4.3. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan sebagai syarat uji lanjutan dalam uji multivariat regresi linear berganda. Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara 1 keunggulan, 2 Kesesuaian, 3 Kesulitan, 4 Triabilitas dan 5 Observabilitas dengan variabel dependen yaitu pemberian ASI dengan menggunakan
uji statistik
korelasi Pearson Product Moment dan tingkat
kemaknaan α = 0,05. Secara rinci
dapat di lihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9. Hubungan Sikap Responden tentang Kebijakan ASI Eksklusif Keunggulan, Kesesuaian, Kesulitan, Triabilitas, dan Observabilitas
dengan Pemberian ASI
No. Variabel
Correlation Coefficient r
Sig ρ
1. Keunggulan
0,497 0,000
2. Kesesuaian
0,454 0,000
3. Kesulitan
0,489 0,000
4. Triabilitas
0,398 0,000
5 Observabilitas
0,383 0,000
Berdasarkan acuan Calton dalam Hastono 2001 mengenai tingkat keeratan hubungan, dapat ditarik kesimpulan dari hasil Korelasi Pearson sebagai berikut :
4.3.1. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Keunggulan Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap responden tentang aspek keunggulan kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang
terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,497 dan berpola
Universitas Sumatera Utara
positif, artinya semakin baik sikap responden tentang aspek keunggulan kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI.
4.3.2. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Kesesuaian Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek kesesuaian kebijakan ASI
Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,454 dan berpola
positif, artinya semakin baik sikap responden tentang aspek kesesuaian kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI.
4.3.3. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Kesulitan Pelaksanaan
Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek kesulitan pelaksanaan kebijakan
ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,489 dan berpola
positif, artinya semakin kecil tingkat kesulitan pelaksanaan kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Triabilitas Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek triabilitas kebijakan ASI Eksklusif
dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2dua variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,398 dan berpola positif,
artinya semakin mudah melakukan aspek triabilitas kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI.
4.3.5. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Observabilitas Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek observabilitas kebijakan ASI
Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,383 dan berpola
positif, artinya semakin mudah program ASI Eksklusif di observasi maka semakin baik tindakan pemberian ASI.
4.3. Analisa Multivariat