yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui secara eksklusif akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker. Pada ibu yang memberikan ASI
Eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umunya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai
berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25.
e. Tidak merepotkan dan hemat waktu. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa
harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.
f. Memberi kepuasan bagi ibu ; Ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif akan
merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam ikatan batinemosional dengan bayinya.
2.5.3. Bahaya susu formula
Berbagai dampak negatif yang terjadi pada bayi akibat dari pemberian susu formula, antara lain :
1 Pencemaran
Susu buatan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu menggunakan botol dan tidak merebusnya setiap selesai memberi minum. Bakteri tumbuh sangat cepat
pada minuman buatan.
Universitas Sumatera Utara
2 Infeksi
Susu formula tidak mengandung antibodi untuk melindungi tubuh bayi terhadap infeksi. Bayi yang diberi susu formula lebih sering sakit diare dan infeksi saluran
nafas. 3
Pemborosan Ibu dari kelompok ekonomi rendah mungkin tidak mampu membeli cukup susu
formula untuk bayinya. Mereka mungkin memberi dalam jumlah lebih sedikit dan mungkin menaruh sedikit susu atau bubuk susu kedalam botol, sebagai akibatnya
bayi yang diberi susu formula sering kelaparan dan akhirnya dapat menyebabkan kurangnya gizi pada bayi.
4 Kekurangan Vitamin
Susu formula tidak mengandung vitamin yang cukup untuk bayi. ASI mengandung lebih banyak vitamin C dan vitamin D.
5 Kekurangan Zat Besi
Zat besi dari susu formula tidak diserap sempurna seperti zat besi dari ASI. Bayi yang diberi minuman buatan seperti susu formula dapat terkena anemia karena
kekurangan zat besi. 6
Lemak Yang Tidak Cocok Susu formula yang terbuat dari susu sapi mengandung banyak asam lemak jenuh
dibandingkan ASI. Untuk pertumbuhan bayi yang sehat di perlukan asam lemak esensial dan asam linoleat yang cukup, dan mungkin juga tidak mengandung
kolesterol yang cukup bagi pertumbuhan otak dan sebagai penyebab kegemukan
Universitas Sumatera Utara
obesitas pada bayi, dan sebagian susu formula tidak banyak mengandung energi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan bayi.
7 Protein Yang Tidak Cocok
Susu formula mengandung terlalu banyak kasein yang merupakan campuran asam amino yang tidak cocok dan sulit dikeluarkan atau dicerna oleh ginjal bayi
yang belum sempurna. Petugas kesehatan sering menganjurkan kepada ibu-ibu untuk mengencerkan susu formula dengan air untuk mengurangi protein total.
Tetapi susu yang diencerkan tidak mengandung asam amino esensial yang cukup yang diperlukan bagi pertumbuhan otak bayi.
8 Tidak Bisa Dicerna
Susu formula Iebih sulit dicema karena tidak mengandung enzim lipase untuk mencema lemak. Karena susu formula lambat dicerna maka Iebih lama untuk
mengisi lambung bayi dari pada ASI, akibatnya bayi tidak cepat lapar. Bayi yang diberi susu formula bisa dapat menderita sembelit, yaitu tinja menjadi lebih keras
dan tebal. 9
Alergi Bayi yang diberi susu formula terlalu dini kemungkinan menderita lebih banyak
masalah alergi, misalnya asma. Penggunaan susu formula yang tidak tepat dapat menimbulkan bahaya.
Menurut Nursalam 2005, ada 3 tiga macam bahaya yang ditimbulkan akibat pemberian susu formula pada bayi :
Universitas Sumatera Utara
1 Infeksi : dapat menyebabkan bayi menderita diare. Bayi dengan susu formula,
4 empat kali Iebih banyak terkena diare dibandingkan dengan yang diberi ASI. Infeksi umumnya disebabkan karena bakteri.
2 Oral moniliasis : bayi yang mengkonsumsi susu formula, 6 enam kali lebih banyak
terkena moniliasis pada mulut bayi. 3 Marasmus gizi : suatu keadaan gizi buruk yang disebabkan kekurangan kalori dan
protein. Pengenceran susu dengan air yang melebihi ketentuan bukan saja menurunkan kadar kalori tetapi juga kadar protein, sehingga kebutuhan bayi akan
kedua zat gizi utama tersebut tidak terpenuhi.
2.6. Kebijakan ASI Eksklusif
Kebijakan-kebijakan Pemerintah RI sehubungan penggunaan ASI Eksklusif : 1.
Inpres No.141975: Menko Kesra selaku koordinator pelaksana menetapkan bahwa salah satu program dalam usaha perbaikan gizi adalah peningkatan penggunaan ASI.
2. Permenkes No.2401985: Melarang produsen susu formula untuk mencantumkan
kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa produk tersebut setara atau lebih baik mutunya daripada ASI.
3. Permenkes No.761975: Mengharuskan produsen susu kental manis untuk
mencantumkan pada label produknya bahwa susu ini tidak cocok untuk bayi, dengan warna tulisan merah dan cukup mencolok.
4. Melarang promosi susu formula yang dimaksudkan sebagai ASI di semua sarana
pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara