45 mengenali diri siswa, dan membangkitkan rasa kepercayaan diri dan
keterbukaan diri siswa. Kontribusi dalam layanan bimbingan sosial yang merupakan
pelayanan yang diberikan guna membantu siswa agar memahami diri kaitannya dengan lingkungan sosial di sekitarnya, mampu berkomunikasi
dengan baik, memahami peran sebagai anggota keluarga dan masyarakat luas, serta mampu menyelesaikan konflik terhadap diri sendiri. Diharapkan
kedepannya penelitian ini membantu keterbukaannya hubungan yang baik antara orang tua terhadap anaknya, baik hubungan dan interaksi yang
terjadi diantara keduanya. Sehingga konselor dapat memberikan layanan yang sesuai dengan permasalahan yang dialami siswa.
Kontribusi dalam layanan bimbingan belajar, yakni pelayanan yang diberikan oleh pembimbing bertujuan mengenal, memahai cara belajar
yang efektif dan efisien, tertib, disiplin belajar baik mandiri maupun kelompok, serta meningkatkan cara belajar yang baik, dengan penelitian
ini diharapkan konselor mengetahui lebih banyak akan berbagai macam faktor penyebab dalam penurunan prestasi siswa sehingga konselor dapat
memberikan layanan guna meningkatkan motivasi berprestasi serta meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
F. Kerangka Berfikir
Masa remaja merupakan periode penting dalam kehidupan manusia. Masa remaja adalah proses dimana seorang anak memulai
46 kehidupannya menuju kematangan dan kemandirian pada saat dewasa.
Keluarga menurut Gerungan Desiani Maentiningsih, 2008 merupakan faktor penting dalam perkembangan seorang anak. Keluarga adalah
kelompok sosial pertama dalam kehidupan individu sebagai tempat seseorang untuk belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam
hubungan interaksi dengan kelompoknya. Pada masa remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan yang akan selalu
berubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan keinginan. Salah satunya merupakan kebutuhan akan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi
digunakan oleh remaja untuk menggerakkan diri dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya karena
pada masa ini remaja menyadari dan sudah memiliki gambaran akan keberhasilan atau kegagalan dimasa dewasa yang akan datang. Motivasi
berprestasi sangatlah diperlukan oleh remaja sebagai daya penggerak untuk mencapai taraf prestasi yang lebih tinggi serta mencapai
kesuksessan yang diinginkan
need achievement.
Seseorang berkemauan
untuk menyelesaikan
tugas serta
meningkatkan
performance
mereka karena kebutuhan akan prestasi. Kebutuhan berprestasi didiorong oleh tanggung jawab, harapan untuk
melakukan tugas, dan harapan untuk sukses. Harapan seorang anak atau siswa terbentuk dari harapan siswa itu sendiri, guru, dan juga harapan dari
orangt ua.
47 Hubungan orang tua dengan anak merupakan salah satu faktor
dalam pembentukan motivasi berprestasi anak. Kebutuhan dasar McClelland tentang kebutuhan affiliasi, seseorang merefleksikan
keinginannya agar mempunyai hubungan yang harmonis, kooperatif, serta sikap persahabatan dengan orang lain. Junaidi mengatakan bahwa
hubungan orang tua dengan anak yang harmonis terjalin melalui interaksi diantara keduanya melalui komunikasi interpersonal yang baik diantara
keduanya. Anak dan orang tua akan saling menyampaikan pesan, bagaimana minat, harapan, tanggung jawab anak maupun orang tua
sehingga tercipta komunikasi dua arah yang saling mendukung dan terbuka. Argument serta umpan balik yang terjalin dalam komunikasi
interpersonal akan memberikan pandangan tentang harapan bagi anak. Motivasi berprestasi juga didasari oleh kebutuhan berkuasa.
Kebutuhan akan kekuasaan sangat dekat hubugannya dengan keinginan untuk meraih posisi kepemimpinan, oleh karenanya seseorang siswa harus
memiliki konsep diri yang baik. Melalui komunikasi interpersonal orang tua dengan anak juga dapat memberitahu atau mengubah sikap, pendapat
atau perilaku seseorang, sebab komunikasi merupakan sebuah fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan bersumber makna pada
situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.
Berkaitan dengan kemungkinan adanya hubungan komunikasi interpersonal orang tua dengan anak terhadap motivasi berprestasi, dapat
48 dikatakan bila komunikasi interpersonal orang tua dengan anak berjalan
dengan baik dan mendalam, maka siswa atau remaja akan lebih kreatif, mengerjakan apa yang dikerjakannya dengan baik, dan memiliki orientasi
sukses ke depan karena ia akan lebih bersemangat dalam pencapaian prestasinya.
Kesimpulannya adalah semakin tinggi komunikasi interpersonal orang tua dengan anak maka semakin tinggi motivasi berprestasi yang
dimiliki siswa. semakin rendah komunikasi interpersonal orang tua dengan anak, maka semakin rendah motivasi berprestasi yang dimiliki.
G. Paradigma Penelitian