d. Triabilitas adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-cobakan dalam batas
tertentu oleh pengadopsinya. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat
diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan mendemonstrasikan keunggulannya misalnya penggunaan laptop yang memiliki
webcamera sebagai alat berkomunikasi antar manusia yang terpisah jarak. Tetapi karena kecanggihan dan keunggulannya, pemakainya seakan berhadapan
langsung face to face. e.
Observabilitas adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihatteramati oleh penggunanya. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi,
semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan, kesesuaian,
kemampuan untuk diuji cobakan triabilitas, dan kemampuan untuk diamati observabilitas serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat
kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi Plomp, 1996.
2.4 Pengertian Kebijakan
Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu whatever government chooses to do or not to do. Easton menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan mengalokasi nilai-nilai untuk
masyarakat secara keseluruhan.” Ini mengandung konotasi tentang kewenangan
Universitas Sumatera Utara
pemerintah yang meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat. Tidak ada suatu organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup seluruh masyarakat kecuali pemerintah.
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata
nilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya
bersifat pemberi solusi problem solving dan proaktif. Berbeda dengan hukum law dan peraturan regulation, kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepretatif, meskipun
kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik.
Kebijakan harus memberi peluang diintepretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada. Masih banyak kesalahan pemahaman maupun kesalahan konsepsi tentang kebijakan.
Beberapa orang menyebut policy dalam sebutan ”kebijaksanaan”, yang maknanya sangat berbeda dengan kebijakan. Istilah kebijaksanaan adalah kearifan yang dimiliki oleh
seseorang, sedangkan kebijakan adalah aturan tertulis hasil keputusan formal organisasi. Contoh kebijakan adalah: 1 Undang-Undang, 2 Peraturan Pemerintah, 3 Keppres,
4 Kepmen, 5 Perda, 6 Keputusan Bupati, dan 7 Keputusan Direktur. Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat makro, meso, dan mikro Dunn, 1999.
Universitas Sumatera Utara
2.5. ASI Eksklusif 2.5.1. Pengertian ASI Eksklusif