wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah apakah ada pengaruh sikap ibu menyusui tentang Kebijakan ASI Eksklusif keunggulan, kesesuaian,
kesulitan, triabilitas, dan observabilitas terhadap pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sikap ibu menyusui tentang Kebijakan ASI Eksklusif keunggulan, kesesuaian, kesulitan, triabilitas, dan
observabilitas terhadap pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010.
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh sikap ibu menyusui tentang Kebijakan ASI Eksklusif keunggulan, kesesuaian, kesulitan, triabilitas, dan observabilitas terhadap pemberian ASI di wilayah
kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan dan pengembangan berkelanjutan
bagi peneliti sejenis guna meningkatkan sosialisasi keunggulan, kesesuaian, ketidaksulitan, triabilitas, observabilitas Kebijakan ASI Eksklusif sehingga
capaian cakupan ASI Eksklusif dapat ditingkatkan. 2.
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk menyusun peraturan daerah yang dituangkan dalam program
pelaksana untuk lebih menggiatkan lagi usaha pemasyarakatan Kebijakan ASI Eksklusif guna meningkatkan cakupan ASI Eksklusif khususnya di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sikap
Menurut Purwanto 1998, sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang diyakini orang tersebut. Sedangkan
menurut Notoatmodjo 2005, sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
terlihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Jadi sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
Sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Individu yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek akan cenderung membantu,
menyenangi, dan berbuat sesuatu yang menguntungkan objek tersebut. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka ia akan cenderung menjauhi,
menghindari, membenci, atau tidak menyukai objek tersebut Purwanto, 1998. Festinger dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa sering kali timbul perasaan tidak nyaman
pada seseorang karena pada saat yang bersamaan orang tersebut memegang dua ide yang saling bertentangan yang disebut dengan disonansi kognitif. Disonansi ketidak-
seimbangan biasanya terjadi ketika seseorang merasakan adanya inkonsistensi logis diantara kognisinya pengetahuan, pendapat atau keyakinannya, contohnya: pada
umumnya setiap orang setuju bahwa merokok dapat merugikan kesehatan. Tetapi pada prakteknya, masih banyak diantara orang tersebut yang masih tetap merokok. Cara
mengurangi disonansi tersebut adalah dengan merubah tingkah laku sehingga terjadi
Universitas Sumatera Utara
keselarasan antara sikap dan tindakan. Keberhasilan mencapai keseimbangan kosonansi ini menunjukkan adanya perubahan sikap, dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
2.2. Pengertian Inovasi