2.5.2. Manfaat ASI
Ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemberian ASI, yaitu ASI dapat bermanfaat bagi bayi, perkembangan kesehatan ibu, sosial ekonomi, lingkungan keluarga
dan masyarakat.
2.5.2.1. Manfaat ASI untuk Bayi
Hasil penelitian terhadap 300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi prematur yang diberi ASI Eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna 8,3 poin
lebih tinggi dibanding bayi prematur yang tidak diberi ASI Eksklusif. Selain itu juga ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai
IQ 12,9 poin lebih tinggi dibandingkan anak yang ketika bayi tidak diberi ASI Eksklusif Roesli, 2008.
ASI mengandung zat protektif seperti lactobacillus protektus yang berfungsi mengubah asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan
bersifat asam, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti shigella, jamur serta E.Coli yang sering mengakibatkan diare. Selain itu di dalam ASI terdapat
laktoferin yang berfungsi dalam menghambat pertumbuhan kandida. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi : 1 sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua
kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan, 2 meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat antibodikekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.
ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernapasan, 3 melindungi anak dari serangan alergi, 4 mengandung asam lemak yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI Eksklusif potensial lebih pandai, 5 meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, 6 membantu pembentukan
Universitas Sumatera Utara
rahang yang bagus, 7 mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung, 8 menunjang
perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan, dan 9 menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual
dan hubungan sosial yang baik Soetjiningsih, 1997.
2.5.2.2. Manfaat ASI Bagi Ibu
Selain memberi keuntungan bagi bayi, menyusui secara eksklusif dapat memberikan keuntungan pada ibu. Menurut Roesli 2008, ada beberapa manfaat bagi
ibu yang menyusui secara eksklusif yaitu: a.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan post
partum akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi penutupan pembuluh darah sehingga akan
lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kejadian anemia dan angka kematian ibu yang melahirkan.
b. Menunda haid dan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,
murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98 tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96 tidak
akan hamil sampai bayi berusia dua belas bulan. c.
Mengecilkan rahim dan lebih cepat langsing. Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses
pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui. Oleh karena menyusui memerlukan energi, maka tubuh akan mengambilnya dari lemak
Universitas Sumatera Utara
yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui secara eksklusif akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker. Pada ibu yang memberikan ASI
Eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Pada umunya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai
berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25.
e. Tidak merepotkan dan hemat waktu. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa
harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas.
f. Memberi kepuasan bagi ibu ; Ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif akan
merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam ikatan batinemosional dengan bayinya.
2.5.3. Bahaya susu formula