Analisa Bivariat Pengaruh Sikap Ibu Menyusui tentang Kebijakan ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010

4.3. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan sebagai syarat uji lanjutan dalam uji multivariat regresi linear berganda. Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara 1 keunggulan, 2 Kesesuaian, 3 Kesulitan, 4 Triabilitas dan 5 Observabilitas dengan variabel dependen yaitu pemberian ASI dengan menggunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dan tingkat kemaknaan α = 0,05. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9. Hubungan Sikap Responden tentang Kebijakan ASI Eksklusif Keunggulan, Kesesuaian, Kesulitan, Triabilitas, dan Observabilitas dengan Pemberian ASI No. Variabel Correlation Coefficient r Sig ρ 1. Keunggulan 0,497 0,000 2. Kesesuaian 0,454 0,000 3. Kesulitan 0,489 0,000 4. Triabilitas 0,398 0,000 5 Observabilitas 0,383 0,000 Berdasarkan acuan Calton dalam Hastono 2001 mengenai tingkat keeratan hubungan, dapat ditarik kesimpulan dari hasil Korelasi Pearson sebagai berikut : 4.3.1. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Keunggulan Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek keunggulan kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,497 dan berpola Universitas Sumatera Utara positif, artinya semakin baik sikap responden tentang aspek keunggulan kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI. 4.3.2. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Kesesuaian Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek kesesuaian kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,454 dan berpola positif, artinya semakin baik sikap responden tentang aspek kesesuaian kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI. 4.3.3. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Kesulitan Pelaksanaan Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek kesulitan pelaksanaan kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,489 dan berpola positif, artinya semakin kecil tingkat kesulitan pelaksanaan kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI. Universitas Sumatera Utara 4.3.4. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Triabilitas Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek triabilitas kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2dua variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,398 dan berpola positif, artinya semakin mudah melakukan aspek triabilitas kebijakan ASI Eksklusif maka semakin baik tindakan pemberian ASI. 4.3.5. Hubungan Antara Sikap Responden tentang Aspek Observabilitas Kebijakan ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Berdasarkan hasil analisis Korelasi Pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden tentang aspek observabilitas kebijakan ASI Eksklusif dengan pemberian ASI, di mana nilai p = 0,000 0,05. Hubungan yang terbentuk antara 2 variabel ini menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,383 dan berpola positif, artinya semakin mudah program ASI Eksklusif di observasi maka semakin baik tindakan pemberian ASI.

4.3. Analisa Multivariat