2011, 286 kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator antarpribadi harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Hal ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran Bochner Kelly Devito, 2011: 286. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan memang “milik” anda dan anda bertanggung jawab atasnya. Orang tua seyogyanya dapat memfasilitasi kondisi munculnya keterbukaan. Kondisi keterbukaan dapat diwujudkan apabila orang tua maupun anak dapat berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, serta terjadi komunikasi secara tatap muka antara anak dan orang tua. Komunikasi secara tatap muka dirasa penting karena orang tua maupun anak dapat mengetahui tanggapan dari anak secara langsung. Komunikasi tatap muka penting untuk mengubah sikap, pendapat serta perilaku seseorang. Orang tua perlu bersikap tanggap apa yang disampaikan anak agar komunikasi dapat berhasil. Perlu diciptakan suasana yang dialogis. Keterbukaan 33 mengisyaratkan orang tua bersedia menetima kritik dan saran yang disampaikan anak. Dengan sikap bersedia menerima kritik dan saran, berarti orang tua dapat mengakui perasaan dan pikiran yang dilontarkan oleh anak Herdiansyah Pratama, 2011:25-26 2. Empati Hendry Backrack Devito, 2011: 286 mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk „mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain itu. orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk kedepannya. Pengertian empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. C. B. Truax memasukkan kemampuan komunikasi seseorang sebagai bagian dari definisi empati. “Empati yang akurat”, tulis Truax, “melibatkan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini”. Empati komunikasi interpersonal yang efektif perlu didukung oleh sikap empati dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam kondisi antara orang tua dengan anak perlu ditumbuhkan sikap empati dari keduanya. Kondisi empati dapat terwujud bila orang tua bersedia memberikan perhatian kepada anak dan dapat mengetahui apa yang sedang dialami anak berkaitan dengan pekerjaannya. Orang tua dapat mengenal anak baik 34 keinginan, kemampuan dan pengalamannya sehingga orangtua dapat menghindari evaluasi, kritik, atau menilai anak menurut pandangan dan pendapatnya sendiri serta dapat menyelesaikan konflik-konflik secara damai Herdiansyah Pratama, 2011:26-27 3. Sikap mendukung Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung supportiveness . Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Oleh karena itu respon yang relevan adalah respon yang bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit. Sedangkan pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan intervensi yang disebabkan rasa percaya diri yang berlebihan. Suranto AW, 2011: 83 Dalam komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak, sikap mendukung berperan dalam menumbuhkan motivasi anak. Sikap mendukung dapat terwujud, apabila orang tua mampu menghargai ide-ide atau pendapat anak serta memberikan perhatian ketika berkomunikasi dengan anak Herdiansyah Pratama, 2011:26-27. Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan bersikap deskriptif, spontanitas, serta provisionalisme. 35 4. Sikap Positif Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pemikiran yang positif bukan prasangka dan curiga. Komunikasi interpersonal terbina bila seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Perasan positif untuk situasi komunikasi umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan istilah stroking dorongan. Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain, perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan Devito, 2011: 290. Dorongan positif dapat berupa pujian maupun penghargaan.Dorongan positif akan mendukung citra pribadi dan membuat merasa lebih baik. Sikap positif akan menunjang komunikasi interpersonal yang efektif antara orang tua dengan anak, serta memberikan perhargaan atas pekerjaan yang dilakukan oleh anak Herdiansyah Pratama, 2011:27. 5. Kesetaraan Kesetaraan atau equality merupakan pengakuan secara diam- diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, serta bahwa masing-masing pihak memiliki sesuatu yang penting untuk disumbangkan Devito, 2011; 290. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak sependapatan dan konflik lebih 36 terlihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan kesempatan untuk menjatuhkan orang lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan non verbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan „penghargaan positif tak bersyarat’ kepada orang lain Herdiansyah Pratama, 2011:28.

4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Dokumen yang terkait

Motivasi berprestasi dikalangan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) V Cilincing Jakarta Utara

0 12 36

Pengaruh Komunikasi Orangtua dan Motivasi Belajar Terhadap Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas Swasta di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.

0 5 184

Hubungan Persepsi Diri dan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Berprestasi Anak Pidana Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Klas II A Tangerang

3 34 188

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 4 34

KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SMA NEGERI 1 GEYER GROBOGAN Komunikasi Interpersonal Kepala Sma Negeri 1 Geyer Grobogan.

0 3 17

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU DI SD NEGERI KECAMATAN TANJUNG MORAWA.

0 2 32

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR (Studi korelasi antara Berprestasi dengan Prestasi Belajar Sekolah Dasar Negeri POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR Studi korelasi antara Pola Kom

0 0 17

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR (Studi korelasi antara Pola Komunikasi Interpersonal Keluarga, Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Anak di Kalangan Siswa Kelas V-VI Sekolah Dasar Negeri Parangjoro

0 0 6

PERILAKU BERPRESTASI DITINJAU DARI KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN ANAK - Unika Repository

0 0 14

PERILAKU BERPRESTASI DITINJAU DARI KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN ANAK - Unika Repository

0 0 49